bb

12.4K 388 2
                                    

Ruangan kerjanya hanya didekorasi dengan nuansa putih tanpa ada penambahan warna. Parasnya memang masih secantik dulu saat usia remaja tapi ada sesuatu yang membuatnya menjadi pendiam bahkan sangat tertutup pada apapun.

Usianya yang hampir menginjak kepala tiga tidak juga dipedulikan karena memang hatinya masih dia jaga hanya untuk satu nama yang sudah belasan tahun ini mengisi relung kekosongan. Tak banyak yang tau, hanya beberapa orang sahabatnya dan juga keluarganya saja yang tau.

.
.

#########

.

.

Bunyi ketokan pintu tidak membuatnya menghentikan aktifitasnya dan sang tamu tentu saja tau hal itu. Dibukanya knop pintu dan menutupnya kembali. Pandangannya menyusuri setiap sudut ruangan yang tidak pernah berubah dan menemukan sorang wanita cantik sedang sibuk dengan pekerjaannya.

"Kayanya gue mau bikin dapur deh diruangan kerja lo" kata seseorang yang sudah sangat mengenal tuan rumah tapi tentu saja ucapannya tidak akan dihiraukan

"Hehhh nona bos jam makan siang, hari ini kita makan bareng anak-anak direstonya Joya yang baru" ucapnya lagi yang kali ini sudah mendekat kemeja kerjanya dan berhasil membuat sang wanita menghela nafas lalu beralih menatapnya

Tanpa sepatah kata sang wanita mematikan layar yang sedari padi ditatapnya tanpa henti, lalu memasukkan beberapa barang kedalam tasnya yang hanya berukuran kecil. Meraih kunci mobil dan keluar ruangan lalu berpesan pada sekertarisnya kalau tidak akan kembali lagi kekantor.

Didalam mobil hanya ada suara dari audio lalu tiba-tiba dimatikan.

"Emang tau restonya yang baru dimana?"

"Udah sebulan ga kehitung baru"

"Lahh kok lo bisa tau sih? Bukannya lo ga dateng waktu grandopening?"

"Kadonya dateng Bora"

"Lo ngeselin banget sih jadi orang, gue ga suka dipanggil begitu nama gue Dera okeeee" kata Dera yang mengeram kesal dengan sahabatnya

"Debora" jawabnya lagi

"Iya tapi cukup Dera aja ga uaah panjang-panjang" kata Dera yang memang kesal

Sedangkan lawan bicaranya hanya diam dan fokus pada kemudinya tidak melihat bagaimana wajah Dera yang masam karena ulahnya.

"Anak-anak udah pada dateng cuma nungguin kita doang nih Joya barusan kasih kabar" kata Dera yang memang asik dengan ponselnya

"Niki lo denger ga sih" akhirnya Dera yang kesal melotot dan menengok kearah sebelahnya

"Denger" jawab Niki yang memang sangat irit bicara

Mobil yang dikemudikan Niki sudah memasuki parkiran sebuah resto bergaya retro milik Joya teman kuliah satu angkatan. Dera dan Niki berjalan memasuki resto dan disambut oleh pegawai dan langsung diarahkan menuju ruangan VIP.

Masuk kedalam ruang VIP disana memang sudah ada teman-temannya yang menunggu. Mereka semua hening dan melihat kearah Niki yang terlihat santai dan biasa-biasa saja. Semuanya tentu sangat tau dan menghela nafas lalu kembali mencairkan suasana.

"Kita udah pesan tinggal lo berdua doang mau pesan apa?" Tanya Joya selaku tuan rumah

"Steak medium, espresso" mendengar jawaban Niki semua kompak melihat kearahnya sedangkan Niki balik menatap satu persatu sahabatnya dan bersikap cuek seperti sediakala

"Ga nyambung banget sih isi perut lo" akhirnya Joya membuka suara memprotes pesanan Niki dan menggelengkam kepalanya pelan

"Gue samain aja tapi minum orange juice less sugar" kini Dera yang memesan makanan

"Lo juga ga nyambung Bora" kata Niki dan membuat seisi meja tertawa terbahak-bahak karena ucapannya yang tanpa beban

"Kalo udah bosen jadi sahabat gue harusnya lo ngomong dengan cara baik-baik ya nona Nicky Galaxy Clavista" dengan sinis dan tatapan membunuh andalannya Dera menatap Niki dan tentu saja respon sahabatnya diluar dugaan karena mereka dengan kompaknya kembali tertawa

Mereka semua tau bahwa Niki dan Dera memang selalu seperti itu dari jaman mereka sekolah dan nyatanya ucapan Dera hanya sebatas ucapan karena nyatanya sampai saat ini mereka berdua masih dekat bahkan kedekatannya melebihi yang lainnya. Memang mereka berenam sahabat karib dalam duka dan suka juga semua yang mereka lalui masih melekat jelas dalam ingatan yang tidak akan luntur walaupun sekarang menjadi jarang untuk berkumpul seperti ini selain karena kesibukan pekerjaan, Gerry dan Sonya sudah menikah.

Makanan yang mereka pesan sudah dihidangkan dihadapan mereka masing-masing. Menyantap makanan dengan diselingi obrolan ringan mulai dari membahas masa lalu, sampai obrolan bisnis dan sebagainya. Jika sudah berkumpul seperti ini maka satu hari pun pasti terasa kurang karena ada saja yang menjadi topik pembicaraan mereka.

"Okeeeh jadi sekarang kita langsung kebioskop" celetuk Karen yang melihat aahabatnya sudah selesai makan dan sedang melanjutkan obrolan

"Kayak ABG aja sih, tau gitu gue ga ngebatalin meeting" gerutu Niki karena memang tingkah para sahabatnya selalu bisa membuat suasana hatinya jelek dan juga bersorak dalam waktu bersamaan

"Hehhh lo tuh kurang hiburan tau ga makanya kita sengaja ngajakin lo hari ini nikmatin masa muda yang udah lo sia-siakan dengan segudang kerjaan ya akan ada habisnya, lagian lo kan owner masa iya sih dikerjain semua sendiri enak banget dong jadi karyawan lo" ucapan panjang lebar barusan keluar dari mulut seorang pria gagah dan juga tampan bernama Gerry

"Hehhh maksud lo apaan? Nyindir gue? Gue juga banyak kali dikasih kerjaan sama dia kalian kayak ga tau aja nona Niki ini kan sangat amat perfeksionis" Dera kemudian membela diri karena memang posisinya bekerja diperusahaan milik Niki dan jabatannya juga cukup tinggi

"Ya sama aja kalian berdua intinya karena lo pasti kebawa sama nih sibos, udah lah hayu keburu telat" timpal Sonya yang memang selalu mejadi penengah diantara mereka berenam

"Gue ganti baju dulu" Niki langsung beranjak berdiri tanpa menunggu jawaban dari sahabatnya dan pergi begitu saja

"Ra lo kan setiap hari ketemu, gimana? Masih aja dingin gitu, jujur gue kangen Niki yang dulu" kata Joya dengan kesungguhan dan diangguki oleh yang lainnya

"Gue udah berusaha guysss tapi kayaknya hatinya belum sembuh dan Niki ga pernah mau membuka hatinya lagi buat orang lain" jawab Dera dengan lesu

"Kita ga bisa maksa juga sih soalnya yaaa kalian tau sendiri Niki itu tipe yang spesial, ini kan juga termasuk cara kita buat selalu ada buat dia" kata Hendrik yang berprofesi sebagai psikolog

"Ohh iya gue lupa mau cerita, bulan lalu gue  ketemu sama dia waktu ada kerjaan diKorea dan yang gue lihat sih dia juga belum nikah, kayaknya masih menikmati karirnya tuh lihat aja kalian juga tau kan wajahnya ada dimana-mana. Gue kasian sama Niki gimana dia bisa move on kalau bisa kelihatan dimana-mana" kata Reno yang mempunyai pekerjaan sebagai dokter

"Niki ga pernah mention apapun kok dan gue juga begitu, ya udah yukk kayaknya Niki udah dimobil nih ada telpon soalnya" kata Dera

Kelimanya keluar ruangan dan menuju mobil untuk menuju mall dan melanjutkan acara yang sudah mereka susun sepanjang hari ini.

.

.

.

Another SceneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang