Aku bangga padamu, atas semua kerja kerasmu dan usahamu selama ini. Dulu rencana-rencana yang kau katakan padaku telah kau wujudkan meski di saat hubungan kita telah usai.
Meski begitu, aku beberapa kali memantau keadaanmu juga kekasih barumu. Tak apa, aku senang karena ada orang lain yang bisa mengertimu dibanding diriku. Aku senang juga karena orang lain bisa menjagamu dan membuatmu bahagia. Meski terkadang aku masih tak mengerti dengan pikiranmu yang malah menyudahi semuanya begitu saja, di saat kurasa semuanya baik-baik saja kala itu.
Oh, tentu maafkan aku karena memilih untuk tidak berurusan denganmu memakai perasaan lagi. Kau pasti mengerti perasaanku, maka dari itu ketika saat itu kau mengakhirinya aku benar-benar menganggap semuanya berakhir. Maaf juga karena ada diriku tak bisa menemerima utuh sebagian dirimu, bukan karena aku tak mau. Hanya, aku juga tak tahu bagaimana cara menghadapinya. Hidupku juga tak seindah itu, untuk itu aku rasa berakhirnya hubungan kita adalah jalan terbaik untuk menyelamatkan kita berdua dari luka yang mungkin akan sembuh cukup lama.
Jika kamu membaca ini, aku harap kamu mengerti dan kamu akan tetap berusaha untuk bertahan bahkan di saat kamu merasa keadilan sudah tak berpihak padamu lagi. Aku bangga padamu, terimakasih untuk hari-hari ke belakang, untuk obrolan cukup panjang yang kita lalui malam-malam kemarin.
Dari perempuan yang terkadang merindukan pelanginya setelah hujan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMUA RASA YANG TERCURAH
RandomDisaat kamu merasa sendiri dan tidak punya siapapun di sisimu. Kamu hanya perlu mencari aku.