Belum Menyerah

2K 374 57
                                    

Kapten's

Jangan lupa vote dan ikuti akun ini untuk rekonstruksi kapal yang lebih baik. Intip jalur pelayaran lainnya. Penumpang ilegal (silent reader) jangan bandel.



"Selamat sore, teman-teman!" Renjun memasukki ruang siaran dengan penuh semangat dan enerjik, pasalnya kemarin dirinya melihat Jaemin bekerja dengan kaus yang dia belikan. Rasanya seperti jackpot karena melihat ketampanan ketua ekstra broadcasting itu.

"Sore, Renjun."

"Sore, Kak Renjun."

"Sore, dekil." Renjun merengut Jaemin memanggilnya seperti itu, dirinya duduk disamping ketua dan mengeluarkan beberapa laporan hasil evaluasi minggu lalu.

Rapat diawali dengan Jaemin yang membagikan lembaran tugas bulan depan, "Bulan depan akan ada festival kota, sekolah kita menjadi salah satu anggota partisipasi dalam festival itu. Tim penyiar ditunjuk untuk menjadi tim promosi dan akan bergabung dengan tim penyiar sekolah lain."

Ningning mengangkat tangannya, "Apa ada lokasi khusus untuk promosinya?"

"Untuk promosi digital kita tetap memakai sosial media dan radio kota, promosi secara tatap muka akan dilakukan dibeberapa titik wilayah keramaian. Alun-alun kota contohnya." Jelas Jaemin.

Rapat berlangsung setengah jam karena Jaemin menjelaskan hanya sekali dan itu sangat mudah dipahami oleh semua anggota, kecuali Renjun. Dirinya tetap memandangi Jaemin yang sibuk dengan laptopnya sembari bertanya-tanya tentang materi rapat tadi.

"Tumben sekali kamu bodoh." Ejek Jaemin dengan senyum miringnya.

Renjun merengut, "Bilang saja kamu tidak mau menjelaskannya lagi." Dirinya memukul meja lalu membereskan berkas-berkasnya dan memasukkan ke dalam tas, beranjak dari dari kursi meninggalkan Jaemin.

Melihat Renjun yang ingin pergi itu pun, Jaemin menarik tangan Renjun dan mendudukkannya kembali di kursi, "Marah?" tanyanya sembari menatap mata Renjun.

Masih tetap cemberut, dirinya hanya merespon dengan gelengan. Jaemin tersenyum lalu menjepit kedua pipi Renjun dengan gemas sebelum melanjutkan pekerjaannya, sejenak dirinya berhenti lalu membongkar tasnya. Ia ingat kalo sempat membeli susu mangga saat istirahat, diletakkannya susu itu didepan Renjun.

"Buat kamu, biar tidak bosan."

Renjun menggumamkan terima kasih lalu meminumnya, sembari menatap Jaemin yang kembali serius dengan pekerjaannya. Ia mendekatkan sedotan susu mangga itu dibibir Jaemin dan direspon dengan baik.

"Ah ah jangan!" Renjun memukul bahu Jaemin dengan keras saat dirasa Jaemin hampir menyedot semua isi dalam kotak kecil kuning itu.

Jaemin tertawa hampir tersedak melihat tingkah lucu Renjun, dirinya menutup laptop saat pekerjaannya sudah selesai.

"Ayo pulang." Tawar Jaemin sembari menatap Renjun.

Renjun mendekatkan diri ke arah Jaemin, "Ti- dak- ma- u~" Jaemin mundur sedikit saat dirasa kemanisan Renjun terlalu maju ke depan.

"Kenapa tidak mau?"

"Karena aku masih kangen kamu." Renjun memajukan wajahnya, membuat kedua hidung mereka bersentuhan.

Jaemin menatap bibir Renjun dan semakin mendekat, menyisakan beberapa centimeter jarak kedua bibir itu. Sebelum ponsel Jaemin berdering dan menampilkan nama Heejin dengan tanda hati dibelakangnya.

Renjun berdiri lalu membuang kotak susu mangga tadi ke tong sampah didepan ruang siaran, Jaemin menolak panggilan Heejin dan keluar ruang siaran sekaligus membawakan tas Renjun yang tertinggal.

"Ayo pulang."

"Tidak mau~" Renjun berjongkok saat Jaemin menyeretnya.

Sekolah sudah sepi, kemungkinan hanya tersisa beberapa siswa yang bermain basket di lapangan dan beberapa penjaga sekolah. Jaemin tidak menyerah, dirinya menarik salah satu kaki Renjun.

"Jaemin jahat, ahahaha. Takut ah jatuh nanti~" Renjun mengalungkan kedua tangannya dileher Jaemin, modus.

Jaemin pun membantunya berdiri dan keduanya berjalan menuju ke parkiran, tentu saja dengan bergandengan tangan.

"Ayo kuantar." Jaemin menarik Renjun ke tempat tutut diparkir.

Renjun memeluk Jaemin begitu sudah menaiki si tutut, "Ke rumahmu?" dirinya hanya bercanda tetapi Jaemin menyanggupinya, membawa mantan gebetannya itu ke rumahnya.

Tidak ada percakapan berarti saat menuju ke rumahnya dalam waktu singkat karena rumahnya memang dekat.

Hyunjin bersama titit siap keluar, keduanya bertemu di gerbang, "Mau kemana?"

"Menginap ditempat Ayen, duluan, ya." Jawab Hyunjin bergegas mengeluarkan si titit dan membiarkan tutut masuk ke dalam latar rumah.

Kedua masuk ke dalam, Jaemin mempersilakan Renjun duduk dan meninggalkannya untuk membuat segelas minum untuknya. Tidak ada percakapan penting, keduanya hanya terdiam dan saling memandangi satu sama lain.

Jaemin yang memulainya, memegangi tangan kanan Renjun dan menciumnya. Respon manis Renjun berikan, sebuah pelukan. Mari lupakan fakta yang sedang kalian pikirkan dari tadi, biarkan kedua pasangan terlarang ini menikmati rindunya.

Renjun menginap karena Jaemin sendiri, tentu saja Jaehyun mengijinkannya mengingat Jaemin adalah pegawai kesayangannya. Responnya terdengar sangat bahagia saat Renjun meminta ijin, seperti sebuah penantian yang bisa membuatmu lega.

Kini keduanya sedang menikmati waktu dengan berpelukan di atas ranjang Jaemin, hanya saling menghirup bau manis dari tubuh masing-masing. Benar-benar candu.

"Kenapa tiba-tiba baik? Kemarin kamu jahat sama aku." Tanya Renjun disela usapan lembut Jaemin di pipinya.

Usapan Jaemin berhenti dibibir Renjun, "Bibir kamu manis."

"Itu bukan jawabaaaan!"

Jaemin tersenyum lalu kembali menatapnya dengan datar dan cukup intens, "Masih sayang aku?" tanyanya.

"Iya." Renjun mengambil tangan Jaemin dan meletakkannya di dada kiri, "Masih sering deg-degan lihat kamu."

Jaemin terkekeh lalu memeluk pinggang Renjun dan merapatkan diri, "Mati kalau tidak deg-degan, bodoh."

Keduanya kembali diam dan masih betah berpelukan, baik Jaemin maupun Rnjun. Yakinlah keduanya sedang saling memikirkan satu sama lain walau sedang berpelukan, dasar.

"Putuskan Jeno." Pinta Jaemin.

Renjun mendongak ke arah Jaemin, "Terus? Aku harus lihatin kamu ciuman sama pacarmu itu?"

"Terus?"

"Putuskan pacarmu." Renjun kembali memeluk Jaemin.

"Aku dapat apa kalau putusin pacarku?"

"Dapat aku."

Jaemin sedikit memiringkan tubuhnya dan mencium bibir Renjun, melumatnya dengan lembut sembari mengusap pinggangnya. Renjun menikmati sentuhan Jaemin bahkan dirinya sedikit menyingkap kausnya, membiarkan Jaemin mengusap pinggulnya secara langsung.

"Mhh... Ahh~" Jaemin melepaskan ciumannya saat mendengar Renjun mendesah, ia tahu diri untuk tidak kelewatan. Dirinya melayangkan kecupan-kecupan manis pada leher Renjun.

Renjun meremang karena perlakuan manis Jaemin seharian ini, dirinya hanya bisa memeluk Jaemin dan meremas rambut bagian belakangnya. Mari tinggalkan dua ponsel yang saling beradu getar dan fokus menjadi saksi bisu pasangan ini.

MASA SMA - JAEMRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang