32

3.4K 125 14
                                    

follow
_______

Dua minggu sudah kepergian Ririn. Aktivitas Nanda dan yang lainnya kembali seperti biasa.

Nanda membuka pintu dengan secangkir susu coklat dan roti bakar bikinannya. Dilihatnya Rean yang bersandar di kepala ranjang dengan ponsel ditangan nya. Diletakkannya cangkir tersebut diatas nakas.

"Darimana? saya bangun nggak ada,"

"Dari dapur, buat sarapan." Rean menangguk mengerti. Tangannya mengambil gagang cangkir dan mulai meminum susu coklat buatan Nanda secara perlahan.

Nanda berjalan menuju lemari. Diambilnya sebuah kemeja putih dan celana hitam yang akan dikenakan pria itu nanti saat brkerja.

Seperti biasa, Rean dan Nanda akan keluar kamar saat jam menunjukan sekitar pukul 7 kurang seperempat untuk sarapan bersama yang lainnya.

"Mas," panggil Nanda setelah hening beberapa saat. 

"Iya?"

"Aku mau ngasi kamu sesuatu," Nanda menggulum bibirnya. Perasaannya dag dig dug.

Satu alis Rean terangkat, matanya menjelaskan betapa terkejudnya ia melihat benda yang Nanda keluarkan dari kantong disisi celananya.

Benda tersebut mampu membuat Nanda diam melihat ekspresi Rean yang menatapnya penuh arti.

Tanpa aba-aba, Rean menarik Nanda kepelukannya. "Terima kasih, terima kasih.."

Dikecupnya kening serta rambut hitam Nanda secara berulang ulang menjelaskan betapa bahagia Rean saat ini.

"Mas.."

"Iya?"

Rean membingkai wajah Nanda, dan dihapusnya air matanya yang turun dari mata cantik sang istri.

"Aku sedih mas," Ucapan Nanda membuat gerakan tangan Rean terhenti. Diatatp nya mata milik Nanda mencoba mencari celah apa maksud dari ucapannya barusaan.

"Aku bahagia sekarang, disatu sisi aku sedih.. karena nggak ada ibu yang pasti bakal seneng banget denger ini.."

Rean mengangguk mengerti. Ia pikir Nanda tidak senang bahwa saat ini sedang mengandung.

"Nanda, terima kasih untuk ini semua.. saya percaya ada pelangi setelah hujan, disana.." tangannya menghapus air mata yang kembali turun  di Nanda.

"Ibu bahagia da, sekarang saya minta sama kamu, jangan terlalu larut ya da, kamu yang bilang sama ayah waktu itu, ibu nggak akan suka,"

Astaga, Rean berbicara panjang agar bisa menenangkan istrinya.

Rean sedikit menjauh dari Nanda, dan kemudian memposisikan tubunya menjadi jongkok. Wajahnya berhadapan dengan perut Nanda saat ini.

Entah apa yang Rean ucapankan, Nanda melihatnya hanya bergumam tidak jelas dan diakhiri dengan kecupan singkat serta usapan halus.
____

Nasi goreng sosis dan bakso adalah menu sarapan hari ini. Melihat stok bakso yang banyak membuat Nanda tergiur membuatnya.

Saat sedang menyantap nasi goreng dengan tenang, Nauvan tiba tiba berbicara yang berhasil membuat Ranty terbatuk.

"Aku udah lamar Maura pas berdua ma, Minggu besok kita ke rumahnya ya?"

"Astaga Nauvan, kenapa ga bilang bilang si? Ini hari apa Van? Rabu!! kamu gila? kenapa ga kompromi dulu si?"

Nauvan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Aku gamau nanti dia diambil orang lah, ma,"

Ranty menggenggam kedua tangannya didahi.

"Liat papa Van, Papa ga mungkin tiba tiba bisa kan? masa anak nya mau lamar orang papa nggak dateng? Waktu Rean, oke fine, karena masih ada kamu.. sekarang kamu mau papa ga hadir nyaksiin anaknya lamar orang?"

"Minggu ini? oke kita kerumah Maura." Andy yang sedari tadi diam akhirnya mengeluarkan suara.

Jawaban itu membuat Nauvan memekik senang. Akhirnya...

"Ok, Kamu bisa kan An?"

Rean melirik Nanda, dan Nanda mengangguk membuat Ranty kebingungan melihatnya.

"Bisa,"

Ranty mengangguk dan melanjutkan makannya. sementara itu Nanda sedari tadi menatap Rean agar menjelaskan bahwa dia hamil sekarang atau nanti setelah cek ke dokter.

"Ma, pa, Nanda coba Testpeck dan hasilnya garis dua."

Spontan mendengar hal itu, Ranty membanting sendoknya.

"Serius kan An?" Rean mengangguk.

"Kalian harus kedokter, pagi ini juga!!"
___

Jujur gatau mau lanjutin apa wey, ini didraft dri bulan juli wkwk

Posesive husband (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang