Keluarga Sempurna yang tak Sempurna

231 31 5
                                    

~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~

Gadis cantik itu kini tengah berdiam di depan meja belajarnya, menatap layar komputer yang menampilkan sebuah tayangan drama yang sedang ramai diperbincangkan.

Bukannya memekik girang seperti gadis remaja pada umumnya, justru wajah gadis cantik itu malah berubah masam ketika drama tersebut menampilkan adegan yang cukup romantis.

Gadis itu langsung mematikan komputernya dan bersandar pada kursi di belakangnya, mengela nafas sembari menatap ke langit-langit kamar yang dihiasi lampu berwarna biru laut.

Menahan emosi yang kini telah sampai ke ubun-ubunnya.

Hingga kerongkongannya terasa kering, dia memutuskan turun menuju dapur untuk mengambil segelas minum dan sedikit makanan karena ternyata perutnya juga merasa lapar.

Ketika sampai di depan pintu kulkas, gadis itu samar-samar mendengar suara deru mobil memasuki pekarangan rumahnya.

Dia pikir mungkin itu supir yang telah pulang sehabis mengantar bibi berbelanja, atau mungkin mengambilkan barang milik orang tuanya yang tertinggal.

Tanpa peduli, dia pun segera duduk di pantry sambil menghadap segelas susu strawberry dan sepotong roti panggang yang diolesi selai kacang.

Sambil mulutnya mengunyah, matanya tak henti menatap layar ponsel yang menampilkan sebuah aplikasi dengan berbagai macam foto aestetik yang teman-temannya unggah.

Hingga tiba-tiba sebuah teriakan mengalihkan atensinya.

"Jieun? Kamu dimana sayang?"

Tubuh Jieun mematung seketika, dengan mata terbelalak yang seperti ingin keluar dari tempatnya.

Tanpa babibu lagi dia langsung berlari ke asal suara, meninggalkan sepotong roti dan segelas susu yang kini tinggal setengah.

Tubuhnya menubruk tubuh lain seorang wanita yang memakai dress berwarna putih. Tangannya ia lingkarkan pada pinggang ramping wanita itu, "Mamaaaaa" rengeknya.

Wanita yang dipanggil Mama itu terkekeh, mengusap lembut surai halus putrinya, "hai sayang, kangen mama ya?"

Jieun melonggarkan pelukannya mendengar pertanyaan ibunya, "ish pake nanya, ya jelas kangen banget lah! huhu.." Jieun kembali memeluk tubuh ibunya, yang membuat ibunya itu tertawa kecil sembari mengusap punggung gadis itu.

"Papa mana ma? Ga pulang ya?" tanya Jieun kemudian, ketika tak menemukan presensi ayahnya.

"Ad--"

"Hai Sayangg, Papa disini"

Seorang pria tampan memasuki ruang tengah dengan senyum lebarnya, membuat kedua pipinya bolong yang justru membuat pria berkepala tiga itu telihat semakin tampan. Kedua tangannya membawa bingkisan yang berisi macam-macam barang.

KAK JI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang