13 | Pinta

12 8 0
                                    

***

Kevin dan Ella melangkah bersama di Koridor American Hospital of Paris, Keduanya sedang menuju ke sebuah  kamar yang di mana terdapat seorang pasien penting bagi mereka yang diketahui bernama Charles Darrell.

Niat sebenarnya mereka adalah hanya ingin menanyakan keberadaan barang yang sangat penting, rencana inti mereka akan dimulai setelah mengetahui keberadaan barang tersebut, “Kita hanya butuh mengetahui di mana tempatnya,” ucap Kevin dengan nada datar.

Wanita itu lantas mengangguk paham, saat ganggang pintu kamar itu dipegang oleh Ella, Kevin kembali berkomentar, “Kayaknya gua nggak perlu masuk, bisa aja dia bakal benci sama gua.”

Kemudian Ella langsung masuk ke dalam kamar pasien eksklusif dengan baju formal warna hitam dari atas ke bawah. Seketika langkahnya langsung pelan setelah melihat seorang laki-laki terbaring lemas, banyak alat medis menyentuh tubuh laki-laki itu, dan bekas lukanya masih terpasang perban rapat, “Halo,” sapa Ella.

Laki-laki itu perlahan membuka matanya, dia berkeinginan menunjukkan senyumannya pada Ella kekasihnya, tetapi ia kesulitan, “Hai,” sahutnya serak dengan suara rintihan, Ella menggenang air mata seraya mendekatinya secara perlahan lalu duduk di kursi yang sudah disediakan di samping kasur pasien.

Kevin yang melihat pemandangan itu dari luar merasa iba, ia kebingungan untuk melakukan apa lagi selain berdoa dan berdoa, jika mereka berhasil menemukan benda penting itu semua akan baik-baik saja. Lalu Kevin pergi keluar dari rumah sakit tersebut.

***

Nasta Ino bersama Kinara Yuvara telah sampai di Hotel la suite shangri-la paris, Hotel termahal di Perancis. Desain luar yang sangat autentik dan klasik sangat cantik dan enak dipandang.

Hotel ini adalah daftar Hotel terbaik dengan pemandangan menghadap Menara Eiffel yaitu menara ikonis milik Negara Perancis tersebut, “Hotel 300 juta rupiah ada di depan mata,” ujar Ino tercengang dengan tertawa renyah.

“Wahhhh!!!!” jerit Ino dan Kina bersamaan setelah melihat Interiornya yang sangat indah dan menawan, mereka kegirangan hingga berlari ke sana kemari seperti anak kecil.

“Setelah berjam-jam kayak naik pesawat buat kembali ke sini lagi langsung terbayarkan,” ujar Kina seraya melompat-lompat di atas kasur besar bersama Ino di sebelahnya, “Di tambah itu!! Menara Eiffel nya cantik bangeettt!!!”

“Sayang banget ya Sahabat lo nggak disini,” tambah Ino.

Kemudian Ino menarik tangan Kina dan memeluknya, “Mumpung di sini, gua yakin kita berdua nggak bakal kesini lagi,” tutur Laki-laki itu, Kina memasang raut wajah bingung.

Tiba-tiba Ino menjatuhkan badannya ke kasur yang sebelumnya mereka buat seperti trampolin, Kina pun langsung paham dan ikut menjatuhkan diri di sampingnya.

Dalam posisi saling menghadap Ino akhirnya berhasil memberikan sebuah kecupan bibir, perasaan Ino sangat senang dan lega begitu juga Kina, mereka melepaskan segala penat mereka di hotel ini.

Sebelumnya ia telah gagal untuk memberikan sebuah kecupan bibir yang malah membuat mereka berdua terjatuh ke dalam ladang padi yang belum ditanam bibit padinya.

Lalu Kina meraba ke dalam sweter abu-abu yang dipakai Ino dan melepasnya, sebuah bentuk rupa yang selalu disebut roti sobek ada pada perut laki-laki itu.

Lalu Kina di arahkan oleh Ino hingga terduduk di atas Ino yang terlentang, Tapi tiba-tiba...

Ting tong ting tong

Bunyi bel kamar itu bersuara, raut wajah Ino dan Kina sangat kesal dengan suara yang mengganggu itu. Kina pun langsung berlari menuju pintu masuk kamar hotel tersebut.

“ANJ**NGNYA! GUA KENAPA TIDAK DIII PERBOLEHKAN BUATT! AARGHH!!” teriak Ino seraya memakai sweter miliknya dengan raut wajah yang siap mengintimidasi seseorang itu.

“Hadehhhhhh Dah lah haram.”

Seorang yang memencet bel itu ternyata wanita berambut panjang lurus yang menangis histeris setelah melihat Kina di hadapannya, siapa lagi kalau bukan Rea Reggina sahabat dekat Kina.

“lohh! Lu kok bisa sampe sini!??”

“Kiiinaaaaa! Koko jahat bangggeeetttt!!!!” rengeknya seraya membawa 2 koper besar, dengan sigap Kina mendekap wanita itu untuk menenangkannya.

“Nggak ke Perancis juga kalo mau curhat!” sahut Ino yang menggeram.

***

Kevin menunggu kekasihnya selama dua jam di dalam mobil dengan hiburan yang ia lakukan hanya membaca buku, Laki-laki itu duduk di bangku setir, di dalam mobil itu hanya terdapat dirinya.

Akhirnya Ella muncul, ia berjalan dengan sepatu hak tinggi warna hitam menghampiri mobil yang ditumpanginya tadi.

“Gimana?” tanya Kevin, Wanita itu baru saja duduk di dalam mobil tersebut.

“Kita percepat pernikahan kita, harus secepatnya!” tegas wanita itu yang tiba-tiba meneteskan air mata dan membuat Laki-laki di sebelahnya kebingungan dengan maksud Ella.

Di dalam kamar rumah sakit tadi ia telah menghabiskan waktunya hanya untuk berbincang masalah peletakan dokumen penting yang harus mereka temukan cepat-cepat.

Darrell sendiri tak bisa memastikan di mana tempatnya, tapi setelah mereka selesai membicarakan masalah dokumen, Kekasih Ella yang terbaring lemas meminta kepadanya untuk mempercepat pernikahannya.

“Kenapa sih Ella!???” ucap Kevin yang meminta penjelasan dari kekasihnya.

“Gaun pernikahan punya gua dan baju pernikahan elu dah selesai, jadi gua minta buat lo siap mental karena kita bakal mempercepat pernikahannya,” ujar Ella.

Ella kembali membayangkan kejadian yang sangat membuatnya terpukul di kamar rumah sakit tadi, kekasihnya meneteskan air mata dan berulang kali meminta agar mempercepat pernikahannya.

Ella pun bertanya pada Darrell maksud darinya yang tiba-tiba memaksa, ia menjelaskan, “Gua punya feeling buruk sama masa depan gua sendiri,” jelas Laki-laki yang terbaring dengan badan penuh alat medis.

Wanita yang duduk di mobil saat ini akhirnya menjelaskan sesuai apa yang di minta oleh Darrell, “jadi permintaan Darrell yang terakhir sebelum dia tiada cuman kepengen lihat gua bahagia.”

“Gua bener-bener mohon sama elu, tolong, tolong elu mau nikah ama gua secepatnya,” pinta Ella menangis sesenggukan, lantas Kevin turun dari mobil hanya untuk dapat memeluk Ella di bangkunya.

“Iya! Gua pasti nikah sama elu.” 

***

Hari sudah semakin malam, tetapi pasangan ini masih terduduk di sofa bersama tamu wanita yang datang dari Indonesia, Ino sangat menganggap wanita itu adalah nyamuk.

“GUA NGGAK KUAT KINA! GUAA NGGAK KU-UUAAT!” tangis histeris berlebihan dari Rea semakin menjadi-jadi seraya memukul-mukul dadanya tepat di area jantung.

“nggak kuat tapi tetep pacaran, lebay,” cemooh dari Ino langsung di sahut oleh Rea.

“DIEM LO BANG-S-SAT!!” seraya melemparkan kotak tisu hingga mengenai wajah Ino.

Kina dan Rea tertegun, Ino mematung dan menahan sakit sekaligus amarahnya, Rea menghentikan tangisannya dan langsung berkata, “M-m-ma-maaf,”

Maaf maaf otak lo pea! Batin Ino sembari menatap Rea kesal.

***

Bereft
By: S E A C O N C H Z

Bereft | Asam GaramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang