Senja

7 1 0
                                    

Langit berubah menjadi jingga,karena hari telah senja.Angim sore menerpa wajah menimbulkan hembusan udara yang menenangkan.Beberapa spesies burung terbang di angkasa bebas,berlalu lalang menikmati kehidupan luar.Pemandangan kali ini sangat indah seakan-akan alam sedang bahagia.

Matahari akan tenggelam dan hari akan menjelang malam.Banyak kisah dan cerita disaat senja datang.

Senja datang membawa ketenangan dan pergi membawa kesedihan.Banyak cerita dibawah langit senja yang bisa diutarakan oleh perasaan.

Beberapa hari telah berlalu,dan beberapa sore telah dilewati bersama senja dan kesepian.Setiap sore tiba Arsyila Maulida selalu menyendiri bersama sunyi.Walaupun begitu,Ia selalu mendapatkan ketenganan dalam kesendiriannya.

Terkadang setiap orang butuh sunti untuk bedebat dengan diri sendiri.Ketika hati dan otak bekerja sama,disitulah perasaan dan keadaan saling mendukung.

Terkadang, penyemangat terbaik adalah diri sendiri.Ya,ketika diri ini telah lelah tetapi disisi lain diri ini selalu menguatkan.Semuanya berjalan seperti yang telah ditentukan.

Saat sedang menikmati keadaan,tiba-tiba Annisa datang dengan ekspresi panikdan tegang.Langkah kakinya cepat karena tergesa-gesa dan raut wajahnya panik membuat Arsyila kebingungan.Kemudian Annisa langsung berdiri di depan orang yang dituju.

"Syil,gimana ini?" Tanya Annisa yang tiba-tiba memberi pertanyaan yang tidak tau asal-usulnya.

"Gimana apanya?" Jawabnya bingung sambil mengelus pundak Annisa dengan lembut dan mencoba menenangkan.

"Em...Argh!" Ucap Annisa frustasi sbil memegang kepalanya walaupun tidak pusing.

Arsyila semakin bingung dan hanya bisa bengong.Sudah beberapa kali pertanyaan di lontarkan oleh Arsyila tapi Annisa hanya berteriak tidak jelas dan mondar-mandir.Wajah cantiknya yang berbalut hijab hitam sedikit demi sedikit pudar karena tersimpian banyak masalah dalam pikirannya dan membuat wajahnya berantakan dan pucat.

"Istighfar Teh_ Ucap Arsyila sambil mengelus pundaknya pelan.

"Astaghfirullahaladzim" Annisa mencoba menenangkan dirinya sambil mengelus dadanya yang sesak.

"Allahu akbar" Adzan Maghrib berkumandang dengan merdu di masjid.Seluruh santriwati telah bersiap untuk segera pergi ke masjid.Arsyila hanya duduk sambil melamun karena sedang berhalangan.Pikirannya masih memikirkan kejadian sore tadi,karena Annisa menceritakan semuanya.

Akhir cerita yang sangat menyedihkan,membuat Annisa menjauhi Arsyila.Untuk saat ini dan kedepannya,kalau di cerita wattpad sudah pasti sad ending.

Kenapa semua ini berkahir seperti ini?Annisa,Ara dan teman dekat Arsyila yang lain menjauh karena suatu hal yang dianggap sepele.

Diatas kasur bermotif polkadot yang terletak diatas ranjang kedua,air mata membasahi beberapa bagian bantal yang sedari tadi Arsyila menangis tersedu-sedu.Air matanya turun mengalir berlinang membasahi pipi.

"Aku harus kuat"

"Ini semua cobaan yang harus dijalani"

"Allah selalu ada disaat hambanya membutuhkannya"

Hanya kata-kata itu yang bisa di lontarkan dalam hati untuk memotivasi diri sendiri.

Arsyila mencoba memejamkan mata dan mencoba tidur dengan tenang,karena diri ini butuh istirahat yang panjang.Alam bahwa sadarnya sedang kacau sehingga kenyamanan tidur terganggu.Pikiran dan hatinya sedang bertengkar karena tidak se-frekuensi.Pikirannya memberontak karena lelah dengan posisi ini dan ingin segera menyerah.Tetapi hatinya mencoba sabar dan menerima semua ini karena murni kesalahan dirinya sendiri.

Pukul 21:00 telah berlalu,seluruh santriwati telah kembali ke Kobong untuk beristirahat.Arsyila masih saja belum bisa tidur tetapi pura-pura untuk tidur.

"Terluka tapi tak berdarah...Ajarkan Aku cara tuk melupakanmu...Bila membencimu..." Ara menyanyikan lagu berjudul "Ajarkan Aku" itu dengan penghayatan yang sempurna.Membuat dirinya tiba-tiba menangis,dan mendapat perhatian dari semua orang.

Semua obrolan masih bisa didengar karena alam bawah sadarnya belum bisa diajak kerja sama.Saat Ara sedang asik menghayati sebuah lagu,tiba-tiba...

"I HATE ARSYILA!" Teriak Ara menjadi-jadi,sonta Arsyila hampir membuka mata dan untung saja matanya masih tertutup.Pasti kalian tau lah bagaimana rasanya,nyesek bukan?

"Tega banget ya Arsyila,lebih memilih sahabat baru daripada sahabat lama" Ucap Fika yang ditangguhkan dan diacungi jempol oleh semuanya.

"Annisa meresahkan!" Teriak kembali Ara sambil mengacak rambutnya frustasi Obrolan mereka pun dilanjut dan tentunya membicarakan Arsyila dan Annisa.

Hati Arsyila sangat sakit rasanya seperti ditusuk-tusuk oleh benda tajam tetapi tidak berdarah.Rasanya ini seperti mimpi buruk tetapi ini adalah kenyataan pahit.Rasanya ingin segera hilang dari tempat itu,tetapi you mustahil.Air mata sudah tidak bisa ditampung dan kan segera terjum membasahi pipi.

"Daripada cemburu lebih baik turu" Ucap Ara sambil bersiap untuk berbaring dibawah ranjang Arsyila.Ya...Ranjang dua tingkat itu untuk dua orang.Disetiap Kobong disediakan tiga belas ranjang,dari satu ranjang terdapat dua tingkat,dari jumlah semuanya dua puluh enam sama seperti jumlah seluruh santriwati dalam satu Kobong.

(Turu=Tidur)

"Selamat tidur orang baik,untuk kalian kecuali Arsyila hehe" Ucap Ara dengan entengnya diakhiri cengiran tak berdosa.Ya....Arsyila pun masih bisa mendengarnya.Matanya sembap karena menangis sedari tadi.

Pikirannya sedang kacau,banyak beban pikiran yang harus dihadapi.Kejadian tadi sore ditambah kejadian tadi malam.

(Sore Tadi)

"Apanya yang gimana?" Tanya Arsyila sambil ikutan bingung karena Annisa hanya bisa mengode-ngodevl tidak men-jentrekan.

(Jentre=Jelas)

"Jadi Assyifa itu merasa dilupakan sama Teteh.Soalnya Teteh lebih sering sama Syila.Bahasanya tuh gini,sahabat lama dilupakan hanya karena sahabat baru.Ya ini memang salah Teh si intinya Teteh bener-bener minta maaf sama Syila" Ucap Annisa denga ekspresi memelas dengan nada yang berbeda dengan biasanya.Sepertinya persahabatan mereka akan renggang karena keadaan.

Raut wajah Arsyila menjadi sedih dan harus menerima kenyataan pahit ini Pahit manisnya persahabatan harus ditelan.

Aku mungkin berhasil dalam percintaan,tapi tidak berhasil dalam persahabatan.(Arsyila Maulida)

Kejadian yang paling berkesan dan sangat menyakitkan,dalam posisi ini Arsyila benar-benar ingin keluar dari zona ini.Ia sudah lelah dan tubuhnya butuh istirahat yang panjang.

Malam semakin larut dan waktu berjalan begitu cepat.Arsyila hanya bisa berharap jika ini adalah mimpi buruk dan besok adalah bangun tidurnya dari mimpi buruk ini.

Jika kalian suka bab ini,vote ya Aku butuh dukungan dari kalian semua:)

Sumedang-Jawa Barat

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 20, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Assalamu'alaikum Pesantren [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang