Pesan sang bunda

171 17 0
                                    

Angin semakin kencang, petir semakin bergemuruh, daun daun berterbangan akibat hempasan angin. Satu tetes air mulai terjatuh, hujan mulai tiba.

Seorang lelaki berdiri diam, sambil megenggam payung dan juga sekotak kue. Saat ini pikirannya sedang beradu seperti suasana langit saat ini. Hati nya bimbang, hati nya ingin membantu tapi otaknya menolak.

Renjun mendengar semua bentakkan ayah jisung, dirinya ingin menolong tetapi otak nya menolak. Dirinya merasa kasihan, tapi otaknya turut senang ketika mengingat sang ibu di rumahnya barusan, yang menyuruh mengantarkan kue untuk ayah jisung seorang.

Dirinya baru saja berbohong bahwa satu kue yang di pegang saat ini untuk jeno, sebenarnya kue yang di pegang nya milik ayah jisung, tetapi dirinya sangat enggan memberikan nya.

"Renjun?" Renjun menengok ke sumber suara. Terlihat wanita paruh baya dengan senyum terangnya di bawah payung pink sambil membawa tas mini nya.

"Halo tante!" Renjun tersenyum ramah, segera salim kepada sang wanita itu.

"Kamu teh ngapain diem aja disini? Di tengah tengah ujan lagi, gak takut"

"Gak pa-pa tante hehe" Renjun tersenyum riang.

"Mau cerita sama tante?" Renjun membulatkan mata nya, bagaimana dirinya bisa se peka itu padahal renjun sudah berusaha menutupi nya.

"Apa Haechan gak nunggu tante pulang?" tanya Renjun.

"Ya, Injun kan tau sendiri si Ecan mah kaya gimana, apalagi suasana nya ujan kaya gini. Paling kalo lagi gak masak mie ya tidur, gak peduli tante pulang" Ucap Taeyeon sambil terkekeh.

"Kalo Lami?"

"Lami hari ini lagi ada kursus dance apa lah itu, pulang sore njun" Renjun mengangguk mendengar penjelasan sang ibu Haechan.

"Gimana? Mau cerita? Tante gak mau maksa buat Injun cerita ke tante, tapi kalo Injun punya masalah lebih baik berbagi, gak baik di pendam sendirian. Tante janji kok bakal jaga rahasia Injun"

"Boleh tante?" Tanya Renjun ragu. "Ya boleh lah! Kalo gak boleh ngapain tante nawarin coba!" Ucap Taeyeon dengan antusias.

"Yaudah yuk Njun kita cari tempat teduh!" ajak Taeyeon kepada Renjun yang di jawab angguk-an.

Renjun dan Taeyeon menyusuri hujan, membelah hujan. Hujan saat ini sangat kencang membuat orang orang takut untuk keluar.

Renjun dan juga Taeyeon mempercepat langkahnya menuju kedai andalan komplek. Hanya kedai kecil, tapi jangan salah makanan nya sangat enak dan banyak yang menyukai nya.

Sesampainya disana Taeyeon memesan satu bubur kacang ijo, satu mie rebus beserta dua gelas teh manis untuk dirinya dan juga Renjun.

Di kedai itu hanya terdengar bergemuruh nya hujan, dan bunyi alat perabotan mang Acep yang sedang melayani pelanggan nya. Renjun belum bisa membuka percakapan sedangkan Taeyeon hanya menunggu Renjun siap bercerita.

"Bunda, kalo Renjun kasih tau bunda jangan benci Renjun ya?"

Teman teman Haechan memang banyak yang memanggil bunda nya dengan sebutan "bunda" entah mengapa mereka lebih suka memanggil dirinya bunda, Taeyeon pun tidak merasa keberatan di panggil seperti itu. Renjun bila sudah memanggil nya bunda akan berarti dirinya butuh bantuan, tapi terkadang dirinya memanggil taeyeon juga dengan sebutan "tante". Jadi jangan heran bila Renjun suka berbeda beda memanggil Taeyeon.

"Untuk apa bunda membenci Renjun?" Taeyeon memberikan senyuman hangat kepada Renjun, sambil mengelus tangan nya yang berada di atas meja.

Renjun menghela nafas berat, menundukan kepalanya. "Renjun tau yang Renjun lakuin itu salah, dan saat ini Renjun merasa bodoh merasa bersalah"

METAMORFOSA | NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang