57. Cockroach

88 8 1
                                    

"AAA! KECOAK! SOMEONE, PLEASE HELP ME!"

Suara histeris itu menggema dari dalam dapur rumah keluarga Adijaya. Zee, seorang gadis remaja yang tadinya asyik meminum susu dingin di meja, tiba-tiba menjerit dan melompat dari kursinya, wajahnya pucat seolah-olah dia baru saja melihat hantu. Tapi bukan hantu yang ia lihat. Itu seekor kecoak, merayap pelan di lantai, tampak tak berdosa tapi mematikan bagi ketenangan hatinya.

"Kakak!" teriaknya sekali lagi, suaranya naik beberapa oktaf, panik dan putus asa.

Tiba-tiba, langkah cepat terdengar mendekat, diikuti dengan sosok Rey, kakak laki-laki Zee, muncul dari pintu ruang tamu. Dengan raut wajah bingung dan sedikit tersenyum menahan tawa.

"What's going on? Why are you screaming like that?"

Zee menunjuk ke arah lantai di dekat lemari es. "There! It's a cockroach! Kill it!" suaranya terguncang, sementara ia mundur ke dinding, menjaga jarak sebanyak mungkin dari makhluk berkaki enam itu.

Rey menatap kecoak itu dengan santai. "Seriously, Zee?" gumamnya, setengah tertawa. "It's just a cockroach. It's not going to bite you."

"That's not the point!" Zee memprotes keras. "It's disgusting, okay? And it's moving! Just... get rid of it, please?"

Rey mendesah lega, yakin bahwa serangan cepatnya berhasil mengusir si tamu tak diundang. Namun, hanya beberapa detik setelah kecoak itu terlempar keluar, suara kepakan sayap pelan membuatnya menegang kembali.

"Shit..." gumam Rey, matanya mengikuti gerakan kecil di udara.

Dan benar saja, kecoak itu kembali, terbang dengan penuh dendam, menukik ke arah Rey dengan keberanian yang tak terduga. Seolah-olah makhluk kecil itu berkata, "Lo pikir gue bakal nyerah gitu aja? Terima pembalasan gue, manusia jahat!"

"AAAA MENJAUH LO KECOAK! AAAA LARI ZEE, LARI!"

"KAKAK GAK BECUS BANGET NYINGKIRIN KECOAK!"

Teriakan keduanya sangat nyaring, mengundang kedua kakak mereka yang lain. Kenzo turun tangga dengan wajah bantal namun panik, begitu juga dengan Rian.

Rey memekik kaget, melangkah mundur dengan terburu-buru, menabrak kursi di belakangnya. "Oh, come on! It's just a cockroach!" Ucap Kenzo sambik tertawa dari ujung tangga, memperhatikan drama yang sedang berlangsung.

Rey melirik ke arah Kenzo dengan tajam, "This isn't funny, bang! That thing... it can fly!"

Tanpa memperdulikan komentar Kenzo, kecoak itu menukik semakin dekat. Dalam kepanikan, Rey mengangkat sapu dengan gerakan yang tidak lagi cekatan. Sapu itu berayun liar, tapi justru mengenai udara kosong.

Kenzo, masih dengan senyum di wajahnya, berdiri dan menghela napas panjang. "Okay, okay, let me handle this. Move aside."

Rey dan Zee beringsut ke samping, masih memegangi sapu dengan kedua tangan gemetar. Kenzo mengambil posisi, seolah-olah seorang petarung yang siap mengalahkan musuhnya dalam satu serangan mematikan. Ia menunggu kecoak itu mendekat, memperhitungkan setiap gerakan kecil makhluk itu dengan penuh konsentrasi.

Lalu, dengan satu pukulan yang presisi, Kenzo mengayunkan tangannya, dan kecoak itu jatuh ke lantai. Kali ini benar-benar tak berkutik.

Kenzo berjongkok, mengamati mangsanya dengan penuh rasa puas. "Now that," katanya sambil berdiri, "is how you deal with a cockroach."

Rey menghela napas lega, meski rasa mual masih menggelayuti perutnya. "Arigatou."

"Di dunia ini nggak ada yang gratis." Mendengar ucapan kakaknya Rey mendengus sebal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ZEE'S STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang