09 | Eh, Sorry!

14 10 0
                                    

***

Kina baru saja tiba di kafe berwarna biru dan merah muda itu, ia terheran-heran dengan kondisi kios tersebut, “Loh kenapa nih kok sepi!?” ucapnya, Jam baru saja menunjukkan pukul setengah 5 sore yang biasanya Jam-jam inilah mulai ramainya kafe Saturday.

“Ya iyalah kan dunia ini milik kita berdua,” jawab Rea, Kina tercengang melihat Rea memegang tangan Koko dan melakukan sedikit dansa kecil.

Keduanya terpampang senyum yang cerah ceria, seketika Kina pun tak dianggap. Mereka berdua benar-benar sedang menikmati dan terhanyut dalam mabuk asmara.

Mampuss! gua bikin sahabat gua pacaran! Semoga Rea sama Koko langgeng jangan sampe ada masalah! Batin Kina yang tidak ingin terimplikasi dengan dunia percintaan Rea dan Koko.

30 menit yang lalu...

Wanita rambut panjang di kuncir itu akhirnya merasa cinta dan tak tahan ingin mengungkapkannya, ini adalah salah satu kebiasaan yang paling di benci Kina tetapi di cintai Rea, di mana Rea akan mengajak pacaran lebih dahulu ketimbang laki-laki yang ia cintai.

“Gas!” ucapnya.

Saat ia mendatangi ruang kasir, ia melihat bendaharawan yang ia cintai berdiri sedang mengelap meja kasir. Koko menyadari kedatangan Rea dan menoleh ke arahnya, sejenak mereka saling bertatapan dalam jarak jauh.

Tanpa sadar Rea menampakkan senyum manisnya, tak lama kemudian ia sadar atas kelakuannya dan seketika ia menghapus senyuman itu.

Lalu Koko melanjutkan aktivitasnya lagi, Rea sempat ragu untuk mengungkapkan isi hatinya, ia sedikit geram karena tak bisa melangkah maju dan segera mengucapkan yang seharusnya ia ucapkan biasanya saat mengajak seorang laki-laki berpacaran dengannya.

“Rea,” panggil Koko.

“Iya?” jawabnya dan melangkah ke depan mendekati Laki-laki itu.

Kemudian Koko kembali mengarahkan wajahnya kepada Rea, sejenak Wanita itu tercengang melihat wajah chubby milik Koko dan membatin, Astaga marshmello chubby ini belum mencair.

“Besok Gua mau nyari bahan-bahan buat kafe, lu mau —“ Koko belum menyelesaikan kalimatnya karena Rea memotongnya.

“Iya! Gua mau jadi pacar elu!”

“P-pa-pacar?” kalimat itu membuat Koko terbang pikiran, jantungnya memompa dengan cepat, “H-Hari ini gua jadi pacar lu!?”

Suasana Hati Koko seketika meledak senang dengan jawaban Rea, “Iya lahh!” Rea memeluk Koko dan itu bertahan hingga 10 detik lamanya, seketika mata Koko membelalang karena pelukan itu. Tapi kemudian Rea menghadap wajah Koko dan mendatangkan sebuah pertemuan antara bibir Koko dan Rea.

Rea menikmati itu dengan diperlihatkan matanya yang terpejam sedangkan Koko masih dalam keadaan mata terbuka lebar.

***

Matahari berada di atas kepala, cuaca sangat panas. Rumah megah dengan cat berwarna putih, di dalamnya penuh dengan barang-barang yang klasik tetapi masih menunjukkan kesan mewah adalah rumah bagi seorang laki-laki bernama Kevin. Lampu di sana lumayan redup, mungkin itu juga termasuk dalam unsur kemewahan.

“Lu udah punya pasangan, kenapa lu masih aja ngejar Kina, Gue harus sama Kina!” tutur laki-laki yang bertopang kaki menghadap Kevin di ruang tamu yang lega.

“Gue Bodoh amat kalo lo mau ngasih alasan,” lanjut Ino kemudian ia tersenyum sinis, “Lu tetep harus putus sama Kina!”

“Lu ngajak gelud bangsat!” pekik Kevin, ia menatap lama lelaki itu, kemudian kedua tangannya mengepal kuat, wajahnya pun terlihat geram dengan kehadiran Ino yang sangat mengganggu dan malah mewujudkan sebuah keonaran yang segera terjadi.

*

Ino dan Kevin sedang melintasi garasi penuh mobil bermerek kelas atas milik lelaki berjaket kulit itu, bibir Ino setengah membengang melihat puluhan mobil yang tak terlihat debu menempel sedikit pun, “gila'! Kinclong bet,”

“Lu punya mobil banyak-banyak gini buat apa dah? kayak lu mau pake mobilnya barengan, hadehh hedonis banget,” ucap Ino menggelengkan kepalanya seraya tersenyum geli.

“Lu mau?”

“Nggak... Lu ngasih gratis pun gue tetep nggak bisa bayar pajak setiap tahunnya,” Ino mengakhiri kalimatnya dengan tertawa renyah.

Mobil SUV berwarna putih itu langsung melaju kencang setelah pagarnya terbuka lebar. Kevin menggunakan SUV karena ia tau jika jam-jam segini jalanan akan sangat padat, dan benar jalan raya kala itu sedang ramai sekali.

Ino duduk di belakang pengemudi layaknya seorang boss, sampai-sampai ia mengenakan kaca mata hitam hasil pinjaman Kevin tentunya. Ino langsung meluncur ke TKP dan rencana itu akan di mulai.

Meski hari sudah malam mereka tetap melaksanakan rencana ini, “Sorry dah nunggu lama,”

“Nggak usah sorry, gua udah biasa,” jawabnya, “Ada apa?”

“eh bentar gue ke toilet dulu ya,” Ino berlari kencang dan mencari tempat yang pas untuk menonton putusnya Kevin dengan Kina kedua kalinya.

***

“Loh kok kamu di sini!?” ucap Kevin yang pura-pura mengetahui keberadaan Kina.

Lantas Kina panik, ia takut jika Kevin akan bertemu dengan Ino yang akan menghasilkan sebuah kehebohan di depannya, “Emm Hai! Gua ada janjian sama orang,”

Dengan persiapan di rumah tadi, ia harus memberanikan diri untuk mengatakannya dengan cepat dan mudah, “Gini, Gua udah mikirin ini pas kita sama Ino ketemuan, kayaknya –“

Kina memotong kalimat Kevin dengan memegang kedua tangannya, sontak Ino yang sedang bersembunyi di balik pohon kesal melihat Kina memegang tangan Kevin,”Paan itu tangan dipegang anjing! Astaga,"

Kina mengatakan, “Jujur, Gua nggak mau kita berpisah, Gua masih cinta sama lu, Bahkan Gua masih nggak rela kalo lu sama El —“

Kevin langsung memotongnya dan kini ia ingin To the point tanpa memanjangkan kalimatnya yang tidak berguna itu, “Kita putus aja sampe sini, Gua ada rencana ke Perancis buat pernikahan Gua sama Ella,”

Kina tersentak, air mata pun mengalir dengan cepat, ia kehabisan kata-kata, ia menjadi kedinginan dengan kehadiran angin sore saat itu, pikirannya menjadi kecau, “Lu sengaja ya ngomong pernikahan lu di depan gua!??”

“Buat apa!?” lanjut Kina dan melepaskan genggamannya kepada Kevin tadi.

“Maaf,” secuil kata dari mulut laki-laki berjaket kulit itu yang terucap seraya membalikkan badannya untuk melangkah pergi meninggalkan Kina yang saat itu masih bercucuran air mata.

Kina langsung berlari mengejarnya lalu memeluk kekasihnya erat dari belakang punggung Kevin itu, Jaket kulit Kevin penuh dengan air mata. Kevin terdiam lalu melepaskan kedua tangan Wanita gonjes yang masih melilit di tubuhnya.

Perlakuan Laki-laki itu sungguh kasar, tangan Kina merasa sangat sakit di bagian lengan tangan bawahnya, “Arggh!” pekik wanita itu yang membuat Kevin terhenti seketika tapi sedetik kemudian melanjutkan langkahnya menuju Mobil yang terparkir lumayan jauh di depannya.

Kina tersentak melihat tingkah kekasihnya yang tak seperti biasanya, lalu ia cepat-cepat menyapu bersih air matanya lalu berlari pergi dan melupakan Ino.

***

Bereft
By: S E A C O N C H Z

Bereft | Asam GaramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang