Sebenarnya aku sudah mempersiapkan diri saat menerima penolakan setelah memberanikan diri mengungkapkan perasan aneh yang kumiliki.Niatku juga tidak selalu untuk meminta kepastian, tidak. Iya, memang. Aku sedikit berharap jika mempunyai kesempatan untuk menjadi seseorang yang berstatus sebagai pacar. Hanya, itu harapan yang paling kecil yang aku miliki pada kamu. Selebihnya, aku cuma pengen kamu tahu kalau aku suka kamu, itu saja. Iya, hanya itu.
Dan, aku hanya ingin perasaan sukaku itu dihargai. Boleh jika ingin mengatakan jika aku ini egois, terserah. Itu hak kamu, tapi keinginanku juga adalah hakku. Karena rasanya begitu sakit saat kamu malah semakin menjauh apalagi setelah mengetahui perasaanku yang sebenarnya. Tidak bisakah kamu berpura-pura biasa saja agar aku tidak memiliki pikiran aneh-aneh tentang diriku sendiri?
Bisakah setelah mengetahuinya, kamu membalas chatku seperti biasa dan tidak menghindariku seperti saat ini? Aku bahkan tidak melarangmu saat kamu mendekati wanita lain lalu berpacaran dengan dia walau itu menyakitiku. Aku juga tidak meminta hal aneh-aneh, aku hanya meminta untuk tahu kabarmu saja dan mendengar suaramu sedikit saja tapi kamu tidak pernah mau mengabulkannya bahkan disaat aku mengemisnya.
Semua itu begitu menyakitkan untukku, seorang perempuan yang merindukanmu tapi tidak tahu cara mengobatinya. Kamu menutup semuanya, tidak memberiku celah untuk sekedar melihatmu baik-baik saja. Kamu menghindariku dan tidak ingin aku ganggu, kamu menganggapku seorang pengusik yang menyebalkan dan wajib kamu jauhi sejauh mungkin sampai aku tidak punya alasan lagi untuk kembali sekedar menyapamu lewat akun sosial mediamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMUA RASA YANG TERCURAH
SonstigesDisaat kamu merasa sendiri dan tidak punya siapapun di sisimu. Kamu hanya perlu mencari aku.