16. Welcome DeVille

3.3K 150 47
                                    

Chayoung ingin sekali keluar dari kamar itu, rasanya sangat panas berada di dalamnya. Entah apa yang ia rasakan saat ini semuanya sudah teraduk dengan rata. Chayoung benar-benar memilih keluar ia berjalan ke arah pintu.

"PRAAAAAK" Gelas wine tadi percah menghantam pintu kamar mereka, Chayoung sangat terkejut melihat itu semua, bagaimana tidak gelas itu melewatinya dengan cepat. langkahnya terhenti, serpihan-serpihan kaca itu menutup jalan Chayoung.

Ketika Chayoung berbalik untuk melihat suaminya, dengan cepat Vincenzo mendapatkan nya, menangkap wajahnya dan menyatukan ciumannya. Tentu Chayoung berusaha untuk menolaknya bahkan sekarang tangannya terus memukul Vincenzo.

Vincenzo mendorong sang istri menuju ranjang besar mereka, menjatuhkan tubuh mereka ke atasnya. Ia mengunci tubuh Chayoung yang memberikan penolakan dengan tubuhnya.

Tiga menit berlalu usaha Chayoung sangat sia-sia, ia tak bisa melepaskan dirinya. Chayoung memilih melemaskan dirinya menerima apapun yang suaminya lakukan walaupun ia tidak membalas sedikitpun. Tidak mengerti itu adalah dirinya yang menyerah atau dirinya yang sudah tenang tak tersulut emosi.

Vincenzo yang menyadari nya pun mulai menghentikan lumatan nya, wajahnya tak sampai tiga centimeter dari Chayoung. Ia memilih menyatukan kening mereka dan mulai berbisik di bibir Chayoung

"Aku memeriksakan nya karena aku akan terbang ke Korea, begitupun Jazz dia memeriksakan kesehatannya karena akan berangkat ke Amerika untuk mengikuti kursus. Kami hanya mengunjungi dokter yang sama" Vincenzo mengatakan nya sangat halus walaupun dengan nafas yang berat

"Aku menghubungi nya lebih dulu karena harus berterimakasih, aku bisa menjemput mu malam itu atas informasi darinya. Bahkan aku membunuh bajingan itu atas izinnya. Dia juga yang membereskan sisanya" Chayoung juga sempat mendengar itu dari Seung Ho dan ternyata tidak ada kebohongan di situ mereka mengatakan hal yang sama

"Dan menikahimu, percayalah itu impianku. Bahkan jika kita terlahir kembali aku akan tetap memilih mu" Vincenzo menenggelamkan wajahnya di leher Chayoung

Chayoung tak bisa menjawab apapun, ternyata semudah itu meminta penjelasan dari seorang Vincenzo, apakah pertengkaran malam ini justru di sebabkan oleh Chayoung sendiri sebenarnya.

"Sweetie, kau tidak perlu terusik dengan mereka. Mereka tidak akan mengubah duniaku sampai kapanpun. Tegakan saja badanmu dan tunjukan kau adalah Nyonya Cassano" Vincenzo kembali pada bibir Chayoung yang sudah nampak bengkak, dan mengecup nya dengan lembut.

Menarik perlahan dagu sang istri agar dirinya bisa menjelajahi bagian dalam "Balas aku, sweetie" Bisik Vincenzo di sela-sela usahanya "kau benar-benar marah padaku?" Vincenzo menjauhkan wajah nya agar bisa menatap wanitanya.

Mengapa kecantikan wanita ini malah semakin terlihat padahal ia sedang marah. Wajah nya yang habis menangis pun malah menambah nilai sexy dirinya. Bagian pipi hinga hidung memerah, bibir terasa lebih berisi, serta mata sayunya sangat menghipnotis.

"Aku benar-benar takut kau pergi, aku benar-benar takut tak mengenalmu" Chayoung akhirnya berbicara

"Pergi kemana? Aku sudah menemukanmu, dan itu cukup. Lagi pula aku tidak mungkin membiarkan wanita cantik ini sendirian apalagi malam ini, kau yang paling mengenal ku" Vincenzo menyelipkan anak rambut ke belakang telinga Chayoung.

Ia mengigit bibir bawah Chayoung agar terbuka, dan kembali melumatnya. "Chayounga-a" Rengek Vincenzo karena Chayoung tak juga membalas

Chayoung sangat gemas mendengar rengekan suaminya, ia memegang kedua pipi Vincenzo dan menariknya. Memberikan apa yang di butuhkan suaminya saat ini, Chayoung mulai bisa merasakan sisa sisa wine yang ikut mengalir di mulutnya.

VINCENZO 2 | [BY YOUR SIDE] | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang