Haechan berlari menusuri gedung sekolah, mencari sosok teman nya yang tidak ketemu ketemu. Badan nya letih berlari kesana kemari tapi tak kunjung bertemu, tanpa sengaja Jaemin, Jisung dan juga Renjun menghampiri Haechan yang sedang mengatur nafas nya.
"Kenapa lo" Haechan memberikan isyarat untuk diam terlebih dahulu, karena diri nya butuh waktu luang untuk bernafas.
"Mau minum bang?" Jisung memberikan air minum kepada Haechan yang langsung meraih nya.
"Haduuh, lo pada kemana aja si? Pas di cariin gak ada yang nongol, pas gak di cariin nongol mulu kaya parasit" Jaemin menggeplak kepala Haechan dengan botol plastik kosong.
"Gue bercanda???"
"Lagian tumben banget lo cari kita? Kangen atau jangan jangan-" Haechan memotong ucapan Renjun, menarik tangan tiga orang itu berlari ke arah lapangan utama.
"Lo gak usah pada bacot dulu, urusin temen lo yang lagi gelud sama bocah admin lambe turah noh" mata mereka bertiga membulat, tanpa di tanya siapa mereka sudah tau, siapa lagi kalo bukan Chenle dengan Dongpyo anak IPA 1.
Jaemin, Renjun, Jisung serta Haechan mempercepat lari mereka, para siswa yang sudah datang menghampiri Chenle yang sedang berantam, siswa lain hanya menontoni tidak ada yang memisahkan mereka, bagi siswa lain kapan lagi melihat pertunjukan tinju gratis. Melihat mereka menonton orang berantem saat ini seperti melihat orang sedang menonton hewan qurban yang sedang di potong.
"Mau sekalian gue sewa in tempat tinju buat lo berdua?" dengan hebat Jaemin berhasil membuat mereka berhenti dengan ucapan seperti itu.
"Kalo mau berantem jangan di lapangan gini dong, caper bego lo. Pengen diliatin orang orang? Biar keliatan jagoan? Sekalian aja lo berantem di kelurahan, biar satu lurah bisa nonton tinju gratis"
"Lo juga Le, gak bisa duduk anteng banget, gue cuman tinggal sebentar udah gelut aja? Lo juga ya admin lambe turah, mulut tuh di saring, sekali lagi mulut lo berisik kaya knalpot rombeng gue kompres mulut lo pake cabe ijo" Dongpyo memegang bibir nya sambil menatap Renjun tajam.
"Bacot, temen lo duluan yang mulai"
"Ya temen gue gak bakal mulai kalo mulut lo gak mancing, gue penyet jadi kutu ayam lo" Haechan ikut ikut an mencibir.
"Udah mending sono lo pergi, udah selesai kan berantem nya?" Dongpyo berdiri membersihkan pakaian nya dan sesekali memegang bibir robeknya.
"Awas lo Zhong Chenle" Dongpyo menatap tajam Chenle.
"Awas apaan hah? Pulang sono bocil sebelum gue lemparin Haechan nih?" Renjun menggeplak kepala Dongpyo, setelah geplak an itu Dongpyo segera pergi meninggalkan lapangan.
"Udah bubar ya gais, ayam jago nya udah dikandangin sama yang punya, bubar ayo bubar ntar di omelin, yuk bisa yuk bubar" para siswa yang sedari tadi masih diam di tempat langsung bubar perlahan akibat ucapan Jisung yang menyuruh bubar dengan gemas.
Chenle yang mendengar cara usiran Jisung terkekeh pelan membuat Jaemin menggeplak kepala Chenle.
"Masih belum selesai udah ketawa ketawa"
"Temen lo gemes banget bang"
"Lo juga gemes bocah, sayang aja seneng gelud" Haechan yang ikut ikut an menggeplak kepala Chenle menggunakan botol kosong.
"Jeno mana?" Jaemin menengok kesana kemari.
"Osis"
"Gimana cerita nya si Chan?"
"Lah mana gue tau, tanya sama bocah nya sono. Pas lo pergi, Jeno pergi, gue ke kamar mandi pas gue balik tuh bocah ngilang, eh gue denger dari yang lain katanya lagi gelud aja"
"Bang, sekali lagi manggil gue bocah gue yang penyet lo jadi kutu ayam ya"
"Ya emang lo masih bocah si"
"Gue bukan bocah??"
"Lo berdua bocah, diem!" Haechan dan Chenle langsung diam seketika.
"Udah sekarang sini gue obatin luka lo" Ajak Renjun kepada Chenle.
"Dikit lagi bel bang, kelas gue sama Chenle jam kosong, jadi biar gue aja yang obatin"
Renjun menatap Jisung tak yakin, Jisung yang mengetahui tatapan Renjun segera membalas tatapan Renjun dengan meyakinkan. Renjun menghela nafas pelan, sampai akhirnya mengangguk.
"Oke, see you soon ntar di kantin my bro!!" Haechan segera merangkul Renjun dan Jaemin, membawa mereka pergi ke kelas.
"Lepas gak!! Ucapan lo kedengeran kak Mark auto koreksi"
"Stts diam ya!"
Chenle terkekeh melihat tingkah abang abang nya. Setelah mereka menghilang dari tatapan mereka, Chenle menatap Jisung fokus.
"Apa sih le?"
"Sejak kapan kelas kita kosong?"
"Sejak kapan kek"
"Ngapain lo bohong sama bang Renjun, ketauan bohong di lempar lo ke korea utara"
"Ya jangan dibilangin?"
"Tapi gue mau bilangin"
"Ya berarti lo sebelas dua belas sama lambe turah" Chenle mendengus kesal.
"Jangan sama sama in gue sama dia?!"
"Gue bilang lambe turah bukan admin lambe turah"
"Katanya mau ngobatin luka nya, kok masih ngobrol?" Jisung dan Chenle menengok ke arah belakang Jisung, terlihat Mark yang sedang menggendong tas nya sambil membawa bola basket.
Mark menghampiri mereka berdua, melempar bola basket ke arah Chenle dengan gesit Chenle menangkap bola basket dari Mark.
"Ngapain bang kesini?"
"Ya sekolah ngapain lagi? Gue kan belum lulus, gue masih ada ujian ujian" Jisung menggaruk rambutnya sambil terkekeh pelan "Oh iya bang lupa"
"Yaudah gih obatin luka nya, nanti gue yang izinin ke guru piket"
"Bang Mark izin apa nanti?"
"Bilang aja sakit" Mark mengangkat bahu nya, muka Jisung mengerut cemberut.
"Gak boleh boong, nanti Chenle beneran sakit loh bang"
"Gue gak boong lah? Kan gue gak bilang sakit apaan, muka lo sakit kan Le?" Chenle mengangguk gemas, membuat orang yang melihat nya pasti akan langsung merasa sangat gemas.
"Oh iya" Mark merasa sangat gemas dengan tingkah laku mereka. Mereka seperti masih bayi yang sangat menggemaskan.
"yaudah sana hush hush"
"Ngusir?"
"Ji..."
"Iya abang Mark ini otw ke uks kita, ayo Le" tangan Chenle langsung ditarik oleh Jisung, Chenle langsung melemparkan kembali bola basket milik Mark, dengan gesit pula Mark menangkapnya, Mark menatap mereka berdua menjauh sampai akhirnya menghilang sambil tersenyum akibat kegemas an mereka.
⁝⁞⁝⁞ʕु•̫͡•ʔु☂⁝⁞⁝⁝
Chenle membuka pintu utama rumahnya, mamah nya yang tadi nya berada di ruang kerja segera menghampiri Chenle yang baru saja tiba di rumahnya.
"Muka kenapa? Berantem lagi?" Chenle menunduk.
"Masuk kamar, belajar sana. Selama seminggu kamu gak boleh pergi pergi, bisa nya berantem aja, emang berantem bisa bikin pinter apa?"
"Chenle denger mamah?"
"Iya denger mah, Chenle mau ke kamar dulu"
"Iya capek, orang kerjaan nya berantem melulu" Chenle memutar matanya malas, berjalan begitu saja melewati Wendy, dirinya tau jika terus terus an di lanjutkan sampai magrib pun tidak akan berhenti selesai.
~bersambung~
KAMU SEDANG MEMBACA
METAMORFOSA | NCT DREAM
Random• • • Kisah tentang perjalanan hidup 7 sahabat. Yang melewati macam macam masalah yang berliku liku. Memiliki masalah yang berbeda beda. "Kita sengaja dipertemukan oleh tuhan, supaya bisa saling merangkul". • • •