CHOI SOOBIN!

981 159 43
                                    

Kriett...

Suara pintu terbuka, Beomgyu melihat ke sekeliling rumah. Lampu utama sudah dimatikan, itu tandanya kakaknya sudah tertidur. Ia masuk kedalam rumah dengan langkah yang sangat hati-hati, berniat agar tidak membangunkan kakaknya. Namun....

Klik....

Lampu menyala, memperlihatkan seseorang bertubuh tinggi sedang melihat kearahnya. Oh tidak, Beomgyu bisa merasakan kalau kakaknya sedang marah besar sekarang.

Brak....

Soobin, pemuda tinggi itu mendorong adiknya hingga terbentur tembok, "LO! BELUM PUAS BIKIN GUE MALU?"bentak Soobin sambil melihat adiknya yang kini sudah tersungkur lemas diatas lantai sambil memegangi begian belakang kepalanya.

"M....maaf kak, a-aku..."

"AH UDAHLAH! LO EMANG BISANYA NYUSAHIN GUE AJA! LO PIKIR GUE NGGAK TAU KALO LO DIPECAT DARI TOKO KELONTONG ITU?"

"SETELAH JADI PEMBULLY, KINI MAU BERLAGAK JADI PENCURI? IYA? JAWAB!"ucapnya sambil menarik kerah baju Beomgyu.

"Kak, bukan aku yang mencuri, pe-percayalah padaku... "ucap Beomgyu dengan nada merintihnya.

"Halah, pembohong! Mana ada pencuri yang mau ngaku"

Soobin melepas kerah Beomgyu, lalu berjalan kearah meja makan untuk mengambil...gelas kaca?

"Gue bakal bantu lo buat ketemu sama ayah, lo kangen kan sama ayah?"ucapnya sambil tersenyum remeh kearah Beomgyu.

Sedangkan Beomgyu? Dia pasrah, kalaupun dia mati, dia akan mati ditangan kakaknya sendiri. Setidaknya kakaknya senang kalau dia tiada bukan? Oh tidak sepertinya Beomgyu benar-benar pasrah sekarang.

Beomgyu memejamkan matanya rapat-rapat, 'kalaupun aku mati ditangan kakakku, aku tidak akan pernah menyesal sekalipun, mungkin ini adalah akhir dari kisahku.' batinnya

Soobin mulai melayangkan gelas yang ada di genggamannya,"PERGILAH KE NERAKA CHOI BEOM-"

Brak....

"CHOI SOOBIN!"

"KAU GILA?"

Hyunjin, dia datang tepat waktu.

Bugh....

Satu bogeman berhasil mendarat ke sudut bibir Soobin.

"JANGAN, JANGAN PUKUL KAKAKKU, hiks... "Beomgyu menangis hebat saat Hyunjin memukul Soobin.

"Kenapa Beomgyu? Kenapa? Lo selalu aja belain dia? Sadar Gyu, dia mau bunuh lo tadi! Dan disaat seperti ini, lo masih belain dia? Masih mau ngelindungin manusia berwatak setan kek dia? Mikir Gyu mikir! Lo boleh sayang sama dia, tapi jangan buat rasa sayang lo malah nyakitin lo sendiri. Dia itu nggak pantes dikasihani Gyu." Hyunjin, seorang berandal sekolah itu menangis.

"Tapi....dia kakakku. Dia orang baik."Beomgyu berkata dengan lirih, sangat lirih.

Hyunjin tidak menggubris ucapan Beomgyu, kini atensinya kembali beralih kearah Soobin, "malem ini Beomgyu nginep dirumah gue, dan gue harap lo bisa introspeksi diri."

Hyunjin membawa Beomgyu pergi, meninggalkan Soobin yang masih diam terpaku, 'gue, keterlaluan ya? 'batinnya

-Waktu-

Di sebuah tanah lapang, terdapat dua orang pemuda yang duduk sambil memandangi indahnya rembulan.

"Maaf..."Hyunjin mulai membuka pembicaraan.

Waktu || Choi BeomgyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang