***
Kevin telah melangkah jauh, kemudian Wanita itu menyadari bahwa puluhan orang yang berlalu lalang meniliknya, ia cepat-cepat menyapu bersih air matanya lalu berlari pergi dan melupakan Ino yang sebelumnya telah izin ke kamar mandi.
Ino yang berada di balik pohon hanya terdiam, ia tak bisa bergerak, tubuhnya dipenuhi penyesalan, ia menyesal membawa Kevin kemari yang awalnya hanya untuk mengatakan putus kepada kekasihnya, tetapi hal yang dilakukannya malah memperburuk keadaan Kina.
Tiba-tiba Ino memukul keras pohon itu
Bbrrakkk!Ia tak merasakan sakit apa pun, tangannya hanya menjadi merah, tampang laki-laki itu sedang tidak baik, Ino sepertinya sangat merasa bersalah, “Goblokkk!”
***
Kevin meneteskan air mata dengan wajah datar seakan ia kelilipan. Selain karena paksaan Ino, hal yang terjadi tadi memang harus ia lakukan sejak awal. Kini Kevin hanya harus fokus dengan pernikahannya bersama Ella yang akan diadakan di negara Perancis nanti.
“Lu udah ngelakuin hal yang bener vin, that’s a good job,” ujar Ella yang ternyata berada di mobil bangku tengah tanpa diketahui kekasihnya, “Lu tau kan papa gua ngebuat surat undangan pernikahan yang jelas-jelas kitanya belum siap!!??”
Lantas Kevin menyeka air matanya setelah mengetahui calon istrinya berada di mobilnya, “lu kok bisa masuk?” tanya Laki-laki itu dan langsung dijawab cepat oleh Ella dengan menunjukkan sebuah kunci mobil cadangan.
“Bokap lu cuman butuh duit kan, gua kirim nanti!”
“Heyyyy brooo! My papa tidak membutuhkan duit saja, tuh orang juga butuh ketenaran buat naikin sahamnya,” timpal Ella, “Yang pasti! Pernikahan kita tetep berlangsung nggak bakal berhenti.”
Kevin terpegun, Laki-laki itu sedang memikirkan sebuah rencana agar dapat membuat seluruh Pernikahan yang akan mereka gelar cepat berakhir.
“Kita pulang ke Perancis aja,” saran Ella seraya mengambil segelas teh tawar yang ada di dalam gelas plastik di pintu mobil bawah, “Kita dikasih waktu 2 minggu tapi ayo kita buat itu semua menjadi seminggu,”
“Pacar lu di mana sih?” Kevin penasaran dengan kekasih Ella yang selalu bercerita bahwa dia adalah orang yang baik dan sangat setia terhadap dirinya.
“Ya di Perancis lah, dia cuman diam di kasur,” jawabnya dan langsung mengubah mood nya menjadi down, gelas plastik itu langsung ia letakan kembali pada tempatnya.
Kekasih Ella bernama Charles Darrell mengalami sebuah kecelakaan yang sangat fatal, kejadian itu masih dapat diputar jelas dalam pikiran Ella, “Darrell bener-bener orang yang baik loh, gua nggak bohong,” ungkapnya, air mata kembali mengalir perlahan, Ella benar-benar tak bisa menahan amarahnya saat tahu pelaku yang membuat Pacar Ella menjadi cacat.
“Papa gua emang orang yang kurang ajar!” tangannya mengepal.
“Yaudah kita ke Perancis aja, Gua udah punya rencana spesial buat bokap lo,”
“Lo kudu nyeritain ke gua gimana rencana lo, gua lebih tau orang yang lagi lo lawan,” Ella tahu betul bagaimana Ayahnya melakukan perlawanan terhadap semua orang yang mengganggunya dengan sangat mudah.
***
Jam telah mengarah pada pukul 10 malam, kios kafe Saturday itu telah gelap dengan kursi-kursi tersusun di atas meja, para pegawai itu juga telah berjalan keluar bersamaan.
Koko dan Rea bergandengan erat hingga melupakan temannya yang padahal sedang patah hati. Terkadang sebuah ikatan cinta akan membawa sebuah energi positif bagi pasangan itu sendiri, tetapi untuk orang yang di sekitarnya terlebih lagi orang yang sendiri akan membawa energi negatif.
Mereka masih melangkah pada setapak jalan depan Kafe Saturday, Tiba-tiba tangan Kina di pegang seseorang dengan membawa ratusan bunga mungil liar berkelopak putih dan putik kuning ini yang diketahui bernama bunga ketul.
Kina tertawa renyah melihat Kekasihnya membawa bunga liar itu, “Aduhh seberapa kere-nya sih eluuu!?? Hahahahahhah!”
Laki-laki itu pun turut senang melihat senyuman cerah dengan tawa terukir cepat di wajah Kekasihnya, “Kere gua kebangetan dong!” sahutnya ikut tersenyum lebar.
Laki-laki kurus kerontang itu kemudian merangkul bahu dan melangkah bersama, bunga ketul yang sebelumnya dipegang erat oleh kekasihnya kini berada di tas selempangnya tanpa memedulikan itu akan rusak.
Betapa terkejutnya Ino melihat Rea merangkul laki-laki yang setahu dia itu bukanlah tipenya, ia berhenti melangkah dan malah menampakkan mulut yang terbuka, “Sejak kapan Rea pacaran ama ... Eee sama cowok yang kayak agar-agar?”
“Gua juga nggak paham tuh laki-laki pake pelet apa biar Rea suka ama dia,” sahut Kina yang setuju dengan apa yang dibayangkan oleh Ino.
*
Kinara Yuvara telah sampai di rumah Ino yang sangat sederhana tapi nyaman, halamannya memang tidak luas tapi ini cukup. Mereka sudah di tunggu oleh Nenek Ino yang sudah sangat berkeriput dan nahasnya ia mengalami kebutaan, kedua matanya tergambar warna putih.
“Sampaaaiii!” ucap Laki-laki jakung itu yang baru saja masuk ke dalam halaman rumahnya bersama kekasihnya yang ikut menumpang di belakangnya.
Mereka sudah melepas helm mereka dan berjalan menuju Nenek Ino lalu menyungkem, “Nenek udah nungguin kalian lamaa bangett,” di umur ini Nenek Ino mulai kesulitan untuk berbicara.
“Loh kamu mau kemana?” ucap Kina menggunakan bahasa formal kepada Ino yang tiba-tiba menggunakan helm bogo nya kembali.
“Oo saya mau pergi membeli terang bulan di depan sana,” sahutnya yang ikut-ikut mengucap kata-kata yang berbahasa formal.
Ino langsung berangkat membeli makanan kesukaan kekasihnya itu.
“Kina...” panggil Nenek Ino kepada Kina dengan telapak tangan yang memukul-mukul lembut di kursi sampingnya yang mengisyaratkan duduk.
“Nenek baru tau kamu nggak dikabarin sama Ino kalo dia pergi ke Singapura,”
Kina terdiam setelah mendengar Ino selama menghilang berada di Singapura, “Ino juga bohong ke nenek, katanya dia itu lagi kuliah, eh ternyata dia lagi nyari ayahnya,” ungkapnya.
“Ayah!? Ino punya Ayah?” Ino pernah bercerita padanya jika ia tidak pernah memiliki sosok orang tua, dan nenek yang ada di samping Kina saat ini adalah seseorang yang mengadopsinya.
“Iya, Ino waktu itu bersama seorang laki-laki tua dan diajak mengobrol di rumahnya, mereka mengobrol selama sehari penuh,” jelas Wanita paru baya itu, Kina mendengarkan dengan serius, “Bahkan nenek sampai memanggil polisi, anak itu memang nakal.”
“Orang itu tau semua kisah keluarga Ino, dan karena itulah Ino akhirnya tau jika ia punya orang tua,”
Kebahagiaan teman-teman gua udah ada, hmmm... gua kapan? Batin Kina dalam perasaan trenyuh.
Kemudian Ino datang dengan senyuman lebar membawa keresek berisi sekotak terang bulan kesukaan kekasihnya.
***
Bereft
By: S E A C O N C H Z
KAMU SEDANG MEMBACA
Bereft | Asam Garam
CasualeSatu persatu orang yang ia cintai pergi meninggalkannya *** (KARYA GAGAL) (BAKAL LAYAK DI BACA SETELAH DI REVISI) (GAK TAU DEH KAPAN WKWKWK) (PERKEMBANGAN TAHAP 1.2) (DIBUAT KENANGAN AJA LAH) Kinara Yuvara telah dibuat bimbang untuk memilih sala...