"Xiao Zhan!!" Yibo berteriak kaget. Dia berusaha menelepon pengirim pesan itu, tapi hanya sebuah pesan voice note dari operator yang didengarnya.
"Shit!" teriak Yibo kesal yang langsung menghubungi Li Xian.
"Tuan, Xiao Zhan diculik!"
"Apa? Bagaimana bisa?" tanya Li Xian tak percaya. Pasalnya Yibo selalu terlihat bersama Xiao Zhan.
"Aku bersalah. Aku lengah, mereka mengincarku. Aku harus menemukan mereka, Tuan. Tolong bantu aku," ujar Yibo kalut.
"Tenangkan dirimu, Yibo. Paman Tang, detektif yang aku sewa untuk mengawasi kalian akan membantumu. Ingat! jangan gegabah," ujar Li Xian memperingati.
"Bagaimana aku bisa tenang!!! Xiao Zhan dalam bahaya dan dia disekap!! Aku takut kejadian dulu terulang lagi. Kali ini tidak akan kubiarkan Zhan yang merasakannya." Yibo kemudian menutup panggilan tersebut. Membiarkan Li Xian yang masih ingin berbicara pada pemuda itu.
Li Xian kemudian menelepon detektif Tang yang memang ditugaskan untuk mengawasi Yibo dan Xiao Zhan selama di Jepang. Dia meminta sang detektif menemui Yibo di bandara agar pemuda itu tidak bertindak gegabah.
Zhan membuka mata ketika merasakan kepalanya berputar-putar, napasnya berat dan tubuhnya terasa panas. Zhan mencoba melepaskan diri tapi kedua tangannya terikat ke belakang. Dia juga mendapati dirinya kini berbusana yukata dengan belahan pada bagian pahanya.
Tanpa Zhan sadari, dia melenguh ketika aroma alpha yang dominan terasa semakin mendekat. Merasa ada sesuatu yang salah dengan dirinya, Zhan mencoba melepaskan diri, tapi ikatan itu begitu kencang hingga membuat pergelangan tangan pemuda itu terasa perih.
Suara pintu yang dibuka membuat Zhan menoleh dengan tatapan marah."Oh, kau sudah bangun, ya, manis," ucap seorang pria dengan tattoo yang memenuhi lengan kanannya.
Mata Zhan melebar ketika melihat dengan jelas tattoo bergambar burung merak di sana. Zhan merasa tidak asing dengan gambar itu.
Pria itu kini berjongkok di pinggir ranjang Zhan dan tersenyum. "Apa kau masih mengingatku? Kurasa usiamu baru tujuh tahun waktu itu." Pria itu kemudian meraup wajah Zhan, mengamati wajah yang kini menatap bengis padanya.
"Masih sama seperti dulu." tambah pria itu.
.
"Brengsek! lepaskan aku! Apa yang sebenarnya kau inginkan, hah? Uang? Ambil saja uangku. Aku tidak butuh!" Zhan mencoba meronta melepaskan ikatan pada kedua tangannya."Sayang sekali bukan uangmu yang kuinginkan, tapi dirimu." Pria itu berbisik tepat di telinga Zhan sambil mendesah. Merasa ada kesempatan, Zhan segera menendang area sensitif pria itu dan mencoba melepaskan diri dari sana.
Namun, baru setengah jalan menuju pintu, kerah belakang yukata Zhan ditarik hingga membuat pakaiannya sedikit longgar dan memperlihatkan bahu bagian atasnya.
"Mulus sekali." Pria itu---Ruohan---menjilat bahu mulus Zhan dan tanpa sadar membuat Zhan melenguh sambil mengigit bibirnya sendiri.
"Apa yang aku lakukan!" rutuk Zhan dalam hati.
"Oh, ternyata obatnya sudah bereaksi, ya, manis." Ruohan mendekati Zhan dan tersenyum licik.
"Tidak ... tidak mau ... aku tidak mau disentuh siapa pun kecuali Yibo." Zhan berusaha keras menyangkal apa yang reaksi tubuh dan hatinya rasakan dan saling bertentangan. Zhan memejamkan mata sambil menggigit bibir agar tidak mengeluarkan suara yang menurutnya menjijikkan itu.
"Lepaskan aku, hhhh." Napas Zhan terasa berat dan panas ketika menolak rangsangan yang membuatnya bergairah.
"Yibo, tolong aku." Mata Zhan memejam, rasa takut menjalari hatinya. Sungguh dia hanya rela menyerahkan diri pada Yibo saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Protect The Boss [TAMAT] proses Revisi
FanfictionXiao Zhan merupakan seorang pemuda kaya raya yang selalu bertindak sesuka hati,namun kecelakaan yang menimpa orang tuanya memaksa Zhan memiliki sebuah tanggung jawab yang sangat besar terhadap peninggalan keluarganya. Wang Yibo, bodyguard keluarga...