53. With Marko

2.2K 223 39
                                    

"Kalian siapa?" tanya Zee dengan bingung.

Rayhan dan yang lainnya terkejut mendengar pertanyaan Zee. Apakah Zee tidak mengenal mereka?

"Teman kamu, lah," jawab Eca.

Zee menggeleng. "Seingat Zee, Zee nggak punya teman selain—LOH?" Zee terdiam sejenak, membuat semua orang terkejut, bahkan Nara sampai memegang dadanya karena teriakan Zee yang tiba-tiba.

"Kenapa, sayang? Ada yang sakit?" tanya Arga, juga terkejut oleh teriakan Zee.

"Ini di mana, Mom? Di negara mana?" tanya Zee, membuat teman-temannya bingung.

"Ini Indonesia, sayang," jawab Nara, membuat Zee shock.

"Hah?! Indonesia? Seriously?" Nara mengangguk. "Bagaimana Zee bisa ada di Indonesia dan kenal teman-teman Zee? Dan bagaimana Zee bisa berbahasa Indonesia?" Pertanyaan Zee membuat mereka melongo, terutama Eca yang hampir ingin memukul kepala Zee.

"Astaga, Zee..."

"Gimana bisa, Mom? Bahasa Indonesia-nya lancar banget."

"Lancar palamu! Kecoak saja kamu masih nyebut cekoak!" kata Kenzo, membuat Zee mengerucutkan bibirnya.

"Siapa bilang?"

Kenzo menyeringai. "Kalau gitu, coba sebut kecoak dengan cepat tanpa mengeja." Zee menatap Kenzo dengan tidak suka.

"Halah! Itu saja, gampang," jawab Zee, membuat yang lain menunggu dia mengucapkannya.

"Silakan."

"Cekoak!" ucap Zee dengan cepat dan percaya diri. Zee menatap mereka semua bingung. "Kenapa kalian tertawa?" tanyanya.

Aluna memegang perutnya sambil tertawa terbahak-bahak. "Hahahaha! Wait... aku nggak bisa berhenti ketawa. Hahahaha, cekoak!"

"Ekhem!" Zee berdehem, membuat Aluna berhenti tertawa. Aluna menatap sekeliling dengan cengiran.

"Sebentar. Tadi kamu menyebutkan teman-teman? Teman siapa yang kamu maksud, Baby Zee?" tanya Justin, mengingat ucapan Zee sebelumnya.

"Ya kalian lah. Ellish, Aluna, dan juga kau, Justin. Siapa lagi?"

"Zee nggak kenal kita?" tanya Eca, menunjuk dirinya dan Elma. Keduanya menunggu jawaban dari sahabatnya.

Elma dan Eca merasa sedih saat Zee menggelengkan kepala. Eca bahkan mulai meneteskan air mata, sedih karena Zee tidak mengenalnya.

"Loh, kenapa menangis?" Nara mendekati Eca dan mengelus bahunya untuk menenangkannya.

"Zee nggak kenal Eca, Tan." Nara tersenyum dan mengelus kepala Eca.

"Zee mengalami amnesia, artinya lupa ingatan. Salah satu cara agar Zee bisa ingat adalah Eca harus membantu Zee mendapatkan kembali ingatannya yang lama. Eca mau kan supaya Zee bisa ingat Eca lagi?" Eca mengangguk sambil sesegukan. "Nah, bantu Zee ya untuk mendapatkan ingatannya kembali." Eca mengangguk lagi, kali ini dengan senyum yang mengembang.

Eca menarik tangan Elma mendekati Zee. "Zee, nanti Eca sama Elma bantu ya supaya Zee bisa dapetin ingatan Zee lagi?" tanyanya antusias. Zee hanya mengangguk, masih bingung dengan situasi saat ini.

-ZEE-

Sudah seminggu Zee dirawat di rumah sakit, dan hari ini dia akhirnya diperbolehkan pulang. Namun, ingatannya belum kembali sepenuhnya.

Hari ini Zee merasa bosan hanya berdiam diri di dalam kamar ditemani Kinara.

"Mau kemana, sayang?" tanya Nara dengan khawatir saat melihat Zee berjalan keluar kamar.

ZEE'S STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang