~~~Matahari cukup terik pada siang hari ini, suhu udara pun meningkat drastis dibandingkan dengan beberapa jam sebelumnya.
Jung Jieun, gadis cantik dengan surai legam sepunggung itu kini tengah berjalan di pinggiran taman kota. Menghilangan bosan sejenak, sebelum akhirnya dijemput oleh supirnya dan kembali pulang ke rumah, lantas berdiam diri di dalam kamar sampai waktu esok tiba.
Tidak tau kenapa akhir-akhir ini sekolah selalu dipulangkan lebih awal dari yang seharusnya. Jieun pun tidak paham mengapa sekolah itu selalu memulangkan siswanya lebih awal.
Dan kepulangan awal itu selalu dikarenakan oleh para guru yang akan mengadakan rapat. Entah apa yang mereka diskusikan hingga hampir seminggu ini selalu memulangkan siswanya Lebih awal.
Yah tapi Jieun mana peduli, justru dia malah bersyukur karena dengan begitu dia bisa berjalan-jalan dahulu hingga jam jemput supirnya tiba.
Dia terlalu bosan karena selama seumur hidupnya hanya dihabiskan di dalam kamar dan ruang bersantainya.
Sebenarnya alasan Jieun berjalan-jalan ini bukan hanya untuk menenangkan pikiran dan menghilangkan bosan saja, melainkan dia juga berharap menemukan dua pemuda yang sebelumnya telah menolong dirinya dari orang-orang mesum yang mencoba menghadangnya.
Dia ingin berterimakasih secara benar dan mengobrol lebih banyak, karena waktu itu dia hanya bisa mengucapkan kata terimakasih saja dan tak banyak mengobrol sebab dirinya masih sedikit gugup dan tubuhnya pun masih gemetar karena kejadian itu.
Gadis itu menghela nafasnya, merasa lelah karena terus berjalan tanpa tentu arah. Cuaca yang sangat terik ini membuat kerongkongannya terasa begitu kering, cacing di perutnya pun sudah menyuarakan demo.
Melihat bahwa tak jauh dari tempatnya berdiri ada sebuah cafe, dia pun memutuskan untuk berlari ke cafe itu karena sudah tidak kuat dengan rasa haus dan lapar yang membuatnya ingin pingsan.
Brak
Jieun membuka pintu cafe itu dengan kasar, membuat seluruh atensi pengunjung cafe tertuju ke arahnya.
Tanpa peduli dengan sekitar, dia berjalan ke sebuah meja yang tak jauh dari pintu dengan gontai. Lantas duduk sembari menelungkupkan kepalanya di meja.
Tak lama kemudian seorang pelayan datang menghampirinya, "Selamat datang nona, silahkan menu nya" sapanya ramah lalu memberikan sebuah buku menu yang cukup tebal kepada Jieun.
Jieun membuka lembaran buku menu itu dengan malas, tangannya lemas, kepalanya pusing dan dunia ini terasa berputar.
Lantas tangannya menutup buku menu itu kembali, "apa aja deh mbak yang bikin kenyang sama yang seger seger, saya pusing banget gabisa milih menu" ucapnya, sudah tidak kuat dengan rasa pusing yang menyerangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAK JI
Fanfiction❝ Dia Hanya anak Baik, Namun mengapa semesta begitu kejam kepadanya?❞ ©Arelia Jung_