Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~~~
Brak
Pintu besar yang penuh dengan ukiran itu dibuka dengan kasar, membuat beberapa pelayan yang tengah membersihkan rumah mewah itu berjengit kaget.
Mulut mereka terbuka seiringan dengan masuknya seorang wanita yang tengah menarik lengan pemuda yang berjalan terseok-seok karena ditarik dengan kasar.
Tentu saja para pelayan itu hanya bisa menunduk hormat kala sang nyonya besar melewati mereka sambil menarik putranya dengan ekspresi marah, meski sang tuan muda diperlakukan seperti itu mereka tak bisa berbuat apapun.
Sang pemuda yang ditarik seperti itu juga hanya bisa menurut tanpa melawan sedikitpun, meski kini tangannya terasa begitu perih karena tertusuk kuku tajam ibunya.
Bruk
"ukh"
Pemuda itu dilempar ke dalam kamarnya dengan kuat, hingga menabrak ujung ranjang yang membuat punggungnya kini juga terasa begitu nyeri karena terkatuk kayu yang lancip.
"Udah mama bilang, Gausah bergaul sama mereka!!" marah wanita itu, kakinya melangkah mendekat ke arah pemuda yang kini tengah terduduk, kepalanya menunduk menahan nyeri pada punggungnya.
"Mereka bukan anak yang baik buat kamu, mereka kasih pengaruh buruk buat kamu!! Apalagi sekarang ditambah anak yang buta itu! dia cuma nyusahin kamu. Apa-apaan seorang Kanemoto jadi pelayan di toko bunga kecil kaya gitu! malu-maluin!!"
Yoshi hanya mendunduk mendengar apa yang ibunya katakan, dia ingin menjawab dengan tegas bahwa teman-temannya tidak seperti itu.
Bahkan hanya mereka lah yang tulus berteman dengan Yoshi, kebanyakan anak berteman dengannya hanya karena ingin memanfaatkan harta dan kepintarannya saja.
Namun, Yoshi bukanlah anak yang akan membangkang dan menjawab ketika sedang dimarahi. Sifat lemah lembutnya terlalu besar hingga membuatnya tak bisa melakukan hal yang seperti itu.
"Kamu harusnya belajar! Belajar yang rajin biar bisa jadi penerus keluarga Kanemoto, bukannya ngelakuin hal yang gak berguna kayak gitu!!" lanjut wanita cantik itu, tangannya menunjuk meja belajar Yoshi yang penuh dengan buku serta kertas yang tidak tertata rapi karena rak buku telah terisi penuh dengan buku Yoshi.
Kini kakinya melangkah ke arah meja belajar itu, mengambil beberapa lembar kertas yang tertumpuk disana.
Sana -ibu Yoshi- melempar dengan kuat kertas ujian Yoshi ke depan wajah Yoshi. Hingga terpampanglah nilai-nilai hasil ujian Yoshi yang seluruhnya bernilai di atas 90.
Sana memegang kuat pipi Yoshi dengan satu tangannya hingga membuat wajah Yoshi terangkat ke arahnya, "Liat! sejak kamu bergaul sama mereka nilai kamu turun semua!" marahnya, tangan satunya menunjuk kertas yang berserakan di sekitar mereka.