8

49 4 0
                                    

Pic : Miya x Alucard
Sc : Pinterest.

Keesokan harinya, Guin datang untuk menemui Alucard. Ia ingin menanyakan tentang kerajaan Baroque dan liontin yang memiliki logo sama dengan kerajaan Baroque. Guin berharap ia dapat mengetahui lebih jauh tentang sejarah kerajaan Baroque dari laki-laki itu.

"Miya, di mana Alucard?" Tanya Guin setelah melepas pelukan dengan Miya.

"Dia di ruang kerja. Apa ada hal mendesak?" Tanya Miya.

Guin menggeleng. Ia menunjukkan liontinnya pada Miya.

"Aku hanya ingin menanyakan ini. Baiklah, kalau begitu aku pergi menemui Alucard dulu ya." Ucap Guin. Miya menahan lengan Guin dan menatap liontin gadis tersebut lekat-lekat.

"Kau..." Miya sontak mengatupkan bibirnya lagi. Ia tidak boleh memberitahu Guin begitu saja atau akan terjadi masalah nantinya.

"Ya?" Guin menatap Miya bingung.

"Liontinmu bagus sekali." Ucap Miya, mengalihkan pembicaraan.

"Ah iya, ini liontin yang kudapatkan sejak aku diadopsi dari panti. Ada fotoku menggunakan kalung ini saat mendiang ibu tiriku dulu ingin mengadopsiku dari panti. Bagus, kan?" Tanya Guin. Miya mengangguk, kemudian ia mempersilakan Guin menemui Alucard.

Di tempatnya berdiri, Miya menatap Guin dengan bingung.

"Bukan hanya liontin itu, tapi wajah Guin juga sangat mirip dengan foto bayi perempuan di file Alucard semalam. Ah, bagaimana ini...." Batin Miya. Ia memijit pelipisnya dan kembali menuju kamar untuk beristirahat.

°°°
Alucard menatap liontin Guin lekat-lekat.

"Apakah kau tau kerajaan Baroque?" Tanya Guin. Alucard lantas terdiam, sejurus kemudian ia menggeleng dan mengembalikan liontin tersebut pada Guin.

"Ah, kalau begitu tolong lah cari tahu untukku. Kerajaan Baroque adalah kerajaan Lance dulu sebelum perang menghancurkan istananya." Ucap Guin memohon.

"Untuk apa kau ingin tahu?" Tanya Alucard.

"Karena liontinku sama persis dengan foto logo kerajaan Baroque yang kemarin Lance tunjukkan padaku." Ucap Guin. Alucard menatap Guin kaget.

"Lance menunjukkan apa saja?" Tanya Alucard, nada bicaranya sedikit panik.

"Hanya foto keluarganya dulu, tidak banyak. Kenapa?" Tanya Guin balik. Alucard menghela napasnya sejenak.

"Baik, aku akan mencari tahu tentang Kerajaan Baroque. Aku akan bertanya pada Granger dan teman-temannya yang lain, mereka biasa bergerak dalam hal seperti ini. Tapi kau jangan berharap banyak." Ucap Alucard. Guin mengangguk semangat.

"Ah, tapi...apa setelah ini Granger akan sibuk dalam penyelidikan?" Tanya Guin. Ekspresinya cemberut.

"Eh? Mungkin saja. Memang kenapa?" Alucard menatapnya bingung.

"Kalau begitu aku tidak akan bisa menemuinya dalam beberapa waktu, ya...." Ucap Guin. Alucard menggeram dan memukul kepala Guin pelan.

"Dasar budak cinta!" Seru Alucard kemudian meninggalkan Guin yang sedang mengusap kepalanya.

°°°

"Pantas saja aku seperti pernah melihat logo itu, ternyata ada di liontin Guin. Aku rasa ia memiliki hubungan darah yang sangat dekat dengan Lance, bukan sekadar saudara jauh." Tutur Miya seraya memakaikan jas pada suaminya.

"Sebenarnya aku pun sudah menduga begitu. Tapi, kita tidak boleh memberitahu Guin sekarang. Kita masih harus benar-benar mengetahui secara detail. Kau tahu kan anak itu emosian?" Ujar Alu kemudian tertawa kecil. Miya mengangguk setuju.

"Dulu dia pernah menangis karena takut kau tidak mau menerima hadiah valentine darinya, iya kan? Dulu ia juga pernah lari dari istana waktu baru mengetahui statusnya dan Selena." Ucap Miya.

"Hmm waktu valentine kurasa bukan hanya dia yang menangis. Apa aku salah ingat, ya?" Alucard menggoda Miya dengan tatapan jahilnya. Miya yang sadar dengan ucapan Alucard lantas mencubit lengan Alucard dengan kencang hingga suaminya menjerit tertahan.

"Aku kan salah paham waktu itu. Sudahlah, pergi saja cepat. Aku ingin tidur." Ucap Miya dengan ekspresi kesalnya. Ia menghentakkan kakinya kasar dan berjalan ke ranjang. Alucard hanya tertawa melihat kelakuan ibu hamil di hadapannya.

"Kau lucu kalau sedang marah." Ucap Alucard. Miya menatapnya horror. Alucard tampaknya sengaja memancing emosi istrinya.

Alucard menghampiri Miya ke ranjang dan memeluknya dengan erat. Setelahnya, ia mencium puncak kepala istrinya beberapa kali.

"Menangis, marah, atau bagaimana pun kau bertindak, aku akan tetap mencintaimu, Miya." Ucap Alucard dengan senyumnya. Wajah Miya memerah malu, ia menunduk dan menganguk kecil.

"Aku juga mencintaimu, Alu."

The New KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang