18. Bertemu

2.1K 129 47
                                    

“Sweetie, kau tidak mau melakukannya tapi berada di sini sedari tadi” Vincenzo memegangi tubuh Chayoung yang menindih dirinya, ia juga menempelkan hidungnya di sisi kanan dan kiri leher suaminya secara bergantian “Kau mau mempermainkan ku?”

“Tidak, aku hanya ingin. Kau mengganti sabun mu? Atau parfume mu?” Chayoung malah semakin mempererat mereka “Aku suka sekali bau nya, nyaman”

"Tidak, kau juga tau"

Vincenzo hanya bisa mengalah, terserah apa yang mau Chayoung lakukan, biarlah. Ia berusaha membuat Chayoung senyaman mungkin. Obrolan mereka yang tadi terjadi di ruang makan cukup membuat Vincenzo takut. Chayoung merindukan Korea, bagaimana bisa mereka mendatangi tempat itu sekarang. Mungkin bisa kalau Chayoung sendiri yang pergi. Tapi itu tidak mungkin bagi Vincenzo, melepas istrinya berada di sana tanpa dirinya. Dari awal memang solusi jika mereka ingin bersama adalah meninggalkan Korea, bukan?

“Sweetie” Vincenzo mengelus punggung Chayoung, tak ada jawaban di sana

“Kau tidur?” Vincenzo berusaha menengoknya walaupun sangat sulit ia menggerakan kepalanya karena Chayoung berada di sana. Ia tertawa perlahan dan mebaringkan tubuh Chayoung ke sampingnya dengan sangat hati-hati

“Apakah aku seberuntung ini, kau benar-benar mengisi semua ruang kosong di hidupku” Vincenzo mendaratkan kecupan di kening Chayoung.

Vincenzo mengambil handphonya menghubungi Luca, ia meminta menggeser waktu temu antara dirinya dan salah satu investor yang akan bekerja sama dengan nya.

Vincenzo saat ini dalam proses membangun sebuah perusahaan yang bergerak di bidang sistem keamanan. Ide ini tercetus dari pengalaman nya menyimpan emas di geumga plaza, Nona Seo juga salah satu yang akan berkontribusi di sini.

“Ah, dan besok tidak usah mengantarku. Aku akan keluar”

“Kau yakin?”

“Ya, dan satu lagi” Vincenzo menatap istrinya memastikan Chayoung benar-benar terlelap “Jangan bilang ini ke istriku”

🌼🌼🌼

“Jazz, aku membawakan ini. Karena kau tidak ikut makan siang tadi” Pamela memangku nampan berisi makanan lengkap bersama buah dan air putih

“Terima kasih” Jazz mengambilnya dan meletakan nampan itu di meja

“Kau mencari sesuatu?” Pamela bertanya dengan tulus

“Menurutmu bagus yang mana?” Jazz menunjukan dua sweater kepada Pamela
Pamela nampak terkejut, bukan kah ini kali pertama Jazz bicara santai dengan nya, bahkan sekarang dia menanyai pendapat Pamela

“Apa tak ada yang bagus?”

“Oh tidak, hanya saja kau tidak memberi tau untuk acara apa?”

“Aku hanya ingin bertemu seseorang, bukan pertemuan formal” Jazz tersenyum

“Hemm.. aku rasa yang coklat lebih bagus” 

“Ya, aku juga berpikir seperti itu” Jazz tersenyum menatap sweater di tangannya

“Apa itu Vincenzo?” Pamela mendapatkan anggukan dari Jazz

“Dia memang baik, cocok denganmu” Pamela memutar balik kursi rodanya

“Ah, bisa kah kau menolongku” Jazz menahannya “Tolong rias wajahku”

Entah kenapa Pamela ingin sekali menjatuhkan air matanya, ia sangat senang bisa sedekat ini dengan Jazz
Pamela menunggu Jazz bersiap, setelah itu dia mulai memberikan beberapa polesan di wajah Jazz

VINCENZO 2 | [BY YOUR SIDE] | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang