13

7.5K 470 12
                                    

FOLLOW
_______
[ P O S S E S S I V E H U S B A N D ]

Tidak terasa hari begitu cepat.

Besok adalah acara Rean akan melamar Nanda. Siswi SMA. Didepan keluarganya lagi. Lebih mewah pastinya.

Siang ini Rean disibukkan dengan beberapa meeting dikantor. Papanya bilang bahwa perusahaan akan resmi milik Rean setelah Rean menikah dengan Nanda.

"Kado dari papa buat kamu nanti itu, perusahaan."kata Papanya waktu itu.

Seharusnya kado dikasih setelah acara itu kan?.

"Pak Rean, maaf.. didepan ada ibu pak." Feby menunduk hormat setelah memberi tahu bahwa mamanya didepan.

"Suruh masuk aja Feb," Feby keluar setelah kepalanya mengangguk.

"An.." Rean menutup Laptopnya saat mendengar suara mamanya.

Mamanya memeluk singkat Rean melepas rindu. Setelah beberapa hari ikut dengan suaminya keluar kota.

"Aku ketoilet dulu mah." Izin Rean saat Mamanya duduk disofa sembari mengeluarkan handphone nya.

"Iya." Jawabnya.

Cukup lama Rean dikamar mandi. Sembari menunggu Rean, mamanya melihat meja kerja Rean.

Mata Ranty tertuju pada kertas yang dilipat kecil.

Dikertas itu tertulis.

Saya terima nikah dan kawinnya Ananda meyla binti Ryan Setiawan dengan mas kawin.....

Ranty- mama Rean tidak dapat menahan tawanya lagi.

Dia mempotret lalu mengirim ke Nauvan. Patner nya menjaili Rean.

Terdengar pintu terbuka buru buru Ranty duduk ditempat semula.

"Lama banget an?" Tanya mamanya dengan nada menyelidik.

Dia memperhatikan penampilan Rean dari atas sampai bawah. Berbeda dengan sebelumnya.

"Wangi banget kamu?" Tanya mamanya sambil hidung mengendus ngendus

"Mandi lagi ma." Jawab Rean.

"Udah dua kali dong?" Tanya nya lagi.

"Aku tadi kesiangan mah, jadi cuci muka sama sikat gigi doang langsung berangkat. Tapi meetingnya dibatalin."

"Ohh, kenapa dibatalin?"

"Pak Satya ada acara yang lain ma, jadinya diundur." Jelas Rean.

Mamanya ber oh ria.

"Jangan dibatalin dong an, diundur gitu. Dibatalin sama diundur itu beda arti tau.." ujar mamanya.

"Iya."

[ P H ]

Hari yang ditunggu tunggu keluarga Rean dan Nanda tiba.

Lamaran.

Hari ini Rean akan melamar Nanda dihadapan keluarga besarnya.

Nanda sendiri sedang dimake-up kan oleh sepupunya sendiri. Kebaya nya sudah ia kenakan.

Kebaya berwarna coklat susu dan kain berwarna coklat sudah ada ditubuhnya.

"Aku malu Nin,"

"Kenapa malu Nda? Tante sama Om niat nya baik loh.."

"Dari pada kamu sendiri dirumah nantinya gak keurus.." lajjut Nindya- sepupu Nanda yang berumur lebih tua enam tahun. Seumuran dengan Rean lah. Anak dari adik ibunya Nanda.

"Kan aku bisa ikut kak Juna Nin," Nindya sedang menggambar alis pun tertawa.

"Juna? Ngaco kamu Nda, haha." Nindya sudah tau akan prank yang dilakukan Juna.

"Dia aja tinggal sama ibu mertuanya Nda, kan kamu yang cerita kalo ibu mertuanya Juna gamau Davi pindah kan?" Tanya Nindya. Nanda mengangguk.

"Yaudah, jangan melas kenapa Nda, orang udah cakep cakep juga.etdah." greget Nindya.

Nindya melanjutkan meng-make upkan Nanda hingga wanita itu benar benar cantik dengab make up yang tidak terlalu tebal.

"Udahan Nda. Gue keluar dulu ya pen boker." Nindya memengangi perutnya sembari keluar pintu kamar Nanda.

Rean sendiri sudah siap dengan batik berwarna senada dengan Nanda rancangan teman mamanya.

"Udah belom An?" Tanya Randy- adik mamanya.

"Udah."

"Ayo," ajak Randy.

Diruang tamu, Keluarga besarnya berkumpul. Tidak semua, hanya beberapa orang saja. Didepan juga sudah terparkir lebih dari 5 mobil.

"Udah semua?" Tanya Ranty sembari membenarkan kebaya yang dikenakan nya.

Sepupu sepupu Rean yang membawa seserahan mengangguk.

"Ayo masuk kemobil ya."

"An, kamu sama mama sama papa ya? Nauvan sama Ariel aja berdua. Kalo ga muat karena seserahan pindah mobil aja ke mobil Nauvan. Kalo gamuat juga pake mobil Om ya, kuncinya sama Nauvan pinta aja." Pinta papa nya Rean.

Mereka semua masuk kedalam mobil masing masing.

Mobil Rean berkendara lebih dulu menuju rumah Nanda.

Rean sedari tadi diam membisu. Entah kenapa dia sedikit gugup.

"Jangan panik." Mama nya menepuk paha Rean membuat lamunannya buyar.

"Nanti kalo kamu sama Nanda jangan gini ah An, coba ngomong banyak ya. Dia kan beda sama mama, papa, Nauvan yang ngerti kamu. Dia bakal jadi pendamping kamu, mama mohon ya.." mohon Ranty. Tidak terasa setetes air mata turun dari pelupuk matanya.

Rean. Anak tercuek nya selangkah lagi menuju pelaminan. Artinya dia akan jauh. Memikirkannya saja dia tidak bisa. Setiap hari mendengar ocehan Nauvan yang meledek Rean. Dan sebaliknya. Rean akan menatap Nauvan sebagai jawaban atas ledekan Nauvan.

"Jangan nangis ma," pinta Rean sembari menghapus air mata yang terus meluncur dari mata Ranty.

"Nanti bedaknya luntur ya An?" Ledek papa nya.

Rean tersenyum saat Mamanya cemberut sembari menatap papanya.

"Apasih!!" Ranty menyenggol lengan suaminya.

"Ganggu momen aja si," omel Ranty.

"Jarang jarangkan Rean gini ke mama." Lanjutnya.

Rean yang mendengar langsung menyenderkan bahunya ke Mama nya. Semenjak kuliah diluar negeri, Rean terlihat jauh dari Mamanya.

Sedari kecil juga Rean memang seperti itu. Karena perbedaan jarak antara Nauvan dan Rean itu sangat dekat. Membuat Rean iri saat mama nya membelikan barang yang diperlukan Nauvan, sedangkan dia tidak dibelikan. Kadang bertengkar, membuat Rean yang tiba tiba pergi entah kemana membuat mama dan papanya kalang kabut mencarinya. Ternyata dia ada dipinggir kolan renang sembari terduduk diam.

"Nanti Nanda kasih waktu untuk kuliah ya An, minimal S1, papa si pengennya Nanda kuliah sampai S2. Meskipun setinggi tinggi nya, sebanyaj banyaknya gelar wanita, pasti dia ujung ujungnya ada didapur, tapi dia harus punya pendidikan tinggi supaya ga direndahin." Jelas papanya.

Rean mengangguk mengiyakan pertanyaan sang papa.

[ P H ]
Nanti dteng y kenikahan nanda rean

Istri jeff👻

Posesive husband (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang