n.) kemungkinan slow update buat semua story karena laptop kapten sering blackscreen akhir-akhir ini, jangan lupa terus update perangkat laptop sama komputermu, nanti kalo ditunda bikin repot. ini remake setelah 3x filenya ilang gara-gara blackscreen, awikwok.
Sudah seminggu sejak Renjun dan Jeno pacaran, dan sudah seminggu pula Jaemin menjadi sosok yang pendiam. Dirinya sering membolos ekstra broadcasting hingga Mark harus memberikan peringatan untuknya, sayang sekali peringatan Mark tidak bisa membuat Jaemin kembali mengisi jadwalnya dengan benar.
Junkyu, Baejin dan Hyunjin pun bingung bagaimana cara membuat Jaemin kembali tersenyum seperti biasanya. Bahkan Bunda Rene bilang Jaemin memang memiliki mood yang sulit untuk ditebak, beliau menyarankan untuk membiarkan Jaemin sementara waktu. Karena nasihat orang tua adalah yang terbaik, ketiga trio bujang ini pun membiarkan Jaemin dalam waktu sendirinya.
Bukan maksud dirinya membuat semua orang khawatir, hanya saja sedang ingin menikmati kesendirian akhir-akhir ini. Biarlah dirinya menjadi pendiam untuk sementara waktu hingga benar-benar menutup perasaannya pada Renjun.
Bunda Rene pernah bilang pada Hyunjin, anak semata wayangnya ini tidak pernah memiliki kekasih. Itu berarti Renjun adalah orang pertama yang Jaemin kejar, cinta pertama memang sulit untuk diajak berdiskusi dalam waktu jangka panjang. Akhirnya Hyunjin paham pula bahwa sohibnya ini sedang patah hati luar dan dalam.
"Ayo move on." Hyunjin duduk di ranjang Jaemin sembari memainkan boneka kelinci.
Jaemin yang sedang asik tiduran pun bergeser, membiarkan sohibnya menempati sisi lain ranjang, "Bagaimana caranya?"
"Jadi pacarku." Jaemin lantas menendang Hyunjin dengan tidak main-main, yang ditendang pun hanya tertawa lalu naik lagi ke ranjang dan memeluk Jaemin, "Ayo sayang umumumu."
"Woi, jangan menghomo!" Baejin berteriak dari pintu lalu meloncat ke ranjang dan menindih keduanya.
Jaemin dan Hyunjin merengek karena berat badan Baejin, Junkyu hanya geleng-geleng kepala dan meletakkan 4 kantung penuh jajan di karpet berbulu. Mereka berdua berniat untuk menginap menemani Jaemin yang sedang galau. Baejin bilang dirinya baru saja mendapatkan play station dari orang tuanya, ia membawanya kemari untuk bermain bersama.
Baru saja mereka memenangkan ronde pertama, pintu rumah diketuk dengan tidak sabaran. Baejin terpaksa melepas kolornya yang ada diatas kepala dan membuangnya ke arah Hyunjin, dirinya berlari kedepan. Ternyata itu kerjaan Giselle. Dasar tidak sabaran.
Entah sejak kapan pula Karina datang bersama gerombolan ini, biasanya dirinya ada di gerombolan Renjun dan Haechan. Anggap saja gadis ini rindu dengan teman-teman masa orientasinya. Baejin mempersilahkan mereka masuk. Sekarang rumah sangat ramai karena kedatangan Giselle, Minju, Karina dan Jisung.
"Karin?" panggil Jaemin saat melihat Karina di dapur.
Karina menoleh ke arah sumber suara, "Oh Jaemin." Dirinya meneruskan pekerjaan untuk mengupas melon segar.
"Tumben sekali." Gumam Jaemin.
Karina tertawa kecil lalu meletakkan melon di atas meja dan berganti mengupas buah lainnya, "Minju bilang idola sekolah sedang patah hati, jadi aku datang untuk menghibur."
Jaemin mencibir, "Kamu menertawaiku, ya?" dirinya memotong melon yang sudah dikupas Karina dan memakannya.
"Jangan dimakan itu untuk salad!" Karina memukul lengan Jaemin, "Itu hiburan, sih. Melihat dirimu patah hati itu lucu."
"Gila, ya?" lirik Jaemin dengan tajam.
Keduanya tertawa lalu memotong buah-buahan untuk dijadikan salad. Bukannya menghindari topik utama, Karina justru terus membahas soal Renjun. Jaemin yang ditanya pun hanya membalas sekenanya dan sejujurnya saja.
"Bagaimana bisa kamu keduluan? Bukannya sirkuit sudah habis dan ada garis finish didepan." Tanya Karina.
Jaemin menuangkan mayonais ke dalam mangkuk salad, "Entah? Mungkin Renjun memang tidak ada rasa denganku. Aku juga tidak pernah melihat Renjun membalas rayuanku sekalipun." Setelah menghamburkan banyak mayonais, Jaemin mengaduk saladnya.
"Sangat disayangkan sekali, padahal aku penumpang kapal kalian." Karina tertawa melihat Jaemin kebingungan.
Para perempuan pulang ketika hari sudah sore, Jisung pun ikut menginap malam ini. Jaemin rasanya sangat sayang kepada adik kelasnya satu ini, sangat peduli padanya apapun keadaannya. Benar-benar seperti memiliki seorang adik kandung.
Besok hari minggu dan perjanjiannya adalah siapa yang tidur terlebih dahulu harus memasak untuk besok pagi. Jaemin pikir dirinya akan kuat bergadang, tetapi begitu jarum jam menunjukkan pukul 23.00 dirinya sudah bermimpi tentang fansignnya bersama Lia Itzy.
Saat dirinya bangun, request menu sarapan sudah ada diatas ponselnya. Benar-benar setan. Jaemin pun bergegas untuk cuci muka dan merapikan menampilannya lalu pergi ke market terdekat, tentu saja untuk membeli bahan-bahan masakan.
Galau hanya membuatnya tidak jelas dan pusing, mari kita cari cara untuk kembali berbahagia. Siapa target yang harus kita jahili?
Tak disangka dirinya bertemu dengan Renjun di market, ia melihat mantan gebetannya itu sedang berusaha mengambil susu di rak teratas, "Renjun?"
Renjun berhenti meloncat saat mendengar suara Jaemin, canggung tidak bisa lewat begitu saja. Keduanya terdiam dan saling memandang, terutama Renjun yang menunduk karena malu akan perasaannya pada Jaemin.
Pikiran jahil terlintas di kepala Jaemin, dirinya mendorong Renjun ke arah rak dan meletakkan tangannya di samping, "Cepat putus, ya!" Jaemin mengatakan begitu cepat dan diakhiri dengan kecupan manis di bibir Renjun.
Jaemin mengambil susu peninggi badan yang tersisa satu di rak lalu menaikkannya lebih tinggi di rak lain agar Renjun tidak bisa menggapainya, ia berlari begitu mendengar teriakan Renjun yang sangat ia rindukan. Dirinya tersenyum dan keluar dari market, melupakan fakta bahwa dirinya membawa keluar keranjang belanjaan tanpa membayarnya.
Biarlah dirinya bahagia hanya dengan mendoakan mantan gebetannya itu putus, ayo kembali bahagia. Sudah bosan menjadi gembel hanya untuk menggalau.
Dirinya masak sendiri di dapur, belum ada yang bangun kecuali Hyunjin yang memang sudah terbiasa bangun awal. Dirinya membantu Jaemin untuk menyiapkan sarapan. Tiba-tiba Jaemin berbalik menghadap dirinya, "Ayo pacaran, Jin."
Hyunjin menyemburkan teh paginya, "Gila, ya?" keduanya tertawa terbahak-bahak.
Hyunjin pun paham, itu artinya sahabatnya sudah kembali seperti biasanya. Jangan pernah mematahkan hati seorang Jaemin, repot jika dia galau.
Jaemin meneruskan potongannya pada sayur-sayuran, 'Patah hati dan bahagia memang sulit disatukan, tetapi kamu harus coba. Bagaimana rasanya menjadi bahagia saat patah hati'
KAMU SEDANG MEMBACA
MASA SMA - JAEMREN
FanfictionTitik koordinat kami bertemu pada tahun 2017, hingga membentang menuju koordinat lain pada tahun 2020. Warn f u : stfu if y'r a homophobic