47. Baikan

3.5K 347 42
                                    

Seorang gadis tersenyum melihat keributan dalam Cafe Senja, sambil bersekap dada menatap keributan tersebut dengan senyum senang.

"Sebentar lagi Alex bakal jadi milik gue." Seringainya.

"Lo yakin mau ngelakuin rencana itu?" Blandie menatap gadis disampingnya, dia mengangguk.

"Iya, gue yakin Alex pasti bakal benci sama Zee!"

"Tap--"

"Ssttt, udah tugas lo cuman bantu nyebarin aja, gampang kan?" Ucap Blandie. "Kalo lo nolak, lo liat aja apa yang bakal terjadi sama perusahan Papa Lo!" Akhirnya gadis itu mengangguk pasrah.

"Lo bakal jadi milik gue, Alex."

-ZEE-

Sepanjang perjalanan, dalam mobil Zee terus menangis, Aaron merasa kasian pada Zee. Dia sangat emosi ketika memasuki Cafe dan melihat Alex membentak Zee.

"Zee..." Zee tetap menangis.

Aaron menghembuskan nafasnya dan menghentikan mobilnya di depan Indomaret. Aaron keluar dan memasuki toko, tak lama kemudian Aaron keluar membawa satu kantong plastik berukuran sedang.

"Zee, jangan nangis lagi ya. Ini aku udah beliin kamu oreo." Aaron menyodorkan sekantung plastik oreo.

Sambil menangis, Zee menerimannya. "M-makasih A-aaron!" Ucapnya sambil sesegukan. Aaron hanya terkekeh melihatnya, kalau ada oreo semua masalah akan selesai.

Aaron mengelus puncak kepala Zee, "sama-sama sayang. Jangan menangis lagi ya, nanti cantiknya bisa hilang." Zee menyeka air matanya dan tersenyum menatap Aaron.

"Iya ini Zee udah gak nangis lagi kok! Bye the way, Aaron kemana saja dua hari ini, kok baru kelihatan?" Tanya Zee.

"Kamu kangen aku ya?"

"Iya, kangen banget sama Aaron!" Jawaban Zee membuat jantung Aaron berdegup kencang. Entahlah, padahal Zee sudah biasa mengatakan hal itu, tapi kenapa sekarang terasa berbeda.

"Aku bantu Daddy ngurus perusahaan di Amerika, Zee."

"Apa nggak berat? Kan Aaron masih remaja, kok Daddy Jordan ngasih Aaron kerja yang berat gitu?"

Sambil menyetir, Aaron menjawab, "Tidak berat kok, aku suka sama pekerjaannya. Itu bisa jadi pelajaran pas aku dewasa nanti" Zee mengangguk paham.

-ZEE-

Alex berdiri didepan mansion milik keluarga Adijaya dengan gugup. Saat ingin menekan tombol bel, keluarlah Rey dengan setelan santainya. Rey terkejut menatap keberadaan Alex, dia mengubah raut wajahnya menjadi datar.

"Mau apa lo kesini?" Tanya Rey ketus.

"Gue mau minta maaf sama Zee dan juga lo sama Vian... gue bener-bener minta maaf, gue gak bermaksud buat ngebentak Zee, gue kebawa emosi Rey." Jelasnya namun tak membuat Rey kasihan.

"Kagak peduli gue sama alasan lo. Pulang sana!" Alex menahan lengan Rey.

"Rey, please... gue mohon maafin gue." Rey menghembuskan nafasnya. Dia juga sebenarnya sedikit kasihan pada Alex, sedikit ya. Tapi egonya terlalu tinggi.

"Gue maafin, tapi gue masih kecewa sama lo, disitu gue gak nyangka sama ucapan lo yang ngatain Adek gue murahan. Berani banget lo ngatain dia gitu anjing! Semua keluarga gue gak ada yang pernah ngatain Zee kayak gitu, dan lo dengan beraninya!" Bentak Rey membuat Rian langsung keluar.

"Kenapa Rey?" Tanya Rian.

"Kakak tanya aja sama dia." Rian menatap Alex bingung.

"Ada apa?"

ZEE'S STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang