Awal Mula

8 6 0
                                    


  Beberapa hari yang lalu musim penghujan melanda,dan sekarang musim kemarau tiba.Saat tengah hari udara sangat panas dan gerah.

Sebuah buku dikibas-kibaskan ke arah wajah agar menghasilkan angin dan tidak gerah.Keringat Arsyila mulai bercucuran karena udara yang sangat panas.Buku di kibaskan lebih kuat sehingga udara menjadi lebih sejuk.

Arsyila berjalan ke arah penjemuran pakaian karena pakaiannya sudah kering dan harus segera diambil agar tidak bau matahari.

Walaupun memakai hijab,terik matahari terasa membakar kehidupan di bumi sehingga Arsyila memakai tambahan anduk di kepalanya agar tidak terlalu panas.

Arsyila berlari ke kobong karena kakinya terasa panas setelah menginjak rooftop yang terbakar terik matahari.

"Clek" Suara pintu terbuka dan tiba-tiba Arsyila tidak bisa melihat kedalam ruangan karena seluruh ruangan gelap gulita.

"Astaghfirullah,naha poek?" Tanyanya heran karena setahunya hari ini tidak ada konsleting listrik.

(Astaghfirullah,kenapa gelap?)

"Mati lampu ya?Kenapa harus mendadak sih?Aku kan belum menyetrika baju" Ucap Arsyila sambil memasuki kobong dengan tatapan memandang sekeliling yang gelap gulita dan berwarna serba hitam.

"Mati lampu dari mana?Lagian siang-siang lampu emang di matiin" Balas Ara sambil menatap malas dan mendapat cengiran dari Arsyila.

"Kamu kan dari luar nah diluar kan lagi panas nah pas Kamu masuk pasti bakal langsung gelap" Jelas Meyva membuat Arsyila mengangguk paham dan baru sadar.

"Bener juga sih kok jadi Aku yang bego ya?" Tanyanya kepada diri sendiri dan tidak dijawab oleh diri sendiri.

Arsyila segera mengambil setrika dan pergi ke aula karena hanya di aula yang terdapat colokan listrik.

"Bugh" Badan Arsyila menabrak seseorang didepan sana tanpa sengaja.

"Maaf Teh gak sengaja" Ucap Arsyila kepada Teh Annisa yang sedang kebingungan seperti tak tau arah.

"Iya gapapa" Jawab Annisa sambil tersenyum secara terpaksa karena seperti sedang mengalami kejadian yang menyedihkan.

"Kok senyumnya kayak yang tertekan ya?" Lirih Arsyila semoga saja Annisa tidak mendengar.

Annisa mengekori Arsyila dari belakang dan tiba-tiba duduk di samping Arsyila dengan ekspresi cemas dan bingung.

"Syil,Teteh mau curhat boleh?Gak keberatan kan?" Ucap Annisa dengan spontan dan membuat Arsyila heran karena tidak ada angin tidak ada hujan seorang Annisa yang menjabat sebagai Roisah tiba-tiba mencoba akrab dengan Arsyila.

"Boleh banget Teh,gak keberatan sama sekali" Ucap Arsyila sambil menatap tak percaya sambil memulai menyetrika hijab persegi berwarna coksu.

"Jadi gini..." Annisa menceritakan semuanya tentang peristiwa yang sedang menimpanya dengan panjang lebar dan rinci.Arsyila hanya bisa diam memaku sambil mendengarkan curhatannya dengan seksama.Tak sesekali Arsyila mengangguk paham."...Nah gitu" Annisa membereskan ceritanya.

Akhirnya Arsyila memberikan saran dan solusi agar masalahnya segera selesai.Walaupun Arsyila agak lemot, tetapi Ia bisa berfikir dewasa tentang sebuah masalah.

Annisa sangat bahagia karena hatinya sedikit lega berkat penenangan dari Arsyila.

Baju gamis,kemeja,tunik,dan bluse juga ikut disetrika agar tidak kusut,seperti hubungan Aku dengan si Dia wk.

"Terima kasih telah menjadi pendengar yang baik" Ucap Annisa sambil tersenyum dan memandang Arsyila,membuat Arsyila gugup dan malu karena baru kali ini sikap Annisa begitu hangat kepadanya.

Assalamu'alaikum Pesantren [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang