14-119

44 7 11
                                    

Lee Jeno
Lagi apa?

Kedua alisku tertaut membaca pesan yang baru saja masuk.

"Klise sekali," gumamku sembari melepaskan earphone yang tergantung pada kedua telinga sebelum kemudian membalas pesan darinya.

Mendengarkan salah satu lagu kalian.

Jeno membalas tak sampai lima belas detik kemudian. Ia selalu cepat dalam membalas pesan kalau memang sedang istirahat dan memegang ponsel.

Lee Jeno
Wah, kau mendengarkan lagu kami juga ternyata?

Kim Ah Reum
Emm. Sebenarnya untuk tugas kampus.
Kim Ah Reum
Tugas pertama masa perkenalan, disuruh menulis kritik musik.

Lee Jeno
Aaaaah.
Lee Jeno
Jadi, kau memilih salah satu lagu kami untuk dianalisis?

Kim Ah Reum
Hooh

Aku sedikit tersentak begitu merasakan sebuah tangan menepuk bahu kananku. Memutus kontak dari ponsel, lantas menoleh ke belakang. Mendapati Jihyuk yang entah kapan masuk ke dalam kamar.

Netraku mengarah pada pintu kamar. Ah, iya. Aku lupa menutup pintu kamar tadi, pantas saja tidak ketahuan kalau ada orang lain yang masuk.

"Bikin kaget saja," gerutuku padanya, "ada apa?"

"Min Eli."

Nah, kutahu kakakku terkadang adalah manusia yang berguna. Lantas, kulepaskan ponselku ke atas meja belajar sebelum kemudian memutar kursi untuk menghadap sepenuhnya ke arah dia. "Gimana?"

Waktu itu, sebelum Mirae kembali ke Belanda, gadis yang disebut Min Eli itu membuat masalah lagi bahkan sampai datang ke rumah ini. Dia tidak berniat menggangguku, targetnya Mirae. Tapi dia sangat aneh. Membuatku diam-diam penasaran.

"Ternyata Min Eli sudah meninggalkan Korea dan pergi ke Selandia Baru setelah kasus tabrak lari denganmu tahun lalu."

"Betulan baru tahun lalu?"

"Biar kuceritakan detail tentang manusia ini." Jihyuk memilih untuk duduk di atas tempat tidurku dan melanjutkan penjelasannya dari sana. "Awal tahun 2017 dia pernah diperiksa polisi karena menguntit artis, parah betul kayak kurang kerjaan padahal masih sekolah."

Sempat-sempatnya dia berkomentar dahulu di tengah penjelasan. Aku tetap diam memperhatikan sampai ia kembali melanjutkan.

"Di pertengahan 2017, saat perusahaan orang tuanya tidak terselamatkan, dia dan ibunya pergi ke Selandia Baru," lanjutnya, "parah sih, ayahnya lagi susah malah ditinggal dasar anak durhaka."

Ya Tuhan, kakakku ini mulutnya kenapa suka julid.

"Awal tahun 2018 dia balik entah ngapain dan beberapa bulan setelah kasus tabrak lari itu, kabur lagi ke Selandia Baru."

Kepalaku mencerna tiap penjelasannya. Berpikir sesaat sebelum kembali menatapnya dengan dahi mengernyit heran. "Dapat info darimana sih sampai bisa sedetail itu?" kataku.

Cukup mengherankan. Dia bekerja di firma hukum bukan badan intelijen. Bagaimana bisa mengulik info sampai segitunya.

"Salah satu teman sekolahku dulu ada yang tau tentang anak itu, jadi aku mewawancarainya. Berhubung kau penasaran."

Blue Hair ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang