CHAPTER 2

5.9K 597 53
                                    

 Yibo membungkam mulut Zhan tanpa pikir panjang lalu melepaskannya lagi dengan cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yibo membungkam mulut Zhan tanpa pikir panjang lalu melepaskannya lagi dengan cepat.  "M-maafkan aku," ujar Yibo yang juga tak kalah syok dengan gerak refleksnya itu.

Zhan masih diam mematung mencoba mencerna situasi yang dialaminya saat ini.

"Sialan! Brengsek kau, Wang Yibo." Zhan yang tersadar dari efek kejutnya langsung menendang  tulang paha Yibo hingga dia meringis lalu pergi meninggalkan lelaki itu dengan perasaan  kesal.

"Apa-apaan dia? Memangnya aku ini omega gampangan? Lagi pula ini ciuman pertamaku ... kurang ajar kau, Wang Yibo." Zhan merutuk lalu menendang apa pun yang dia temui dan menyembunyikan wajahnya yang bersemu merah.
 
Di dalam perjalanan pulang, suasana menjadi hening, tidak ada yang bersuara hingga Yibo memberanikan diri memecah keheningan.

"Tadi aku ... aku …."

"Aku sudah melupakannya. Ini hanya kecelakaan dan kau memanfaatkanku, ‘kan? Sudah lupakan kejadian barusan.” Xiao Zhan memejamkan matanya lalu kembali berkata, “Yibo, aku mengantuk, bangunkan aku saat kita sampai, oke?" ujar Zhan tanpa melihat perubahan ekspresi Yibo yang sedikit kecewa mendengar apa yang baru saja dikatakannya.

"Ah, iya benar. Hanya kecelakaan." Yibo kembali fokus mengemudi dan tersenyum kecut mengingat hal bodoh yang dilakukannya hari ini.

Hingga mereka sampai ke kediaman Xiao, tak ada sepatah kata pun keluar dari mulut keduanya. Bahkan pagi ini, Yibo lebih memilih untuk memanaskan mobil ketimbang menemani Xiao Zhan seperti biasa membereskan peralatan lomba melukisnya.

"Zhan, tadi ayah meneleponku. Dia bilang kenapa kau tidak mengangkat teleponnya? Ayah menitipkan pesan untuk menghubunginya jika acaramu akan segera dimulai. Ayah dalam perjalanan pulang dan akan mampir ke tempat lomba jika masih sempat," ucap Yixing yang menghampiri Zhan yang sedang sibuk dengan peralatan lukisnya itu.

"Aku menolak semua panggilan ayah. Katakan padanya tidak usah berjanji akan datang jika tidak pernah ditepati." Zhan mengambil peralatan itu, menggendongnya di punggung lalu berjalan melewati Yixing begitu saja.
 
Yixing mencoba mengejar adiknya namun Zhan segera masuk ke dalam mobil dan meminta Yibo untuk segera melajukan kendaraannya. Sebelum mobil itu menghilang dari pandangan Yixing,  Zhan membuka kaca jendela mobil lalu berujar, “Aku selesai pukul tiga sore. Jika mereka ingin melihatku, datanglah sebelum itu."

Setelahnya, Zhan menatap lurus ke depan dan meninggalkan Yixing yang hanya menghela napas dalam diam.
 
Zhan sebenarnya sangat senang mendengar kedua orang tuanya akan melihat perlombaan nanti. Hanya saja, dia tidak ingin terlalu banyak berharap mengingat setiap dirinya berharap besar, maka yang Zhan temukan hanya menunggu dan mereka tidak pernah muncul untuk menepati janjinya. Sama seperti tahun lalu.

Protect The Boss [TAMAT] proses RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang