7. Period

14.6K 901 44
                                    

Sudah satu bulan Zee berada di Indonesia, dan satu bulan itu dipakai Zee untuk belajar menggunakan bahasa Indonesia. Sudah lumayan lancar walaupun aksenya terdengar aneh.

Juga satu bulan ini Alex dan Zee sudah semakin dekat. Alex selalu mengode kepada Zee, namun Zee berkata 'kenapa bahasa kamu susah sekali dimengerti, aku tidak tau maksudmu Alex' dan Alex pun hanya bisa bersabar.

Kin Zee bersama Elma dan Eca sedang menelusuri koridor sekolah menuju kantin. Disepanjang jalan banyak yang menyapa mereka dan dibalas senyuman oleh ketiga gadis tersebut.

"Kalian mau pesan apa?" Tanya Eca saat mereka telah sampai dan duduk.

"Nasi pake sayur aja El," Jawab Eca.

"Kalau Zee?"

"Samain aja kayak Eca," Elma mengangguk dan segera memesan, tak butuh waktu yang lama Elma kembali membawah pesanan mereka.

"Ini sayurnya nama apa?" Tanya Zee dengan aksen yang sedikit lucu.

"Oh itu namanya sayur Kol."

"Kol?....Oh like the song 'makan daging anjing dengan sayur kol', right?" Elma dan dan Eca terkekeh geli.

"Yes, thats right!" Mereka kembali menyantap makanan dengan tenang.

"Hello ladies,"

"Hi Edgar!" Balas Zee dan Eca.

"Hei cinta, kok gak balas sapaan abang sih,"

Elma hanya memutar bola matanya. "Bacot lo bang." Judesnya.

"Buset judes bener, gak boleh jahat-jahat sama calon suami, cinta." Ucap Edgar.

"Pergi gak lo!" Elma mengangkat garpunya dan mengarahkannya pada Edgar.

"Anjir, Iye-iye maap!" Edgar berlari menuju tempatnya.

"I want to go to the toilet,"

Zee tiba-tiba berdiri membuat Elma dan Eca terkejut melihat rok belakang Zee ada cairan merah. Mereka ingin menutupi belakang Zee, namun Alex dengan cepat dia mengikatkan jaketnya pada pinggang Zee.

"Ada apa Alex?" Tanya Zee kaget, tiba-tiba Alex melingkarkan jaketnya pada pinggang dia.

"You're on your period, i guess."

Zee menepuk keningnya. Dia lupa kalau hari ini dia kedatangan tamu.

"Geez! I forgot it,"

Zee berlari cepat menuju toilet diikut Alex. Rey dan Vian yang melihat adik mereka seperti itu terheran-heran, Rey menghampiri Elma dan Eca.

"Zee kenapa?" Tanya Rey.

"Tembus dia,"

Alex sedang menunggu Zee, tadi sebelum menyusuli Zee dia mampir ke koperasi sekolah untuk membelikan Zee pembalut.

"Alex makasih yah! Kalau Alex gak kasih tau Zee, mungkin Zee udah jadi bahan tontonan," Ucap Zee ketika keluar dari toilet.

"Iye sama-sama,"

"Nanti jaketnya Zee bawah pulang dulu yah, mau di cucu."

"Cucu?"

"Iya cucu. Mau di cucu dulu jaketnya biar bersih,"

"Cuci Zee, bukan cucu." Ralat Alex.

"Iya itu maksud Zee,"

"Lo harus banyak belajar."

"Yah makanya Alex mengajirin Zee dong."

"Ajarin." Ralat Alex.

"Iya itu maksud Zee," Alex hanya menggeleng-geleng kan kepalanya sambil terkekeh.

-ZEE-

"Kakak, Zee mau beli ice cream yaa." Ucap Zee.

"Iya, kamu mau ice cream rasa apa?" Tanya Rey.

"I want vanilla!"

Rey mengangguk dan langsung memesannya, setelah memesan dia memberikan ice cream itu pada Zee.

"Terima kasih," Rey hanya terkekeh mendengar aksen Zee yang terdengar kaku.

Mereka melanjutkan perjalanan pulang ke mansion. Sepanjang perjalanan Zee sibuk memakan ice cream nya sekali sekali dia menyuapi Rey yang sedang sibuk menyetir.

Sesampainya di mansion Zee langsung membersihkan dirinya, selesai membersihkan dirinya dia turun kebawah bergabung dengan Ayah, bunda dan kakak-kakaknya.

Sedangkan disisi lain. Sesampainya dimansion Alex berjalan menuju kamarnya, ditengah perjalanan menuju kamarnya dia mendengar suara ekhem ekhem dari kamar Papa dan mamanya, biasalah sedang memproduksi satu bibit unggul. Karena Alex orang yang jahil tidak tau keturunan dari siapa, dia mendekati pintu kamar fader dan madernya dan mengetuk pintu.

Tok tok tok

"Ma? Pah? Kalian didalam?" Tanya Alex pura pura bego. Tak lama kemudian nampaklah wajah ayahnya yang terbilang masam.

"Kenapa kamu? Ganggu aja!" Ucap Regan dan langsung mendapatkan cubitan maut dari sang istri tercinta.

"Tadi kok Alex ada dengar mama teriak dari kamar kalian?" Ucap Alex sok polos.

"Papa sama mama tadinya mau memproduksi bibit unggul, tapi kamunya ganggu." Ucap Regan spontan.

"Apasih Gan!" Kesal Mawar, suaminya ini suka ceplas-ceplos.

"Emang benar kan sayang, tadi udah mau pelepasan, eh taunya diganggu sempak firaun."

"Idih anaknya dikatai sempak firaun, ini papa sendiri loh yang produksi eh malah dikata-katain." Cibir Alex.

"Udah-udah, Alex kamu istirahat sana, kamu pasti capek." Ucap Mawar.

Alex tersenyum, lebih tepatnya senyum menyebalkan menurut Mawar.

"Oke Mah, Alex istirahat dulu. Papa sama mama lanjut aja udah produksi bibit unggulnya!" Saat dia sudah jalan dia berbalik lagi menatap Regan dan Mawar. "Aku saranin papa buat peredam suara biar kalo malam aku bisa tidur nyenyak, gak terganggu dengan sura dari kalian. Ohia, Alex mau adek cewek pah!" Alex langsung berlari memasuki kamarnya karena pasti dia akan kena semprot dari nyonya besar.

"ALEX!!!!"

Nah kan benar dugaan Alex.

"Sudah mah biarin aja sih Alex, Mending kita lanjutin permainan kita tadi." Ucap Regan dengan menaik-turunkan alisnya.

Mawar menatap Regan dengan kesal. Dia mendorong tubuh Regan keluar dari kamar dan langsung menutup pintu kamar dengan keras.

"Lah gue salah apa?" Gumam Regan.

Tbc

ZEE'S STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang