CERITA DI TEMPAT KERJA

9 1 0
                                    


Hanya karena dia adalah orangtua, hanya karena suaminya mempunyai jabatan hanya karena dia atasan bukan berarti pemikirannya bijaksana. Bisa menghargai orang lain dan bersikap adil juga tidak semena-semana hanya karena merasa dia mempunyai hak untuk mengatur hidup orang lain.

Dengan tidak bijaksananya dia menyamakan kami dengan murid sekolah menengah atas di saat kami sudah berada di bangku perkuliahan. Dia mengatur-ngatur kami dengan alasan tidak masuk akal, dia tidak memberi kami kebebasan untuk menunjukan kreatifitas kami sebagai seorang Mahasiswa, dia bahkan mencap kreatifitas kami adalah hal yang salah dan yang paling benar adalah perintah dirinya saja. Dia bahkan tidak diberi hak sepenuhnya untuk terus mengontrol kami sesuai keinginannya, menyuruh kami untuk tetap tinggal tanpa melakukan apapun dengan alasan agar tidak ada kecemburuan sosial karena pekerjaan kami yang berada di lapangan.

Dia bahkan mengeluhkan kami pada orang lain namun bisu saaat bertemu kami langsung, hanya kata-kata yang tidak penting yang dia katakan dan itu ... sangat memuakan. Dia bahkan tidak pernah duduk di bangku perkuliahan tapi dia dengan kepercayaan dirinya mengatur kami seperti dia tahu segalanya, padahal tidak.

Dia adalah seorang yang sangat lucu dan lucunya terlalu berlebihan sampai memuakan. Tidak ada rasa benci untuknya, hanya saja rasa kesal dan hilang respect yang sekarang kami rasakan.

SEMUA RASA YANG TERCURAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang