12

46 3 0
                                    

Pic : Guinevere

Hari di mana acara makan siang berlangsung, Lancelot sudah bisa menenangkan dirinya. Ia mengenakan pakaian formal dengan rambut berombak yang berkilau. Begitu pula dengan Guin, ia mengenakan gaun berwarna ungu dengan rambut yang ditata rapi. Keduanya berangkat satu jam sebelum makan siang berlangsung, karena Guin berniat ingin membantu memasak.

Sesampainya di Kerajaan Land of Dawn, Lancelot dan Guin dipersilakan duduk di sebuah meja yang cukup besar di ruang utama. Ternyata, makanan sudah terhidang dengan lengkap di meja. Miya berkata bahwa ia dan para pelayannya sudah memasak sejak tiga jam yang lalu.

Alucard menghampiri Lancelot dan menanyakan kabarnya, seakan mereka sudah tidak bertemu dalam waktu yang lama.

"Aku baik. Bagaimana denganmu, Alu?" Tanya Lance. Alucard tersenyum dan memegang bahu kanan Lancelot.

"Aku juga baik. Kuharap hari ini kau bisa menyelesaikannya dengan baik. Semoga berhasil, Lance." Bisik Alucard di akhir kalimat. Lance hanya tersenyum dan mengangguk.

Tak lama, seorang penjaga istana berkata bahwa Granger telah datang. Guin berdiri dan bilang ia yang akan menyambut Granger dan disetujui oleh Alucard. Setelah sampai di pintu gerbang, Guin bergegas memeluk Granger hingga pria itu sedikit terhuyung ke belakang.

"Aku saaangat rindu padamu." Ucap Guin.

"Kita kan baru bertemu tiga hari yang lalu, Guin. Kau berlebihan." Granger menepuk kepala Guin yang telah melepas pelukannya. Gadis itu hanya tertawa.

"Ayo, kita masuk." Ucap Guin. Granger mengangguk dan berjalan di sisi Guin. Namun, langkah Granger terhenti begitu melihat kehadiran Lancelot yang sedang duduk di salah satu kursi.

"K-kau? Kenapa kau ada di sini?" Tanya Granger. Wajahnya sudah menunjukkan kekesalan. Wajah mendiang ayahnya kembali hadir di benak Granger dan hal itu membuat hatinya semakin benci pada Lancelot.

"Tenang dulu, Granger. Ayo kita duduk." Ucap Guin seraya memeluk lengan Granger agar emosi pria itu tidak meledak. Granger menatap Guin, meminta penjelasan.

"Kenapa kau tidak bilang kalau Lancelot juga hadir di acara ini?" Tanya Granger, wajahnya mengkerut kesal. Guin cemberut dan menunduk.

"Jangan salahkan aku. Aku hanya menyampaikan pesan Alucard, dia yang mengundang Lance." Ucap Guin. Granger menghela napas dan menepuk kepala Guin lagi.

"Ya sudah, kita duduk dulu." Ujar Granger. Ia tak mau orang lain melihat bahwa dirinya bersikap keras pada kekasihnya sendiri. Guin dan Granger duduk bersisian, walaupun jarak mereka terpisah sekitar satu meter karena meja yang besar.

"Selamat datang, Granger." Ucap Alucard. Granger menunduk hormat pada Alucard kemudian duduk di kursinya.

"Wah, baiklah. Karena semuanya sudah berkumpul, silakan dinikmati makanannya." Ucap Miya seraya tersenyum.

"Iya. Kalau ada yang kalian butuhkan, jangan sungkan bilang padaku atau Miya. Selamat makan, semuanya." Alucard kemudian menunduk hormat dan mempersilakan mereka semua untuk makan.

Granger masih diam di tempatnya, ia masih menatap Lancelot yang berada di seberang meja dengan tatapan tajam. Lancelot yang merasa ditatap terus menerus, akhirnya buka suara.

"Lama tak berjumpa, Granger kawanku." Sapa Lancelot. Granger memutar matanya kesal.

"Jangan panggil aku begitu, aku bukan kawanmu." Ujar Granger. Lancelot tersenyum masam.

"Maafkan aku, Granger. Bisa kah kita menjelaskan hal ini secara terang-terangan pada Guin? Aku rasa sudah waktunya Guin memahami situasi sekarang." Ucap Lancelot.

"Beritahu apa? Memangnya ada apa?" Tanya Guin bingung. Ia menatap Granger dan Lance secara bergantian.

"Kalian bisa bicarakan hal ini baik-baik. Aku dan Miya akan naik ke kamar selama kalian membicarakan hal ini, kami tidak akan mengganggu kalian." Ujar Alucard. Ia menggandeng tangan Miya dan keduanya naik ke kamar mereka, memberikan waktu pada tiga orang itu.

"Sebenarnya ada apa, Lancelot?" Tanya Guin. Lancelot menghela napas sejenak.

The New KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang