11

47 4 0
                                    

Pic : Guinevere x Granger
Sc : Pinterest.

"Akhirnya kau bisa datang tepat waktu, huh?" Ucap Guin tanpa melihat ke arah Granger yang baru saja sampai dan duduk di sampingnya.

"Pengawalmu menyuruhku untuk datang sekarang. Ya sudah, aku bergegas ke sini. Ada apa, Guin?" Tanya Granger.

"Memangnya kau tidak sibuk hari ini?" Tanya Guin. Granger menatap gadis itu bingung.

"Kalau aku sibuk, aku tak akan mungkin ada di sini sekarang." Ucap Granger. Guin mendengus kesal.

"Jadi begitu, ya. Ternyata aku memang tidak penting. Ya sudah lah, mau bagaimana lagi." Ucap Guin kemudian bangkit dari duduknya dan hendak pergi meninggalkan Granger. Gadis itu berharap Granger akan menahan lengannya dan meminta maaf. Tapi nyatanya, Granger tetap diam di tempatnya tanpa ada niatan mencegat kepergian Guin.

"Kenapa kau tidak mencegatku?" Tanya Guin.

"Untuk apa? Kalau kau mau pergi ya sudah, kita bisa ngobrol lain kali." Ucap Granger dengan wajah tenangnya.

Wajah Guin memerah. Ia malu sekaligus marah pada pria di hadapannya sekarang. Ia lantas mengepalkan kedua tangannya dan menahan tangis. Sejurus kemudian, ia menghampiri Granger dan menghujaminya dengan pukulan.

"Kau benar-benar pria jahat yang tidak peka!" Seru Guin. Matanya sudah basah karena air mata kesal. Ia terus menghujami Granger dengan pukulan hingga tiba-tiba kedua tangannya dikunci oleh laki-laki itu.

"Sudah ya? Kita bicara pelan-pelan. Jangan gunakan emosimu." Ucap Granger. Ia menarik perlahan tangan Guin dan menyuruhnya duduk di sampingnya. Setelah itu, Granger memeluk Guin dan menenangkan gadis itu.

Bukannya berhenti, Guin malah menangis dengan kencang. Ia mencengkram baju Granger dan menenggelamkan wajahnya pada dada pria itu agar meredam suara tangisnya.

"Sudah sudah, aku minta maaf atas yang kemarin." Ucap Granger seraya mengusap kepala Guin.

"Kau benar-benar tidak peka!" Seru Guin lagi.

"Memangnya kau ingin apa, Hun? Ayo, katakan saja." Ucap Granger.

Guin berusaha untuk berhenti menangis dan melepas pelukannya.

"Aku lelah, pekerjaan kerajaan sangat banyak. Aku ingin pergi jalan-jalan bersamamu, tapi kau selalu saja sibuk. Aku merasa aku dihiraukan." Ucap Guin. Granger menatap Guin seraya tertawa kecil.

"Tapi memang nyatanya aku sibuk, Guinku yang cantik." Ucap Granger seraya menghapus air mata Guin yang tersisa di wajah gadis itu.

"Tapi aku juga ingin diperhatikan!" Seru Guin. Granger tertawa lepas. Kali ini ia benar-benar terhibur oleh ekspresi kesal Guin setelah tangisnya tadi. Matanya yang merah dan hidungnya yang kembang-kempis membuatnya tak bisa menahan tawa.

"Iya iya, maafkan aku ya. Lain kali aku akan lebih memperhatikanmu." Ucap Granger, ia menatap Guin dan tersenyum manis.

"Terima kasih." Guin tampak senang dan malu. Wajahnya memerah, namun senyumnya sangat merekah.

°°°

"Pergi makan siang dengan Lancelot? Tapi, bukan kah kau juga mengundang Granger?" Guin bertanya pada Alucard yang sedang asyik dengan kertas di hadapannya.

"Iya, memangnya kenapa?" Tanya Alucard.

"Granger sangat membenci Lancelot. Apakah tidak masalah?" Tanya Guin ragu. Alucard mengedikkan bahunya.

"Aku tidak memberitahu Granger bahwa Lancelot juga akan datang. Ia hanya tahu bahwa kau yang diundang. Kau hanya tidak perlu memberitahu hal ini pada Granger." Tutur Alucard. Guin mengangguk ragu.

"Baiklah, akan aku sampaikan." Ucap Guin kemudian pamit pada Alucard. Ia hendak pergi ke kerajaan Cyrrus untuk menuntaskan pekerjaannya sebelum acara makan siang lusa.

Sesampainya di kerajaan Cyrrus, Guin segera menyampaikan undangan makan siang Alucard pada Lancelot.

"Kenapa wajahmu langsung pucat begitu?" Tanya Guin.

"Ah, tidak. Aku hanya gugup karena aku jarang sekali bertemu dengan Alucard." Ucapnya.

"Tidak masalah, dia bukan orang yang terlalu serius. Kau bisa mengenakan pakaian semi formal." Ucap Guin. Lancelot mengangguk patuh. Setelahnya, laki-laki itu pamit untuk menyelesaikan pekerjaan di ruangan miliknya. Begitu pula dengan Guin.

Tapi begitu tiba di ruangannya, Lance langsung terduduk lemas. Ia tidak menyangka bahwa Alucard akan merencanakan acara makan siangnya secepat ini. Ia belum siap menerima sikap marah Guin nanti. Tapi ia juga paham, semakin lama dipendam, maka akan semakin menghasilkan ledakan yang besar nantinya.

Lancelot segera mempersiapkan perlengkapan apa saja yang akan ia kenakan saat acara makan siang nanti. Ia juga merancang berbagai kata agar Guin tidak terlalu marah ketika mendengar ceritanya nanti.

The New KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang