18 | Akhir Menuju Awal

8 3 0
                                    

***

Panti asuhan cempaka belum merenovasi desain gedungnya, terlihat kuno tapi sangat sejuk untuk diamati, dedaunan yang menutupi gedung itulah alasannya.Sebenarnya tampak luar panti itu semacam sekolah taman kanak-kanak tetapi memiliki perbedaan yang mencolok karena panti itu sangat besar.

Kina sudah melewati gerbang pintu masuk yang berwarna hijau, ia berjalan seraya bernostalgia dengan pengalamannya di panti asuhan tersebut. Kemudian ia terhenti setelah melihat sebuah ayunan besi merah yang selalu menjadi tempat favoritnya, ia rela menunggu antrean hanya untuk ayunan berkarat itu.

Kini wanita rambut gonjes itu sudah memasuki bangunan tersebut, tepat di hadapannya terdapat seseorang di meja lobi panti asuhan itu.Tak disangka-sangka penjaga lobi tersebut masih mengingat Kina, senyuman senang berada di wajah penjaga wanita tersebut, ia mendatangi Kina lalu berkata, "Aduhh, udah lama banget nggak ketemu..."

Tapi sayangnya memori Kina dengan wanita itu tidak terlalu teringat jelas.

Kina bersama wanita tersebut duduk di sebuah sofa berwarna hitam, mereka duduk berdampingan saling menghadap. Setelah Kina melontarkan sebuah pertanyaan yang saat itu membuatnya linglung, pada akhirnya jawaban dari wanita yang diketahui bernama Bu Dede membuat Kina puas dan cukup mengejutkan.

Ternyata Kina mengalami Koma selama 5 Hari, Wanita tersebut menambahkan bahwa Ibunya telah mendaftarkan Kina di panti asuhan ini untuk berjaga-jaga, "Ibu mu sangat kuat, beliau kesini pakai kursi roda,"

Bahkan Bu Dede pernah berkata pada Ibu Kina, "Bu kenapa nggak lewat telepon saja,"

"Seorang Ibu kalo sakit pun harus tetap bekerja demi anaknya," jawaban dari Bu Lina itu langsung membuat penjaga tersebut membisu dan melanjutkan pelayannya.

Kok bisa gua baru tau kalo gua koma 5 hari!?

Lalu wanita yang terlihat berumur 40 tahunan tersebut bangkit dari sofa dan pergi ke sebuah ruangan untuk mencari sesuatu yang terlihat penting. Ia kembali dengan menggenggam sebuah surat yang masih tersegel rapat.

"Sebenarnya ini waktu yang tepat buat kamu membaca semua yang ada di dalamnya, saya sendiri belum tau gimana isinya, tapi... Ini pasti sangat istimewa,"

Kertas yang terlihat bekas lipatan yang jelas, dengan noda yang sepertinya pernah terkena air. Isi dari surat tersebut tak dibaca oleh Kina, ia memilih untuk kembali menutup lalu berpamitan.

Wajahnya tergambar penyesalan yang sangat berat. Kini wanita rambut sebahu itu berencana mencari Rumah sakit yang pernah ia tempati setelah kecelakaan itu terjadi.

***

"Ini dokumen pentingnya," Kina menghampiri Kevin yang terlihat putus asa di taman, laki-laki itu berjongkok dengan menghadapkan wajahnya ke tanah.

Mendengar omongan Kina ia langsung menengadah ke arah sumber suara, ia langsung bangkit dan perlahan senyuman kembali terlihat pada wajah mantan Kina tersebut.

Kina yang memberikan diska lepas tersebut langsung diraih Kevin, air mata menetes dengan cepat, perasaannya sangat senang dan bersyukur dengan ditemukannya diska lepas itu.

"Lu kok bisa ketemu sih!? Lu Nemu dimana?" tanya Kevin sambil memutar-mutar diska kecil itu.

"Ceritanya panjang, kalo mau pendeknya bakal gua ceritain pas lu udah berhasil masukin Pak Roles ke penjara," Kevin mengangguk paham.

"Thanks Kina!"

***

Hari sudah senja tetapi Laki-laki yang memiliki nama panjang Nasta Ino tengah melangkah santai di lorong rumah sakit, ia baru saja menerima kenyataan yang sangat pahit.

Air mata mengalir perlahan pada kedua matanya, nenek Ino baru saja menghembuskan napas terakhirnya, dan ia belum memanggilnya dengan sebutan "Ibu."

Ini adalah cerita awal dari Keluarga Ino, ini sangat terlambat, tetapi pada akhirnya laki-laki itu mengetahui hal yang sebenarnya terjadi.

Ibu Ino dan Ayah Ino adalah seorang bejat yang menjual narkotika pada naungan milik Pak Roles. Keduanya saling mencintai, dan akhirnya kedua insan tersebut menikah.

Pekerjaannya mulai di tinggal, dan berubahnya sebuah sebutan itu dimulai dari sini. Keduanya baru saja meninggalkan bandara soetta, dengan mengendarai mobil Sedan berwarna putih terjadi sedikit pembicaraan santai.

Mereka menuju rumah sakit untuk pengecekan kandungan, mereka memiliki dua kabar yang sangat mengejutkan, Dokter memberikan selamat atas kehamilannya.

Satu kabar tambahan ini membuat raut wajah dokter itu berubah, tak disangka-sangka Ibu Ino memiliki kelainan genetik yang membuatnya akan mengalami kulit yang menua.

Ibu Ino langsung tak mempercayainya, kenyataan itu masih belum dapat ia terima.

6 bulan berlalu, Dokter memang sudah memberikan Informasi itu, awalnya ia anggap jika itu hanya omong kosong, ternyata kulitnya benar menua. Pak Aryo dan Ibu ino yang dapat kita panggil Bu Ika sedang tak saling dekat, Pak Aryo berada di Singapura untuk pekerjaannya, sedangkan Bu Ika berada di Indonesia.

Keduanya tak akan pernah tau sampai kapan mereka begini. Akhirnya Bu Ika izin dengan Suaminya untuk membolehkannya meletakkan anaknya di panti asuhan, ia tak tega melihat anaknya melihat jika ibunya adalah seorang nenek.

Kondisi fisik Bu Ika mulai menurun, ia benar-benar terlihat seperti seorang nenek-nenek. Anaknya kini berada di Panti Asuhan, ia berharap jika anaknya akan mendapatkan orang tua baru yang benar-benar membuat Ino memiliki banyak kenangan indah.

7 tahun berlalu, Ayahnya ingin melihat Ino yang berumur 7 tahun, sejak anaknya lahir ke dunia ia belum pernah melihat sedikit pun wajah anaknya. Kini ia berencana menemui anaknya.

Baru saja akan keluar dari pintu exit bandara, ia sudah dikejar-kejar oleh polisi, ternyata ia adalah salah satu buronan penjual narkoba.

Ia berhasil pergi dari bandara, dan sedang melaju kencang menggunakan mobil seseorang yang ia temui dijalan. Tapi sayang ia masih belum berhasil menghindari kejaran polisi.

Ia mengklakson-klakson karena jalanan ramai, tak disangka-sangka ia malah membuat sebuah kecelakaan beruntun, dan salah satu korbannya adalah keluarga Kina.

Tetapi pada saat itu ia belum mengenal keluarga Kina.

Ino berhenti setelah melihat Kina sudah menunggunya di taman rumah sakit, Ino langsung berlari dan memeluknya, "Maaf, maaf gua baru tau, seharusnya gua tau dari dulu,"

Kina tak marah, karena apa yang ia jalani saat ini adalah pengalaman terbaik dan sangat berkesan.

"Maaf, gua harus putus ama lu, sorry,"

"Eh, nggakpapa Ino, gua nggak marah," Kina mencoba menenangkan Ino yang sedang emosional.

"Nggak! Gua tetep harus putus ama lu!" Ino langsung berlari menghindari Kina.

***

Bereft
By: S E A C O N C H Z

Bereft | Asam GaramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang