•25•

15 2 0
                                    

            Pagi harinya, Syahna bangun tidur sedikit lebih cepat dari biasanya. Dan ia tersadar bahwa ia tadi malam lagi diajarin sama Alfin soal yang ia tak paham.

"Oh iya, tadi malam kan gue lagi diajarin sama Afin, kok bisa disini?" tanya Syahna bingung

"Apa gue ketiduran ya? Terus Alfin, bawa gue ke kamar deh" jawab Syahna dengan menduga-duga

"HAH?! Ga ga mungkin, ga mungkin dia ngapa-ngapain gue" ucap Syahna asal

"Apa gue tanya aja sama dia? Ya ya bener gue harus nanya, mentang-mentang gue ketiduran jadi seenaknya aja dia" ucap Syahna lagi.

           Syahna langsung beranjak dari kasurnya dan pergi ke kamar Alfin.

"Alfin, Alfin, Alfin, buka pintunya" teriak Syahna

Hingga kamar kak Shalvit yang berada disamping kamarnya Alfin pun kedengaran suara Syahna menggedor-gedor pintu Alfin.

Di lain sisi, Alfin juga sudah bangun, mendengar Syahna menggedor-gedor pintunya langsung ia beranjak dari kasur.

Kak Shalvit dan Alfin pun membuka pintunya secara bersamaan. Syahna yang melihat dua pintu dibuka secara bersamaan terkejut.

"Lho, kak Shalvit, kenapa kak? Suara aku ganggu ya?" tanya Syahna

"Oh, nggak kok. Cuma itu kakak bingung kenapa kamu gedor kamarnya Alfin, untung dia udah bangun" ucap kak Shalvit bijak

"Hehe, ini tadi malam tuh Alfin nga-" ucap Syahna terpotong sebab mulutnya tiba-tiba saja ditutup sama Alfin

Kak Shalvit kaget mulut Syahna tiba-tiba ditutup oleh Alfin.

"Eh Alfin kenapa ditutup tuh mulutnya Syahna?" tanya kak Shalvit bingung dengan sikap Alfin yang tiba-tiba aneh.

Sementara dengan Syahna, ia daritadi hanya menggoyangkan badannya untuk dilepas Alfin dan juga membuka tangan Alfin, tapi Alfin menahannya.

"Ga apa-apa, yaudah lo pergi sana" ucap Alfin mengusir kak Shalvit

"Hmm, gue tau lah lo mau berduaan dengan Syahna kan? Hahahaha" jawab kak Shalvit dan langsung melipir pergi.

Saat merasa kak Shalvit sudah pergi kembali ke kamarnya, Alfin membuka tangannya yang menutup mulut Syahna.

"Cihh! Lo ngapain nutup mulut gue kek tadi, kalo ga ada nafas lagi, terus gue mati, gue gentayangin lo" ucap Syahna kesal

"Oh ya, gue kesini tuh cuma mau mastiin lo, tadi malam kan gue tidur duluan tuh ya, nah lo gendong gue?" tanya Syahna

"Ya, baru juga 21.15 lo udah tidur. Dasar." jawab Alfin

"Lo ga ngapa-ngapain gue kan?" tanya Syahna lagi

"Heh, gila ya lo. Ya ga lah" jawab Alfin ngegas

"Yeee, santai kali" balas Syahna

Tiba-tiba Syahna teringat suatu kalimat.

"Eh wait, gue pernah dengar deh kalo kita menyatakan sebuah pernyataan kepada lawan bicara terus lawan bicara kita reaksinya kek kaget gitu artinya dia bohong" ucap Syahna

Sebenarnya, Syahna sudah percaya dengan jawaban Alfin tadi. Tapi, dia sepertinya ada hasrat untuk mengeprank Alfin.

"Heh, gue tegaskan lagi ya, gue ga ngapa-ngapain lo. Lo denger kan tadi gue bilang apa? Nggak, ya masa boong. Terus soal gue kaget, ya gue kaget karna lo tiba-tiba nanya kek gitu ke gue" jawab Alfin menaikkan nada bicara

Syahna tak kuasa menahan tawanya, dan akhirnya dia lepas menertawakan Alfin.

"Hahahahahaha, aduh gue ngakak. IT'S A PRANK. Hahahaha" ujar Syahna seraya tertawa terbahak-bahak

Terlihat Alfin sangat kesal dengan perilaku Syahna yang mengepranknya pagi-pagi seperti ini.

"Ga lucu tau ga" ucap Alfin dan menutup pintunya kencang

Syahna merasa tak enak hati melihat Alfin kesal seperti itu, sampai-sampai menutup pintu kencang begitu.

"Alfin marah? Marah sama gue? Parah banget apa pranknya?" pikir Syahna

"Ah dahlah" ucapnya lagi dan pergi ke kamarnya.

            Sepanjang perjalanan menuju SMA Adiwangsa Alfin tidak mengeluarkan sepatah katapun. Begitu juga saat sudah sampai, Alfin masih saja diam. Hingga Syahna ngajak dia ngobrol, Alfin tak menggubrisnya. Syahna daritadi tak enak hati, Alfin diam seperti ini pasti karenanya.

Saat Alfin pergi meninggalkannya duluan, Syahna berkata kepada dirinya sendiri.

"Tuh kan, Alfin bener-bener marah sama gue. Duuh gue harus apa? Gue harus berlutut dihadapan dia? Ga mungkinlah, bisa viral gue" ucap Syahna

"Minta maaf? Hmm, gue belum minta maaf sama dia. Yaudah deh nanti aja pas istirahat" ucap Syahna lagi
Syahna pergi ke kelasnya.

            Saat istirahat, suasananya adem ayem dan juga semuanya diam seribu bahasa. Syahna ingin membuka percakapan, tapi ia tak enak dan 'malu'. Apalagi Alfin lagi marah padanya. Sebenarnya, Syahna ingin meminta maaf kepada Alfin. Tapi, suasana lagi tidak mendukungnya.
Akhirnya, waktu istirahat sudah selesai. Dan semua siswa berlarian menuju kelasnya masing-masing.

           Pulang sekolah, Alfin masih saja mendiami Syahna. Sampai akhirnya, Syahna memberanikan dirinya untuk membuka percakapan.

"Hm, Fin" panggil Syahna

Sengaja Syahna memanggil Alfin duluan. Kalo dia terus terang, 80% Alfin tak mendengarnya.

Merasa dirinya dipanggil oleh Syahna, Alfin langsung memberhentikan langkahnya.

"Apa?" tanya Alfin cuek

"L-lo m-marah sama gue?" tanya Syahna seraya menunduk

Alfin yang mendengar Syahna berkata seperti itu menghela nafasnya panjang.

"Lo pikir aja sendiri" jawab Alfin ketus
Mendengar jawaban Alfin seperti itu bak sebuah belati yang menghantam hatinya.

Sakit? Ya tidak usah ditanyakan lagi.

"Maaf" ucap Syahna dengan nada kecil dan menundukkan kepalanya.

—BERSAMBUNG—

Selamanya Cinta (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang