***
“APAA!! PERAYAAN NIKAH KEDUA DI INDO!!?? APA-APAAN SIH PA!!” Ella memekik, sebuah pernyataan dari Pak Roles benar-benar sangat membuat Anaknya tak kuasa melihat tingkah laku Ayahnya yang tak karuan, “Pa, Kita aja belum melaksanakan pemakaman Darrell!!”
“JANGAN MEMBANTAHH!”
Kevin hanya dapat diam dan menonton sebuah ocehan mertua dan istrinya, bahkan memang itu yang seharusnya Ella lakukan sejak awal, diam, ikuti semua kemauan Pria tua itu dan menunggu waktu yang tepat untuk menusuk Pak Roles.
Diska lepas atau dokumen penting masih belum di temukan, pertengkaran yang terjadi di gedung waktu itu langsung dihentikan setelah Ella menuduh hingga terjadi sebuah adu mulut.
*
Mereka berada di pesawat kelas atas menuju Indonesia, “Buat apa Papa bunuh Darrell?? Nggak bunuh pun akhirnya sama-sama berakhir,”
“Atau... Darrell masih hidup!?”
Setelah sampai di Indonesia, para Reporter berdatangan dan melontarkan ribuan pertanyaan pada kedua mempelai itu, keduanya memakai kacamata hitam dan melewati puluhan orang yang menghambat perjalanan mereka.
Senyuman tak terukir dan jawaban tak dijawab adalah keadaan Ella dan Kevin, pernikahan perayaan kedua akan diselenggarakan sore nanti, sedangkan hari ini sudah pukul 10 pagi.
Gedung pernikahan itu sangat besar, bahkan lebih muat banyak ketimbang di Perancis kemarin, Gaun pengantin sudah di pakai oleh Ella dan setelan rapi juga telah dikenakan oleh Kevin.
Pak Dido atau Ayah Kevin mendekati Kevin yang sedang dirias, “Nak, Maaf Papa nyuruh kamu buat nikah sama Ella, Papa nggak bermaksud begitu, tapi ini adalah keharusan Papa,” Kemudian Kevin bangkit dari kursinya dan memeluk erat Ayahnya, “tolong maafin Papa ya nak”
Kevin mengangguk yang berarti memaafkan Ayahnya, “Kevin tau kok masalahnya,”
Jam telah menunjukkan pukul 4 sore, pernikahan ini akan berlangsung sebentar lagi, detik demi detik dapat dirasakan oleh Ella dan Kevin, hidup yang dikekang akan berakhir setelah ini.
“Gua nggak nyangka kita berdua disuruh seperti ini hanya untuk uang,” lirih Ella, “Gua sekarang benci uang karena uang membuat orang menjadi gila,”
“Di titik ini, kita harus sadar, terkadang tanpa uang pun kita bisa bahagia,” ujar Kevin seraya menggandeng Ella, “Sejak kecil kita selalu di motivasi untuk menjadi orang yang kaya,”
“Tapi sebenarnya kita hidup di dunia untuk menjadi orang yang bermanfaat dan bahagia,” mereka mengucapkan kalimat tersebut bersamaan, kemudian kedua mempelai tersebut siap untuk memasuki gedung dan memulai prosesi pernikahan.
Tiba-tiba Pak Dido yang baru saja meneguk sebuah air putih terjatuh di ruang rias, para pegawai yang ada di sana ketakutan dan menelepon Ambulans. Kevin dan Ella sekaligus istri Pak Dido pun tak mengetahuinya.
Sorakan tamu undangan sangat keras, air mata tiba-tiba mengalir pada kedua pasangan tersebut, mereka bukan menangis karena pernikahan tapi karena hidup mereka yang penuh dengan paksaan.
Ucap Janji dan memakaikan cincin sudah selesai, ini adalah saatnya untuk memberikan sebuah kecupan bibir satu sama lain, kecupan bibir ini berlangsung lebih lama daripada pernikahan di Perancis, air mata masih bercucuran di kedua mempelai tersebut.
Setelah kecupan selesai tiba-tiba Kevin berkata, “I love you Ella, kita harus saling mencintai dari sekarang,” Ella menjawab dengan anggukan seraya menyapu air matanya. Dalam rangkulan hangat itu membuat keduanya menjadi nyaman sampai-sampai mereka lupa waktu.
***
Wanita rambut gonjes sedang merenung di dalam kamar kosnya, ia bertopang dagu seraya menengadah menatap langit yang dihiasi awan-awan putih cantik. Di sampingnya tepat di atas meja terdapat sebuah surat undangan dan tidak perlu diragukan lagi jika undangan tersebut berasal dari Pernikahan Kevin dan Ella.
Ia memikirkan sebuah percakapan dirinya bersama Pak Roles di mobil mewah saat itu. Ia tersentak mendengar jika pekerjaan ayahnya adalah hal kotor, dan itu adalah suatu yang sangat mungkin jika ibunya ingin berpisah bersama Suaminya.
“Apa gua harus mencari latar belakang keluarga gua sendiri?” gumamnya yang bertanya-tanya untuk melakukan atau tidak melakukannya.
Kemudian ia mengeluarkan Diska lepas yang ia dapatkan pada mobil Pak Roles dulu, dalam tangan terikat ia benar-benar mencoba mengulurkan waktu agar dapat mengobrak-abrik mobil Pak Roles.
Tapi bagaimana Pak Roles tak menyadarinya? Ia memakai sebuah masker yang bertengger di wajahnya dengan sangat erat agar tak ikut mencium bau yang membuat orang pingsan, itu mustahil sih, tapi itu berhasil.
Diska lepas itu berada di bawah kursi mobil di dalam sebuah kotak kecil, untuk membuka kotak tersebut hanya memerlukan sidik jari dari Pak Roles sendiri.
“Flashdisk ini sudah gua cek, dan ini adalah flashdisk yang bener,” ucap Wanita berambut sebahu itu.
“Tapi... Gua bakal ngebuang ini, sorry Vin,” sambung Kina yang ternyata tetap kukuh untuk melenyapkan Kevin di dalam kehidupannya.
***
Seorang Pria baru saja berjalan gagah setelah melalui perjalanan jauh dengan pesawat dari Perancis hingga menginjakkan tanah di Indonesia. Kacamata dan setelan berwarna hitam menghiasi badan Pria itu.
“Thirty five million dollar will be mine,” ujarnya dengan tawa kecil yang berada di kursi baris kedua pada mobil berwarna hitam mewah, senyuman sinisnya sudah terukir jelas pada raut wajahnya.
Pria yang sering di panggil Pak Roles itu sedang menuju sebuah rumah sakit dan jelas ia sedang memburu Ayah Kevin yang sedang sekarat di ruang VVIP itu.
Pasien seorang Pria Tua di dalam ruang VVIP itu terlihat lemas dengan selang infus terpasang pada lengannya. Pak Roles menyambut Pria sekarat itu dengan senyuman lebar seakan puas dengan kinerja pegawainya.
Kemudian Ella dan Kevin tiba di sana dengan terengah-engah, tetapi Kedua mempelai tersebut tak diizinkan masuk oleh pengawal Pak Roles.
Pak Roles mendekati telinga Pak Dido dan berbisik, “Anda tau tugas anda kan...”
“JANGAN PAAA!!” teriak Kevin yang melarang Ayahnya untuk mengirim sebuah persyaratan yang memang sudah di janjikan sejak awal bertemu, yaitu uang sebanyak 35 juta dolar.
“Janji tetaplah Janji kawan...” ujar Pak Roles dengan senyum sinis menatap Ayah Kevin yang terlentang di kasur. Pak Dido mengeluarkan air mata yang sudah ia bendung sejak awal pertemuannya bersama Ayah Ella itu.
Ia tak rela memberikan seluruh uangnya hanya untuk Pria sampah yang dulu mengalami sebuah kebangkrutan parah. Tanpa basa-basi yang malah berakhir tak guna ia berkata, “Aku sudah menandatangani perjanjian itu dan uang tersebut sudah terkirim,”
Kevin berhenti memaksa masuk setelah mendengar kalimat yang cabar hati tersebut, laki-laki jakung itu sangat terperangah dengan ucapan Ayahnya, seketika ia ingin membunuh Pria Tua miskin yang ingin kaya itu.
***
Bereft
By: S E A C O N C H Z
KAMU SEDANG MEMBACA
Bereft | Asam Garam
RandomSatu persatu orang yang ia cintai pergi meninggalkannya *** (KARYA GAGAL) (BAKAL LAYAK DI BACA SETELAH DI REVISI) (GAK TAU DEH KAPAN WKWKWK) (PERKEMBANGAN TAHAP 1.2) (DIBUAT KENANGAN AJA LAH) Kinara Yuvara telah dibuat bimbang untuk memilih sala...