11 | Ajakan

14 10 0
                                    

***

Kinara Yuvara telah sampai di rumahnya pada pukul 00.30 pagi, Wanita itu tidak memperlihatkan tampang orang yang sedang lelah, dengan badan yang terlentang di atas kasur ia sedang asyik memikirkan sesuatu.

Satu setengah jam berselang, akhirnya Ia mencoba memejamkan matanya dan tidur dengan pulas, Kina sudah memikirkan sesuatu itu secara matang-matang, bahkan ia sempat bangkit dari rebahannya dan berjalan kecil dari ujung kamarnya ke ujung kamarnya terus menerus.

Dengan segelas penuh air putih yang tersedia di meja belajarnya, ia telah meneguk air tersebut hingga bersih. Kini Wanita itu telah mendengkur dengan suara yang pelan.

***

Hari baru telah dimulai,  Wanita rambut sebahu itu berjalan dengan semangat menuju tempat kerjanya. Ternyata semalam ia sedang menasihati dirinya sendiri agar tidak terhanyut dalam dunia percintaan yang malah menyakiti dirinya sendiri.

“Gua harus hiatus dulu!” Kina mengucapkannya dengan lantang, Ia menyadari bahwa selama ini ia belum pernah untuk bersyukur atas apa yang ia dapat. Kini ia harus melepaskan diri dari orang di sekitarnya, tapi mungkin kah berhasil?

***

Kina telah sampai tetapi...

“onde-ondeee!” panggil Rea dengan nada lembut kepada pacar barunya yang bisa dianggap sangat jomplang dari tipe Rea.

“Kalkuuunnnn!” sahut Koko dengan nada yang sama, pasangan baru ini tak berhenti-henti memanggil satu sama lain sejak tadi.

“onde-ondeee!!”

“Kalkuuunnnn!!”

Di depan kasir Kafe Saturday adalah tempat mereka berada, lagi-lagi Pasangan Koko dan Rea ini benar-benar menikmati suasana itu serasa dunia milik mereka berdua saja.

Kina bersama Ino yang melihat itu memasang wajah datar dengan mulut terbuka setengah, Kina berkata, “Gua sekarang paham kenapa Rea sering curhat masalah elu yang katanya nggak sesuai kriterianya.”

Ino langsung menimpali pernyataan Kina, “Ini toh kriteria Rea?”

Kina jijik sendiri melihat sikap Rea yang tiba-tiba menjadi cair terhadap Koko yang awalnya seperti seekor kucing  yang tak suka dengan kehadiran tikus di lingkungannya.

Jam telah mengarah pada pukul 16.00 sore, Kina bersama Ino sedang meluncur dengan sepeda motor milik kekasihnya menuju hunian dari keluarga Koko. Wanita itu ada keperluan kepada Ayah Koko yang akan berlangsung sebentar.

Wanita rambut gonjes itu telah duduk di sofa panjang untuk 2 orang bersama Ino di sampingnya, “Saya memutuskan resign pak, ini surat resign saya,” ucap Kina seraya menaruh surat pengunduran dirinya pada meja di depannya.

Pemilik Kios tersebut duduk di depan mereka dengan bentuk sofa yang sama. Ino terkejut mendengar pengunduran diri Kina yang sangat tiba-tiba, “Lah, Gua masuk lu malah resign, gimana sih!?” cela Laki-laki jakung itu kepada Kina dengan nada bisik.

Kina melirik ke arahnya, “udah nanti aja gua ceritain.”

“Saya juga resign pak, tapi suratnya nggak ada, eee... nggak papa ya pak hehe,”

“Lu kenapa ikut-ikutan!” geram Kina dengan pelan, Laki-laki jakung berlengan panjang warna hitam itu terdiam dan tak mau merespons Kina yang padahal menyenggolnya berkali-kali.

Mereka telah selesai dengan urusannya, dan pasangan itu kini tengah bersiap pergi dari perumahan mewah dekat kota yang mereka injak saat ini, tak disangka-sangka pasangan tersebut mendapat kehadiran dari laki-laki yang baru saja menyakiti hati Kina di taman kemarin.

Kevin terkejut dengan tampang Kina yang tidak seperti biasanya, Laki-laki berkecukupan itu memiliki pengalaman dengan Kina di masa lampau. Jika ia menyakiti hati wanita itu, Kevin akan kewalahan untuk mengembalikan mood Kina.

“Hai! Lu kenapa di sini??” sapaan Kina semakin membuat Kevin menyadari kedewasaan wanita yang dulu ia cintai.

Kevin tak menjawab itu dengan cepat hingga membuat Ino tiba-tiba menancapkan gas.
Ngeenggg!

“eh eh eh bentar,” pekik Kevin, Laki-laki kere itu langsung mendapat hantaman lembut dari Kina.

“Gua punya tiket ke Perancis, kalo lu mau ngedatengin pernikahan gua, lu bakal gua kirim tiketnya,” tutur Kevin.

Mendengar hal itu Ino kembali menancapkan gas yang bisa terbilang menghasilkan jarak cukup jauh, Kevin pun langsung berlari mengejar Sepeda motor yang ditumpangi oleh Ino dan Kina.

“Lu bisa diem nggak sih!?!!?” bentak Kina dan di respons Ino dengan mendengus tak suka, “Yaudah gua mau, eee, tapi 2 tiket ya buat Ino, ohh iya kalo mau... Buat Rea 1 ya,”

Laki-laki yang menawarkan tiket pesawat pun mengangguk paham, tanpa menunggu salam perpisahan kepada Kevin, Sepeda motor itu langsung melaju kencang.

***

Jalan tol sangat sepi saat itu, malam hari ini Kevin dan Ella sudah siap untuk pernikahan mereka di Perancis nanti.

B*tch! Lu masih nggak bisa relain pacar lo yang udah punya pacar lagi!?” ujar wanita dengan baju santai di mobil SUV mewah. Kevin yang berada di sampingnya langsung menyahut kalimat Ella yang dianggapnya menjelekkan dirinya dan Kina.

“lu diem aja bangke!” pekik Kevin.

Mereka tengah berada di perjalanan menuju bandara, tiket VVIP mereka telah terjadwal kan pukul 20.00 malam dengan tujuan pemberangkatan Negara Perancis yang terkenal akan menara Eiffe di kota Paris.

***

Sahabat Kina sedih karena Kina telah resign dari kios kafe Saturday yang bagi Rea adalah tempat yang paling nyaman dari seluruh pekerjaan yang pernah ia masuki.

Sahabatnya pun sedikit jengkel terhadap Kina yang resign tak membicarakannya bersama dirinya, “Rea, lu di sini nggak ada gua juga udah bahagia, lu kan udah pacaran ama Koko, jadi nggak kesepian...” sahut Kina menenangkan Rea di dapur kafe Saturday.

“Lu marah sama gua ya?” tanya wanita rambut panjang yang di ikat itu, ia mencurigai Kina yang sepertinya sedang jengkel dengannya karena telah memiliki pasangan.

Kina menjawab dengan tertawa kecil lalu berkata, “Nggak...”

“Gua mau dateng ke pernikahan orang, tapi bukan di Indo, pernikahan orang ini ada di Perancis!” jelasnya dengan tersenyum senang dengan melompat tinggi yang padahal hatinya sudah terbeset-beset.

Ia tetap berusaha bahagia dan bersyukur atas keadaannya walaupun menyakitkan.

“HAAHH!” Rea terkesiap karena menyadari siapa orangnya, lalu ia membatin, Nih anak nggak waras!!

*

Kina sudah pulang dari tadi, Kini Kafe Saturday itu terasa sepi tanpa adanya Kina yang sudah dianggap saudari sendiri oleh Rea. Perasaan hati Rea campur aduk, mood wanita itu benar-benar sangat down.

Koko menggandeng Rea, ini tak seperti biasanya, mulut dari Rea tak seperti kalkun yang Koko kenal. Lalu Rea bergumam hingga terisak, “Kina, maafin gua ya, sorry banget selama ini gua sering ambil goceng di dompet lu yang padahal gua orang mampu,”

Air mata Rea itu pun langsung disapu bersih oleh Koko.

***

Bereft
By: S E A C O N C H Z

Bereft | Asam GaramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang