28

4.5K 273 17
                                    

first, follow gua dong anjai
____

Cuaca mendung serta gerimis yang mulai turun membuat siapapun malas untuk keluar rumah. Sama hal nya dengan Nanda.

Wanita itu bersandar disofa dengan tangan yang sibuk mengetik dilaptopnya.

Dering ponsel membuat aktivitas Nanda berhenti.

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam, Nda? gimana kabarnya?"

Nanda menegakan tubuhnya dan meletakan laptop nya diatas meja. Mata nya berkaca kaca saat mendengar suara sang penelfon.

"Ih kamu kenapa nangis nda? kangen ya sama ibu?"  Air matanya turun begitu saja tanpa disuruh. Sudah satu bulan lebih, dia dan sang ibu tidak bertemu. Kesibukannya yang membuat dia jarang sekedar menelfon orang tuanya.

"Baik bu, Ibu gimana kabarnya?" Tanyanya dengan  suara  yang bergetar. Meskipun kadang sering melawan ucapan sang ibu, air mata Nanda tetap keluar tanpa disuruh saat membicarakan tentang orang tuanya.

Apalagi ini, jarak nya yang jauh membuat Nanda merindukan sang ibu dan yang lainnya.

"Ibu baik, kamu lagi dimana? masa ibu kangen kamu Nda..." jauh disana, Ririn menelfon Nanda dengan mencoba menahan tangisnya.

"Aku juga kangen ibu,"

Tanpa Nanda ketahui, di belakang nya Rean berdiri sambil mendengar kan percakapan keduanya lewat telfon.

"Kamu ajak Rean da kesini, nanti ayah jemput dibandara... emang gamao main kerumah disini?"

"Bu, aku kangen banget sama ibu," tangis Nanda pecah.

Rean yang melihat itu melangkah kan kakinya dan duduk disebelah Nanda.

"Besok kita ke Singapur," Nanda menengok mendapati Rean yang sedang menggulung lengan kemeja putihnya.

"Udah pulang Reannya da? ibu tutup ya? assalamualaikum.."

Nanda menarik nafas saat panggilan diputuskan begitu saja oleh sang ibu. Nanda akui, ibunya memang jarang memegang ponsel karena ia lebih suka berkutat didapur atau sekedar merapikan tanaman hias miliknya.

"Nanti kerjaan kamu?" tanya Nanda sambil mengusap hidungnya yang seidkit mengeluarkan air.

Rean memajukan duduknya mendekati Nanda. Tangannya terulur menghapus jejak air mata yang turun dari indra penglihatan sang istri. Meski habis nangis, Rean akui kecantikan sang istri tidak pudar sedikitpun. jiakh

"Biar Feby yang urus," jawabnya.

[ P O S S E S S I V E H U S B A N D ]

Keesokan harinya Rean benar membawa Nanda kesingapur. Setelah berjam jam dipesawat, keduanya kini berada dimobil yang dikirim oleh Ryan.

Nanda yang terus menguap akibat mengerjakan tugas membuat Rean mempersiapkan pundak nya menjadi sandaran sang istri.

Rean mengelus pelan pipi Nanda yang tertidur sambil sesekali tersenyum.

"Kerumah sakit?" tanya Nanda yang terbangun saat merasa mobil berhenti.

"Iya kak, pak Ryan menyuruh kesini dan kakaknya disuruh langsung kelantai 4 dan kekamar 250 B,"

Nanda mengangguk mengerti. Keduanya turun dan langsung masuk kedalam gedung tinggi yang berisi orang sakit, apalagi kalo bukan rumahsakit. mwehehe

Posesive husband (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang