20-First Day

32 6 0
                                    

Seoul, Musim Dingin 2020
Lee Jeno

Kupikir aku tidak salah lihat. Namun, saat aku buru-buru membuka pintu ruang latihan, aku tak menemukan apapun di koridor. Padahal, mataku jelas menangkap bayangan seorang gadis yang jelas sekali itu Kim Areum dengan rambutnya yang dikucir satu ke belakang.

Tanganku masih menggenggam gagang pintu yang kubuka sebagian. Sekali lagi menyisir pandangan ke sebelah kiri dan kanan koridor. Tidak, apa hantu menyamar jadi Ah Reum untuk menggodaku sekarang?

"Jeno-ya, kenapa?"

Aku tersentak, langsung menoleh ke arah Ten hyung yang duduk di atas sofa hitam panjang di sisi kiri ruang latihan. Cukup lama kami bersipandang dengan kebingungan sebelum kemudian aku akhirnya kembali kepada kesadaran dan menggeleng pelan. Menutup kembali pintu ruang latihan secara perlahan.

Sebentar, aku tidak halusinasi bukan?

Tidak, tidak. Tentu saja tidak. Mengapa pula halusinasi yang lewat malah Kim Ah Reum? Jelas tak masuk akal bukan? Tentu saja.

"Jeno-ah, ada yang salah?"

Kembali aku mengangkat kepala begitu mendengar suara Ten hyung. Dengan tangan kiri yang masih menggenggam gagang pintu, aku menatap Doyoung dan Ten bergantian, mengambil waktu untuk berpikir sesaat sebelum kembali menggelengkan kepala. "Tidak, itu ... kupikir aku melihat seseorang tadi. Ternyata tidak ada siapa-siapa."

Mendengar pengakuanku, Doyoung hyung langsung menoleh kepada Ten hyung. "Hantu di tempat kalian mungkin mengikutimu."

"Memang di tempatmu tidak ada hantunya?" balas Ten.

Aku mendekat ke arah mereka berdua. Memilih untuk duduk di lantai dan memperhatikan kedua hyung ini saling bersipandang.

Doyoung hyung menggelengkan kepalanya. "Tidak," katanya, "hantunya takut sama Haechan."

Haha. Dia mengatakan itu saat telingaku menangkap suara langkah kaki yang baru saja masuk. Dapat aku menebak siapa yang baru saja datang, ketika suaranya menyahut kini terdengar.

"Iya, aku pawang hantu. Tapi, sebenarnya, hantunya tidak betah karena ada Doyoung hyung." Haechan melepaskan jaket abu-abunya dan melemparkan benda itu asal ke atas sofa sebelum ia mendaratkan diri di sana, dengan kepala menengadah menatap langit-langit ruangan. Wajahnya terlihat lelah.

"Kau habis dari mana?" Topik pembicaraan hantu diubah langsung oleh Doyoung yang kini menghadap ke arah Haechan. "Ada ketemu pelatih tidak tadi?"

"Emm ... sempat bertemu koreografernya tadi, trus tadi aku bersama Mark dan Mirae, lalu kemudian ada yang datang -Oh, iya." Haechan langsung menegakkan tubuh dengan kalimatnya yang menggantung. Ia menatap ke arahku yang masih selonjoran di lantai ruang latihan. "Ada itu tadi, Kim Ah Reum, teman sekolah kita dulu. Nah, saat cewek itu datang dengan teman laki-lakinya, barulah aku terusir dari sana."

Kim Ah Reum? Aku berpikir sesaat. Jadi, tadi yang lewat betulan Areum?

"Kenapa terusir?" Suara Ten terdengar.

"Ya, kan, aku tidak mengerti mereka mau ngapain. Ya sudah, pergilah aku dari sana."

Ah, Mirae dan Mark. Sepertinya Ah Reum memang akan magang di sini. Tentu dia akan mendatangi kedua orang itu terlebih dahulu.

***

Seoul, Musim Dingin 2020
Kim Ah Reum

"Kau belum makan siang, kan? Tidak sarapan juga tadi katamu."

Perhatianku dari ponsel yang tengah menggulir playlist musik kini teralihkan kepada sebuah sandwich di atas meja yang baru saja disodorkannya Jaewoon padaku.

Blue Hair ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang