13

52 4 0
                                    

"Guin, sebelum itu, aku ingin meminta maaf padamu. Aku tahu selama ini tindakan yang kulakukan adalah salah, menyembunyikan hal ini darimu. Tapi, aku hanya belum siap memberitahumu. Aku takut kau marah dan sakit hati. Namun, hari ini aku harus benar-benar memberitahu semuanya padamu. Aku juga harus meluruskan pada Granger alasanku dulu berbuat konyol." Tutur Lancelot. Ia menatap Guin dan Granger bergantian.

"Jangan banyak bicara. Jelaskan saja sekarang." Ucap Granger.

"Granger, saat itu ibu pernah berkata padaku bahwa aku sakit-sakitan sejak kecil. Aku mudah sekali pingsan atau muntah. Kau ingat? Dulu aku sering bilang padamu bahwa aku akan pergi ke sekolah. Aku berbohong. Saat itu, aku selalu pergi ke rumah sakit setiap waktu. Aku sengaja tidak memberitahumu, aku tidak mau kau pergi karena aku adalah teman yang lemah." Lancelot mulai bercerita.

Granger terdiam mendengar penjelasan Lancelot. Ia sama sekali tidak menduga hal tersebut pernah terjadi. Selama ini, yang ia paham hanya Lancelot yang egois ingin memiliki adik dan setelah memilikinya, ia ingin bunuh diri bersama adiknya.

"Karena hal tersebut, ibu memutuskan untuk memberiku seorang adik. Mereka berharap adikku adalah laki-laki, agar kelak ia bisa melindungiku, melindungi fisikku yang lemah. Namun, ternyata lahir lah Guinevere di tengah-tengah kami. Ya, seorang bayi perempuan." Ucap Lancelot.

Guin menutup mulutnya tak percaya.

"K-kau bicara apa, Lancelot? Kau hanya saudara jauhku, bukan? Kau bukan kakakku. Aku ... aku kan diadopsi dari panti, aku tidak memiliki siapa pun." Guin berbicara seraya menahan tangisnya. Matanya sudah memerah. Ia kaget sekaligus kecewa karena Lancelot selama ini hanya diam dan tidak memberitahu apapun padanya.

"Maafkan aku, Guin. Tapi biarkan aku menceritakan kisah ini terlebih dahulu. Setelah itu, kau bisa memarahiku atau bahkan membenciku." Ujar Lancelot.

"Seperti yang kau tahu, Granger. Kerajaan Baroque tidak menerima kehadiran Guin. Kerajaan kami tidak menyukai bayi perempuan karena mereka dianggap tidak berguna dan tidak akan bisa naik tahta. Oleh karena itu, mereka berniat akan menitipkan Guin di salah satu pelayan kami." Lancelot menghela napas sebentar.

"Aku sangat menyayangi Guin. Aku tidak ingin berpisah denganmu, Guin. Saat itu aku berniat akan loncat ke sungai bersamamu, untuk bunuh diri. Lebih baik kita mati bersama daripada harus berpisah. Ya, aku tahu aku salah karena telah memiliki pikiran begitu. Tapi percayalah, aku murni hanya tidak ingin berpisah denganmu. Aku bukannya ingin melukaimu." Tutur Lancelot.

"Granger, aku tahu kau membenciku karena mendiang ayahmu yang meninggal. Aku minta maaf, karena melindungi Guin, beliau harus merelakan nyawanya di kecelakaan itu. Guin, kau juga kehilangan ingatan masa kecilmu karena kecelakaan itu. Tapi kau beruntung, ayah Granger melindungimu dari benturan keras, hingga beliau meregang nyawa. Aku sangat berterima kasih atas tindakan heroik ayahmu, Granger." Lancelot tersenyum dan menunduk hormat pada Granger.

Guin sudah menangis dan menutup wajahnya. Puzzle yang selama ini berantakan kini telah tersusun dengan rapi. Jelas sudah kenapa liontin itu melambangkan kerajaan Baroque, kenapa Lancelot tiba-tiba ingin menunjukkan album foto keluarganya, dan kenapa Granger membenci Lancelot. Ia membenci Lancelot karena telah menyembunyikan hal sepenting ini padanya. Namun, ia lebih membenci Kerajaannya dulu. Karena peraturan bodoh itulah, dirinya harus merepotkan banyak orang.

The New KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang