Back to Pondok Pesantren

7 8 0
                                    


Pagi-pagi buta telah tiba,Arsyila terbangun dari tidurnya dan langsung bergegas menuju kamar mandi.

Teman satu kobong Arsyila pun telah terbangun dan bergegas ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu.

Shalat shubuh di laksanakan berjamaah di masjid dengan khusu.

Santri dan santriwati melantunkan dzikir dan do'a bersama-sama.

Suasana yang sangat menenangkan dan menentramkan jiwa.

Seperti inilah rasanya berada di dalam penjara suci di lingkungan pondokan.

Arsyila melirik ke arah Ara dan ternyata Ara tertidur pulas di atas sejadah.

Arsyila mencoba membangunkannya tetapi tidak terbangun juga.

"Bangun Ra jangan tidur!" Lirih Arsyila sambil memegang pundaknya erat.

Plakkk...

Sebuah tasbih terlempar ke wajah cantik Ara dan sontak Ara pun terbangun.

"Siapa sih ngenganggu aja?!" Ucap Ara dengan ekspresi risih dan marah.

Ketika Ara melirik ke belakang dan ternyata...

"Jangan tidur!Ikutan dzikir!" Ucap Teh Annisa yang menjabat sebagai Roisah di Pondok Pesantren ini dengan ekspresi marah.

"I..i..iya Teh siap" Ucap Ara dengan terbata-bata dan ketakutan.

Siapapun yang tertidur saat itu,bersiaplah ada tasbih dan sejadah melayang di wajah.

Setelah dzikir dan do'a telah usai,pengajian shubuh pun di mulai dan seperti biasa mengaji kitab yang di gurui oleh Kang Ibnu.

Pengajian berakhir saat matahari mulai terbit dan semua santriwati pun membereskan kobong.

Arsyila langsung mandi dan makan kemudian bersiap untuk berangkat ke sekolah bersama Ara dan Teh Siti.

Hari ini,merupakan hari bahagia untuk Arsyila karena hari ini di sekolah pelajaran Geografi,Sosiologi,Ekonomi,Sejarah Indonesia dan Bahasa Arab.

**********

Pelajaran terakhir yaitu Bahasa Arab yang di gurui oleh Bu Hasanah.

Di papan tulis telah tertulis teks yang harus di hafal oleh seluruh siswa dan siswi.

Luthfi menghampiri bangku Arsyila dan Ara dan berkata "Arsyila,Luthfi minjem buku Bahasa Arab soalnya tulisan Bu Hasanah gak kelihatan jelas".

Arsyila terkejut mendengar perkataan tersebut,di samping itu Arsyila sangat bahagia.

"Ini" Ucap Arsyila sambil menyodorkan buku tulis sambil menatap wajah tampan Luthfi dengan sekejap.

Luthfi memberikan sebuah senyuman membuat Ara menggoda Arsyila sambil pipinya memerah seperti kepiting rebus.

"Makasih" Ucapan terakhir yang Luthfi lontarkan sebelum pergi ke bangkunya.

Beberapa saat kemudian...

"Ini udah,makasih ya" Ucap Luthfi sambil menyodorkan buku tulis Arsyila saat Arysila sedang fokus menulis.

"Sama-sama" Ucap Arsyila tanpa menatap Luthfi sedikit pun.

Saat Arsyila sedang memeriksa buku tulis karena khawatir ada yang salah,tiba-tiba...

"Ehhh" Lirih Arsyila karena terkejut di bagian belakang bukunya tiba-tiba ada tulisan  Aku Sangat Mencintaimu❤️.

Arsyila berfikir keras kenapa tiba-tiba ada tulisan seperti itu karena sebelumnya Arysila tidak pernah menulis.

Arsyila langsung teringat bahwa tulisan itu ada sesaat setelah Luthfi meminjam bukunya.

Deg...

Arysila mengembangkan bibirnya dan membentuk sebuah senyuman.

Bagaimana perasaan Arsyila?Sangat sangat bahagia hingga ingin terbang ke luar angkasa.

"Kenapa sih Syil?" Tanya Ara yang heran melihat Arsyila tersenyum sendiri.

"Em..Gapapa" Jawab Arysila singkat karena tidak ingin kebahagiaan nya ini tersebar kemana-mana.

"Bohong,pasti karena laki-laki" Ucap Ara yang so tau dengan perasaan Arsyila.

"Sotoy ihh" Ucap Arsyila langsung membuang muka.

"Ada apa sih?" Tanya Teh Siti karena mendengar perdebatan Arysila dan Ara.

"Gak ada apa-apa Teh" Jawab singkat Arsyila dan langsung fokus menulis kembali.

**********

Adzan ashar pun berkumandang merdu di masjid dengan cepat seluruh santri dan santriwati bergegas menuju masjid.

Rutinitas dilaksanakan seperti biasa,sholat berjamaah dan mengaji di aula.

**********

  Udara sangat menenangkan,angin sore memghembus dengan lembut,langit sore sangat mempesona dan pemandangan senja sangat indah.

Arsyila dan teman satu kobong lainnya duduk di rooftop kobong 03 sambil menikmati suasana angin sore.

"Aww" Arsyila meringis kesakitan karena kepalanya tiba-tiba terasa pusing.

"Kenapa Syil?" Tanya teman lainnya dengan kompak.

"Kepala Aku ngedadak pusing" Ucap Arsyila sambil memegang kepalanya.

Ara dan Teh Siti langsung bergegas memegang pundak Arysila dan merangkul dan membawanya kedalam kobong.

"Tidur di sini" Ucap Ismi yang sudah mempersiapkan bantal dan selimut di atas kasur.

Arsyila berbaring lemah di atas kasur dengan wajah pucat pasi.

Aqila dan Meyva bergegas ke luar untuk mengambil air dan bersiap mengompres dahi Arsyila.

Ara dan Teh Siti pergi ke dapur untuk merebus air hangat dan membuatkan teh manis hangat.

Santriwati yang lain menjaga Arsyila di dalam kobong dan ada juga yang memberitahu kabar ini kepada Teh Annisa.

"Syafakillah Syila" Ucap Ara dengan ekspresi sedih.

"Aamiin" Lirih Arsyila dengan tubuh yang tak berdaya.

Teh Annisa menghampiri Arsyila dengan membawa piring yang berisi nasi dan lauk pauk.

"Makan dulu ya terus minum obat biar cepet sembuh" Ucap Teh Annisa sambil menyuapi Arysila.

"Iya" Jawab Arysila dengan lemas.

"Santriwati yang lain,siap-siap untuk melaksanakan shalat maghrib,Arsyila biar Annisa aja yang jaga" Ucap Teh Annisa.

"Iya Teh" Jawab semua santriwati dengan kompak.

Jika kalian suka bab ini,vote ya Aku butuh dukungan dari kalian semua:)

Sumedang-Jawa Barat

Assalamu'alaikum Pesantren [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang