CHAPTER 4

4.9K 553 112
                                    

Zhan kini bersembunyi di balik sebuah pohon besar di halaman super luas milik keluarganya. Dia menahan aromanya tersebar dengan menggigit bibir kuat sambil menutup mulut.

"Mau ke mana Tuan muda kecil? Apa kau berniat bermain petak umpet bersama kami?"

"Kemarilah Tuan, kami tidak akan menyakitimu."

Suara-suara itu terdengar semakin dekat. Tak ingin tertangkap, Zhan kembali berlari meski rasa panas akibat heat-nya terasa menyiksa. 

"Aocchhh," pekik Zhan ketika kakinya terjerembab jatuh dengan tubuh yang menghantam tanah. Dia segera memegang pergelangan kakinya yang terasa sakit.

Iris mata Zhan melebar sempurna melihat cairan merah di tangannya hingga jemari itu terlihat bergetar hebat.

Yibo tolong aku,’ gumam Zhan dalam hati sambil memejamkan kedua matanya.

"Ketemu! Mau ke mana kau Tuan muda kecil yang manis?" Suara seorang lelaki yang menyembulkan kepalanya ke samping wajah Zhan membuat pemuda itu terkejut.

"Aromamu sungguh menggoda," ujar seseorang berbaju hitam sambil menjilat bibirnya dan wajah yang bernapsu setelah menghidu aroma feromon Zhan yang tercium sangat kuat.
 
"Ja-jangan mendekat! Pergi!" teriak Zhan dengan suara yang berat menahan sesak di dadanya.

"Ada apa dengan wajahmu? Sepertinya kau terlihat kesakitan." Lelaki satunya mencoba mencengkram pergelangan tangan Zhan yang sudah tidak berdaya.
 
“Lepaskan!” teriak Zhan mencoba melepaskan diri saat lelaki itu mencoba menciumnya.

"Yak!" pekik lelaki berkepala plontos itu ketika sebuah pukulan mendarat di pipinya.
 
"Jangan mendekatinya atau akan kubunuh kalian berdua." Sosok yang kini berdiri di depan Zhan itu mengepalkan kedua tangannya. Itu Yibo yang kini menunjukkan wajah marah dengan tatapan tajam yang mampu menakut-nakuti  kedua orang di depannya.

"Kurang ajar! Ayo kita hajar dia!" seru salah seorang sambil bersiap memasang kuda-kuda menyerang.

Kedua orang itu mulai menyerang bersamaan. Bagi Yibo, mereka bukanlah tandingannya. Dia hanya menggerakan badannya ringan, menghindari serangan lalu mengunci pergelangan tangan mereka dan memelintirnya hingga keduanya memekik.

"A-ampun! Lepaskan kami!" pinta salah seorang dari mereka.

Yibo kemudian melempar keduanya hingga terjatuh dan membiarkan mereka melarikan diri.

Setelah itu, dia berlari mendekati Zhan, mendekap pemuda yang sedang kesulitan bernapas itu dan berujar, "Tidak apa-apa. Aku di sini, Zhan." Yibo kemudian mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya. Tanpa melepas pelukannya, dia mengusap pergelangan kaki Zhan dan membersihkan darah itu
lalu Yibo menarik tali simpul pada sapu tangan untuk menutup luka Zhan.

"Selesai."

"Yibo, aku takut," ujar Zhan lirih dengan bibir yang bergetar.

"Tidak apa-apa, aku sudah di sini, Zhan." Yibo mengusap kepala Zhan, memberikan kehangatan pada pemuda yang tengah menahan tangis itu.

"Heat-mu datang lebih awal? Di mana obatmu?" tanya Yibo lembut.

Zhan menggeleng, "Tidak tahu." Dia kemudian menangis sejadi-jadinya dalam pelukan lelaki itu. Sedangkan Yibo hanya membiarkan Zhan melampiaskan semuanya tanpa banyak bicara. Dada bidang lelaki itu selalu menjadi tempat teraman bagi Zhan.

Setelah merasa lebih tenang, napas Zhan kembali normal walaupun dia masih betah berada dalam pelukan Yibo sambil memejamkan mata.

Namun sedetik kemudian Zhan tersadar bahwa dialah yang membiarkan Yibo pergi meninggalkannya. Tidak keren jika sekarang Zhan merengek meminta Yibo kembali padanya, ‘kan? Dengan mempertahankan gengsi, Zhan mendorong tubuh Yibo hingga pemuda itu tersungkur.

Protect The Boss [TAMAT] proses RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang