•20•

19 3 0
                                    

          Hangatnya mentari pagi memeluk setiap bagian tubuh Syahna. Ia beranjak dari tempat tidurnya dan segera ke kamar mandi.

Tak lama Syahna sudah selesai mandi dan langsung turun ke bawah dan sarapan bersama keluarga Alfin disana.

"Selamat pagi" ucap Syahna memberi senyum

Melihat senyuman manis Syahna, Alfin kembali merasakan suasana hati yang tidak karuan.

Ibu Eva yang mendengar pun langsung menyahuti omongan Syahna.

"Pagi Syahna, semangat banget nih kayaknya" kata bu Eva

"Hehe, iya dong tante, pagi-pagi harus semangat" jawab Syahna

"Yaudah yuk sini sarapan" ajak bu Eva

"Oh ya, tante tadi ga liat kamu bakar roti na" ucap bu Eva

"Iya tan, aku hari ini sengaja ga bawa roti, karna mau nyicipin makanan kantin" jawab Syahna

"Oh tante kira ada apa-apa" ucap bu Eva

Setelah selesai sarapan, Alfin dan Syahna pamit pergi ke Sekolah sama pak Darma, bu Eva, dan kak Shalvit. Tak lama mereka berdua pergi, pak Darma dan kak Shalvit pun juga pergi ke kantor dan kampus.

          Di perjalanan menuju SMA Adiwangsa, Syahna merasa ada yang mengikutinya dari belakang. Sepertinya segerombolan laki-laki, tapi ia tak tau mereka siapa. Langsung ia memberi tau Alfin.

"Fin! Fin! Coba lo liat spion deh, kayak ada yang ngikutin kita ga sih?" tanya Syahna

Alfin yang mendengar Syahna ngomong langsung melihat ke spionnya, dan yaa benar, seperti ada yang mengikuti mereka.

"Iya, lo kenal?" tanya Alfin

"Engga, liat mereka aja gue ga pernah" jawab Syahna

"Yaudah, mana tau emang se arah sama kita. Jangan dipikirin" ujar Alfin

Syahna mengangguk-angguk saja.

           Saat sampai di Sekolah, perasaan Syahna kembali tidak enak. Seperti ada yang mematai-matainya.

"Kok dari tadi feeling gue ga enak ya?" tanyanya dalam hati

"Mungkin benar kali yang dibilang sama Alfin, cuma searah doang" ucap Syahna

"Yap bener, ga usah terlalu dipikirkan Syahna Mysha" ucapnya lagi dalam hati

Saat Syahna mau pergi meninggalkan Alfin disana. Ia dicegat dengan Alfin, mengingatkan bahwa ia lupa melepaskan helmnya.

"Heh, lo mau pake helm ke kelas?" ucap Alfin

Syahna tersadar bahwa helmnya lupa ia lepas, sebab terlalu memikirkan segerombolan laki-laki tadi.

"Oh, hm, ya, aduh lupa gue sorry" balas Syahna

Syahna melepaskan dan menaruh helm nya di jok motor Alfin.

Alfin daritadi melihat Syahna seperti memikirkan sesuatu. Langsung ia tanyakan pada Syahna

"Heh lo kenapa sih ha?" tanya Alfin bingung

"Ng-nggak, nggak ada apa-apa" jawab Syahna

"Boong, gue tau kali na, kalo ga ada apa-apa masa iya lo lupa lepas helm" ujar Alfin kepo

"Hish dibilangin ga ada apa-apa, yaa soal lupa lepas helm kan wajar kali, tiap orang juga pernah tuh lupa lepas helm" bela Syahna

Alfin hanya mendengarkan perkataan Syahna, tidak membalasnya dan langsung pergi ke XI MIPA 1. Begitu pula dengan Syahna, ia juga langsung pergi ke XI IPS 4.

           Di sela-sela KBM, Aldo memberi tau kepada Alfin bahwa ia dipanggil oleh bu Marni. Langsung ia meminta izin kepada pak guru yang mengajar disana.

"Maaf pak, saya Alfin Fahrian, saya dipanggil sama bu Marni, apakah boleh saya menemui bu Marni pak?" izin Alfin

"Oh, ya, silahkan, tapi setelah pulang menemui Marni kamu jangan lupa kerjakan tugas yang bapak berikan ya" ucap bapak tsb memberikan izin

"Baik pak, terimakasih" jawab Alfin.

           Saat di ruang guru, tepatnya di meja bu Marni.

"Permisi bu, ada apa manggil saya?" tanya Alfin

"Silahkan duduk dulu" jawab bu Marni

Alfin pun langsung mengindahkan perintah bu Marni tersebut

"Jadi begini, terkait dengan Syahna. Kemarin ibu dengar dari ibu Theresia bahwa ia sempat melakukan ulangan. Tetapi pas ulangan, nilai Syahna anjlok sekali, dia dapat nol. Dan ibu Theresia pun bilang kalo ia juga sempat melakukan remedial. Pada saat remedial, nilai Syahna benar-benar naik, dia dapat 100" ucap bu Marni

"Ibu tau, kalo kamu kan yang ngajarin Syahna?" tanya bu Marni basa-basi, padahal ia sudah tau jawabannya

"Iya bu" jawab Alfin

"Bagus. Ibu emang ga salah pilih. Syahna benar-benar berubah berkat kamu. Dan sekarang di SMA Adiwangsa tidak ada lagi yang namanya murid 'nakal'. Dan SMA kita tidak tercemar lagi" ujar bu Marni dengan tersenyum

"Yasudah, ibu hanya ingin membicarakan tentang hal itu. Sekarang kamu bisa kembali lagi ke kelas dan melanjuti pelajaran kamu" ucap bu Marni

Alfin pun langsung pergi meninggalkan bu Marni.

           SMA Adiwangsa merupakan salah satu SMA yang terkenal dengan keramahan lingkungannya, kelengkapan fasilitasnya, dan juga kepintaran muridnya. Kemarin sempat ada isu yang beredar bahwa SMA Adiwangsa menerima murid yang banyak minusnya, dan itu menyebar ke seluruh SMA di Jakarta. Tapi, akhirnya, isu itu dipatahkan dengan bu Marni dan kepala sekolah SMA Adiwangsa. Dan berkat perubahan Syahna juga.

           Di satu sisi, Syahna daritadi tak enak perasaanya. Belajar saja tidak paham apa yang dibicarakan oleh bu guru di depan.

          Sampai pada waktu istirahat pun Syahna masih saja memikirkan yang tadi. Saat ia ingin beranjak dari duduknya, handphonenya berdering. Ada nomor yang tak dikenal menelponnya.

"Siapa nih?" tanya Syahna dalam hati. Tanpa pikir panjang Syahna langsung dengan sigap mengangkat telpon tersebut.

"Hallo, Syahna Mysha" ucap seorang dalam telpon tersebut.

—BERSAMBUNG—

Selamanya Cinta (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang