52. "Kalian siapa?"

3.1K 332 76
                                    

"Rey, sudah ya, kamu harus tenang," ucap Ellish, mencoba menenangkan kekasihnya yang terus menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian yang menimpa Zee.

"Aku nggak becus jadi abang, nggak becus..." Nara dan Arga langsung menatap Rey, terkejut melihat kondisinya yang kacau balau. Seragamnya penuh dengan darah, rambutnya acak-acakan, dan matanya sembab. Keduanya segera mendekati Rey.

"Sayang..." Nara memeluk tubuh Rey, tak peduli dengan darah di seragamnya. "Jangan begini, Rey."

Rey menggeleng, melepaskan pelukan Nara. "Aku nggak becus jadi abang, bunda..." ucap Rey dengan pandangan kosong.

Nara menggeleng. "Nggak, nak, nggak."

"Rey nggak be--"

"Ini semua salah gue." Ucapan Rey terpotong. Semua perhatian mereka teralih ke arah Alex. "Ini bukan salah lo, ini salah gue. Kalau saja Zee nggak ngelindungin gue, mungkin nggak akan ter--"

BUGH!

"BRENGSEK!" Tiba-tiba Alex dipukul oleh Rian. "Jadi lo penyebabnya?!" Rian menatap Alex dengan marah, sementara Alex menyeka sudut bibirnya yang berdarah.

"Maaf, Bang, gue--"

"BAJINGAN LO!"

BUGH!

DUGH!

"Abang, sudah, Bang!" Rian seolah tak mendengar apa pun, terus memukuli Alex.

Kenneth ingin membantu Alex, tetapi segera ditahan oleh Rayhan. Rayhan menggelengkan kepala, sementara Kenneth meliriknya dengan bingung, menggerakkan mulutnya seolah mengatakan "What!!" Namun, Rayhan tetap menggeleng, dan akhirnya Kenneth menyerah.

BUGH!

Rian menarik kerah seragam Alex dan menatapnya tajam. "Ini peringatan terakhir buat lo! Mulai sekarang, lo nggak boleh deketin Zee. Kalau gue sampai tahu lo deketin Zee lagi, tunggu aja akibatnya." Rian membanting tubuh Alex ke lantai, tepat saat Mawar dan Regan tiba.

Mawar, terkejut melihat anaknya terbaring di lantai, segera berlari mendekati Alex dan membantunya berdiri.

"Ada apa ini?" tanya Regan dengan tenang.

"Om tanya sendiri sama anak Om apa yang terjadi," ucap Kenzo, menatap Alex dengan penuh ketidaksukaan.

Regan menatap Alex dengan bingung. "Jelasin sama Ayah di rumah nanti." Alex hanya menghela napas, pasrah, sepertinya dia akan terkena omelan.

Regan kemudian menatap Arga. "Gimana keadaan Zee?"

Arga mengusap wajahnya perlahan. "Zee belum sadar, tapi lukanya nggak terlalu besar." Jawab Arga. Regan hanya mengangguk.

Di tempat lain, Aaron berdiri menatap keluar jendela pesawat dengan cemas. Berkali-kali dia mengecek ponselnya, namun tak ada notifikasi yang masuk.

Setelah kejadian yang menimpa Zee, Aaron sempat ikut mengantarkan Zee ke rumah sakit. Namun, setelah tiba di rumah sakit, Ayahnya menelepon, memintanya segera pulang untuk melihat Ibunya yang sedang sakit di Amerika. Mau tak mau, Aaron harus ikut penerbangan saat itu juga.

Aaron membuka ponselnya dan mencari kontak Ellish, lalu segera mengirimkan pesan padanya.

Aaron membuka ponselnya dan mencari kontak Ellish, lalu segera mengirimkan pesan padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ZEE'S STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang