Ultah

1K 176 46
                                        

"Kak, kakak kok belum bangun, bangun yuk, aku udah nyiapin sarapan lohh buat kakak."ucapnya sambil menggoyang-goyangkan gundukan besar berbalut selimut.

Beomgyu berinisiatif untuk membuka gundukan selimut tersebut, "kak ayo ba-"

Ucapannya terpotong setelah ia mengecek tubuh kakaknya, dia demam. Mungkin itu karena kehujanan tadi malam.

"Kakak, kakak demam, apa yang sakit kak? Bilang Beomgyu."

"Aishh berisik banget sih lo! Gak tau apa gue lagi pusing?"jawabnya yang masih dengan mata yang terpejam.

"Sebentar ya kak, aku buatin bubur dulu, sama mau ambil paracetamol."

Beomgyu hendak pergi dari situ, namun tangannya dicekal, "lo kenapa masih peduli sama gue?"

Hati Beomgyu sudah tak karuan, kakanya memegang tangannya, tanpa paksaan dan tanpa memukul. Sungguh ini kejadian langka, ia tersenyum manis, "kakak, kak Soobin tuh kakak kesayangannya Beomie, mana mungkin Beomie benci sama kakak."

Ia melepaskan genggaman kakaknya dan bergegas menuju dapur, meninggalkan seseorang yang sedang menatap sendu kearahnya.

Hati kecil Soobin terasa tercubit, 'apa gue selama ini salah nilai dia? Apa tindakan gue ke dia udah keterlaluan? Ahh sadar Soobin, dia itu yang udah ngebunuh kedua orang tua lo! Bahkan bisa aja lo yang jadi target berikutnya.'

Ketika sedang bergelut dengan lamunannya, tiba-tiba Beomgyu datang membawa nampan berisi semangkuk bubur, teh hangat, dan paracetamol, "kakak, sini aku suapin buburnya, masih anget nih, pasti enak."

Soobin memalingkan wajahnya, "gak usah sok peduli!"

Beomgyu menyipitkan matanya. Ia tampak berpikir, ada apa dengan kakaknya? Baru saja tadi dia bersikap lembut, kenapa sekarang berubah seperti ini?

"Ehem, kakak, ayo dimakan buburnya, terus diminum obatnya."ia menampilkan senyum terbaiknya.

Soobin merubah dirinya menjadi duduk, "ck! Ribet lo."

Ia memakan masakan Beomgyu dengan lahap, dan pastinya dengan rasa setengah ikhlas,"nih udah abis, obatnya juga udah gue minum, puas lo?"kemudian ia membaringkan dirinya ke kasur seperti semula.

Beomgyu hanya tersenyun geli. Dimatanya, tingkah laku kakaknya sangat lucu, seperti anak yang merajuk saat tidak dibelikan mainan, "yaudah, kakak tidur lagi ya, Beomgyu mau kerja dulu."

Setiap Sabtu dan Minggu memang Beomgyu berangkat kerja pagi, dan pulang saat sore hari.

-Waktu-

"Selamat pagi kak Yerin."sapa Beomgyu dengan riang

"Selamat pagi juga adeknya kakak."jawab Yerin

Pemuda bermarga Choi itu melihat seorang pemuda yang menarik perhatiannya, "kak dia siapa?"

Yerin mengikuti arah pandang Beomgyu, "oh dia adek sepupu kakak, lagi libur dia, jadi main kesini."

"Eh bule nyasar! Sini kenalan dulu, dia tuh seumuran loh sama kamu."tangan Yerin menarik pemuda itu.

"Hueningkai"ucap pemuda itu acuh tak acuh, lalu dia kembali duduk di sudut toko sambik memainkan ponselnya .

"Hai aku Beomgyu."

Yerin menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku adik sepupunya, "ck! Emang bocah itu, sabar ya Gyu, dia emang gitu orangnya, kesini cuman numpang jajan ama wifi doang."

Waktu || Choi BeomgyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang