Pembully?

966 156 55
                                    

Sudah terhitung dua minggu setelah ulangan terakhir, kini Beomgyu merasa bahwa Heeseung nya semakin hari semakin menjauh darinya, dia menjadi dingin dan cuek.  Beomgyu jarang mendapatkan respon darinya, bahkan hanya sekadar menyapa saja, dia tidak membalas, terkadang Beomgyu berpikir, kalau Heeseung hanya sedang tidak punya mood bagus saat bersamanya, namun disisi lain Beomgyu juga berpikir, apakah dia memiliki kesalahan terhadap sahabatnya itu?

Bugh....

Satu bogeman mendarat tepat di pipi mulus Beomgyu, "akh....kau kenapa? Apa salahku?"Beomgyu tersungkur jatuh ke lantai.

"LO NGGAK LIAT? BANGKU GUE NYATU SAMA SAMPAH?"memang benar, tempat duduk Heeseung penuh dengan sampah dan bau yang menyengat, namun kenapa Beomgyu yang dituduh? Bahkan dia baru saja sampai dikelas.

"Lalu? Kau menuduhku?"hati Beomgyu seperti disayat-sayat sekarang, sahabatnya menuduh dia yang melakukannya.

"GUE PUNYA BUKTI KOK."Heeseung mengeluarkan ponselnya lalu memperlihatkan seseorang yang memakai hoodie sama persis seperti punya Beomgyu yang sedang menaburkan sampah diatas meja Heeseung.

Beomgyu sendiri terkejut bukan main, "lalu, karena foto itu, kau menuduhku? Begitu?"

"IYA! DAN SEKARANG, LO HABIS DI TANGAN GUE!"setelah berkata demikian, Heeseung lalu menerjang tubuh Beomgyu, memukulinya seperti orang kesetanan. Semua siswa yang menyaksikan itu hanya diam, tak ada yang berniat melerainya satu pun.

Diam-diam ada beberapa siswa yang tersenyum saat adegan tersebut berlangsung.

"Huh! Dasar tak tau diuntung! Lo pikir gue mau temenan sama lo secara sukarela? Gue cuman iba, gue pertegas sekali lagi, GUE CUMAN IBA SAMA LO, CHOI BEOMGYU!"ucapnya sambil terus memukuli Beomgyu.

Semua murid tertawa, mulai dari murid sekelas Beomgyu, hingga kakak kelas yang menyaksikan itu, namun tidak untuk manusia yang kini sedang menatapnya setajam silet, Choi Soobin.

"Gue nggak nyangka Bin, adek lo ngelakuin ini hahah berani juga nyalinya."Felix menepuk pundak Soobin namun tak ada respon darinya.

"pfttt mungkin dia udah cape dibully, terus sekarang sok-sok an jadi pembully."Jay tertawa, bahkan tawanya sangat kencang.

"Dasar cupu!"Jake tersenyum licik.

Yeji, kakak kelas yang terkenal sadis itu pun ikut hadir dalam peristiwa ini, "Pembunuh!"

Sunghoon melipat kedua tangannya didepan dada, lalu dia berkata dengan santai, "udahlah jangan merasa yang paling tersakiti deh, kalo benci sama kita ya benci aja kali."

"Dia keknya nggak tulus deh temenan sama Heeseung,makannya kek gitu kelakuannya."imbuh Taehyun, anak yang terkenal pintar disekolah.

"Habisin aja Seung, dia udah ngehianatin lo kan?" Jisung, kompor

Heeseung menarik kerah Beomgyu, "MULAI SEKARANG, LO BUKAN TEMEN GUE LAGI! Ups maaf, tapi kan gue nggak pernah anggep lo temen HAHAH ANGGAP AJA KITA NGGAK PERNAH SALING KENAL!"

"Tapi....bukannya dulu Heeseung janji bakal nemenin Beomgyu selamanya?"dia menangis, melihat sahabatnya yang tiba-tiba membencinya seperti itu.

Seketika tawa Felix pecah, "hahah BASI!"

"Bodoh! Gitu aja percaya."imbuh Taehyun

"Gue tarik omongan gue yang dulu."Heeseung melepas tangannya di kerah Beomgyu, yang menyebabkan sang empu oleng.

"Eh apa-apaan ini? Udah bubar-bubar! Kalian kenapa nggak ada yang nolongin Beomgyu?"Yeonjun berlari membembelah kerumunan, lalu memapah Beomgyu untuk pergi ke UKS.

Waktu || Choi BeomgyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang