"Udah gue masih hidup" kata Niki yang ditatap dengan pandangan sinis oleh kelima sahabatnya
"Lo itu manusia apa setan sih bisa-bisanya ga ngerasain sakit" kata Sonya yang sudah uring-uringan sedari tadi
"Manusia batu sih" celetuk Joya
"Tapi kan emang gue masih hidup terus kalian kenapa pada ngumpul begini" kata Niki dengan disertai helaan nafas
"Mommy sama Daddy udah kesini, gue pulang" kali ini Dera yang berbicara dan berjalan keluar ruang rawat Niki
Ya memang benar Niki tertabrak motor karena menyelamatkan seorang anak kecil yang lepas pengawasan orang tuanya. Hasilnya Niki mendapat luka dikening dan juga bagian tangan juga kaki, luka yang tidak cukup parah kecuali dibagian kepalanya karena seharusnya dijahit tapi Niki menolak dan mengancam dokter juga mengancam akan menuntut pihak klinik. Dera juga sudah memaksa tapi tetap keras kepalanya sudah melebihi batu karang.
"Kalian pulang aja gue bisa pulang nunggu mommy" perintah Niki pada sahabatnya yang lain karena Niki tidak mau merepotkan dan terlebih lagi mommy pasti juga akan menceramahi mereka semua
"Hmmm ya udah kita balik duluan lo kabarin kita jangan ngilang digroup" kata Hendrik sambil menepuk pelan pundak Niki
"Urusan Bora lo biar gue yang ngurus, lo sih jadi ngambek tuh anak orang" kata Sonya
"Thanks guys" kata Niki
Kelima temannya sudah pulang dan sekarang ruangan rawat Niki menjadi sepi. Tidak lama pintu ruangan dibuka dan muncullah mommy dan Daddy.
"Debora kemana?" Tanya mommy
"Pulang" jawab Niki singkat
"Kalau mau bikin tattoo yang bagusan dikit lah, ini kok gambar aspal semua" kata daddy memperhatikan luka yang ada dibadan Niki
"Daddy jangan mulai yah tattoonya udah banyak ga usah nambah lagi" mommy memang dulu tidak setuju saat Niki memiliki tattoo dibagian dada dan memenuhi punggung juga ada dibagian pergelangan tangan
"Ya kan itu seni mom" sanggah daddy
"Kamu mau pulang ngga?" Tanya daddy
"Ya mau dad" jawab Niki jutek
"Oke lets go boy" kata daddy tertawa
"Dad anakmu ini cewek loh" protes mommy
"Mana ada anak cewek ganteng" jawab daddy sambil menertawakan Niki
Keluarga mereka memang sangat harmonis dan tidak ada kecanggungan saat bercanda karena semua memang diajarkan seperti itu sejak Niki masih kecil.
Selama perjalanan sampai rumah Niki hanya berdiam tidak ikut dalam obrolan kedua orang tuanya. Tidak melakukan apapun hanya memandangi keluar dari kaca mobil dan sesekali menutup matanya.
Sampai dirumah Niki masuk kedalam kamar dilantai atas dan langsung merebahkan badan diatas kasur tanpa mengganti baju terlebih dahulu. Mommy yang khawatir pada anak bungsunya lalu menyusul dan membuka pintu karena Niki memang tidak pernah mengunci pintu, hanya menutupnya saja.
"Kamu kenapa lagi? Cerita sama mommy mau?" Kata mommy sambil mengelus kepala Niki pelan
"Pusing mom, im okey" jawab Niki
"Mommy tau ini sangat berat buat kamu, tapi kamu harus ingat juga masih ada mommy daddy dan juga kakak kamu ohh iya mungkin lusa kakakmu pulang jadi kamu ada temannya lagi kan" kata mommy
"Tumben pulang pasti mommy yang suruh ya" kata Niki karena memang benar kakaknya jarang sekali pulang
"Daddy yang suruh kakakmu bukan mommy, bantu dirumah sakit kan kamu udah bantu daddy diperusahaan, jadi kakakmu yang harus bantu mommy" kata mommy tersenyum
"Iya suruh aja lagian aneh kok malah kerja dirumah sakit orang" jawab Niki
"Kan dulu maunya cari pengalaman dulu, kamu juga pernah kabur lupa ya" kata mommy
"Niki kan masih labil dulu mom" sanggah Niki
"Besok temani mommy ya kerumah tante Hera" pinta mommy yang langsung membuat Niki sontak terduduk
"Mommy tau masalah kamu, makanya harus selesaikan besok ini udah sangat lama juga kan kalian ga ketemu. Percaya sama mommy semuanya akan baik-baik saja" kata mommy mengusap tangan Niki
"Daddy tau juga?" Tanya Niki
"Kamu sama daddy itu sebenarnya sama jadi kalau kamu ada sesuatu ya kamu yang bicara sendiri, daddy juga ga mau kamu terpuruk terus boy" mommy memainkan rambut Niki sambil tersenyum memandangi anak gadisnya dan membenarkan ucapan suaminya kalau sekarang anaknya terlihat sangat tampan
Tidak ada yang bisa menebak bagaimana sebenarnya perasaan dan pikirannya karena memang untuk soal hati, Niki orang yang sangat tertutup termasuk pada kedua orang tuanya.
.
.
..
.
."Bisa nyetir kamu Ki?" Tanya daddy saat mereka diruang makan untuk sarapan
"Yang sakit kepalanya dad bukan kaki tangan" jawaban Niki membuat daddy menghela nafas karena memang banyak sekali perubahan dari anak bungsunya
"Daddy sama sopir aja kan Niki sama mom mau kerumah Hera" kata mom
"Daddy ada meeting dadakan, gimana kalau kalian jemput dulu setelah itu bebas mau kemana aja" usul daddy
"Gimana kamu mau jemput kakakmu dulu? Kalau ga mau suruh pakai taxi aja ga masalah juga" mom bertanya pada Niki yang dari tadi asik memakan omelet
"Iya mau mom" jawab Niki karena memang dia juga sudah sangat merindukan kakak kesayangannya yang sudah lama merantau dinegara orang untuk meraih gelar doktor
"Oke daddy berangkat dulu bye semua" daddy beranjak berdiri dan mencium kening mom adalah kebiasaan setiap harinya lalu mencium juga kening Niki dengan penuh kasih sayang
"Ihh kebiasaan Niki udah gede" oceh Niki karena daddy pasti merusak tatanan rambutnya sedikit karena gemas
"Ya udah cepat bawa calon menantu kesini" canda daddy yang membuat mommy juga tertawa
.
..
.Dibandara Niki dan mommy menunggu didepan pintu kedatangan. Mommy terlihat sangat antusias menunggu anak pertamanya yang sudah lama tidak pulang dan hanya melepas rindu lewat telepon ataupun video. Niki pamit pada mommy untuk membeli air mineral karena merasa sedikit haus. Sebenarnya sedari tadi banyak orang yang mempeehatikan Niki karena balutan perban dikepalanya tapi Niki tetap cuek.
Ternyata memang ada keterlambatan sedikit dan mereka berdua menunggu lebih lama lagi. Mereka berdua duduk dikursi sedangkan Niki asik dengan tablet ditangannya berselancar membaca email masuk dari Debora mengenai pekerjaan. Karena terlalu asik dengan dunianya sendiri Niki sampai tidak sadar kalau sudah orang yang berdiri didepannya dan tersenyum jahil. Orang itu semakin mendekat dan dengan gerakan cepat mencium sebelah pipi Niki. Sontak Niki terkejut dan matanya kemudian melihat siapa orang yang sudah menciumnya sembarangan.
Niki meletakkan tabletnya dan langsung memeluk orang kesayangannya dengan sangat erat. Niki menumpahkan kerinduan yang teramat dalam, bahkan air matanya juga menetes haru.
"Kamu habis dirampok Ki?" Tanya orang itu mencandai Niki
"Diem dulu jangan berisik" Niki belum mau melepas pelukannya dan merajuk seperti anak kecil
"Adik kesayangan, kakak lapar nih" kata kakaknya barulah Niki melepas pelukan dan melihat wajah kakaknya
"Ayo kangen-kangennya dilanjut nanti dirumah tante Hera, kasihan loh ini Manda juga pasti lapar" perkataan mommy membuat Niki serasa disambar petir dan langsung menegang kaku bahwa ada seorang lagi yang berdiri disamping mommy
Andrea yang lebih akarab dipanggil Rea yang tak lain adalah kakak dari Niki sangat tau bagaimana situasi ini bagi Niki dengan pelan memegang tangannya dan berusaha menenangkan.
.
.
.