Di Kafe tempat Jaemin bekerja lumayan ramai di penghujung hari, mau tidak mau dirinya harus bekerja lebih keras lagi hingga lembur sampai tutup. Walau pun gagal jalan-jalan tapi tidak masalah, dirinya bisa konsultasi dengan Pak Jaehyun soal perasaan Renjun.
Kafe ini di kenal banyak orang terutama para remaja, karena visual para pelayannya yang mirip sekali dengan idol grup band. Kalo kamu senggang, mampir saja.
"Silahkan, selamat menikmati." Jaemin meletakkan pesanan di meja pelanggan dengan hati-hati.
Saat ingin berlalu, tangannya di tahan oleh pelanggan itu, "Permisi, Jaemin. Adikku bilang dia menyukaimu, bisakah kamu memberikan id untuknya?"
"Kak Joy!" sahut perempuan yang duduk dikursi seberang.
Jaemin tersenyum, hal seperti itu biasa bagi Jaemin. Bukan karena dia suka tebar pesona, tetapi karena visualnya yang tidak dapat ditolak, Jaemin mengulurkan tangannya ke arah perempuan yang lebih muda, "Ponselmu?"
Perempuan itu memberikan ponselnya, Jaemin membuka aplikasi kamera dan duduk disamping perempuan yang ia yakini bernama Yeri. Keduanya berpose didepan kamera, Jaemin mengembalikan ponselnya dan merapikan poni Yeri.
"Terima kasih telah menjadi penggemarku, semoga harimu menyenangkan." Yeri menahan diri untuk tidak berteriak, rasanya seperti ketemu idol grup band.
Semua perlakuan Jaemin kepada Yeri tidak luput dari pandangan Renjun dibalik meja kasir, dengan menahan rasa kesalnya karena Jaemin seperti buaya Kanada yang menyebarkan pesonanya. Dirinya sudah melakukan pengamatan kepada Jaemin sejak masuk shiftnya tadi, ini sudah ke delapan kalinya seseorang mengajak Jaemin berfoto.
Renjun meremas cup bubble teanya dengan gemas, melihat anaknya menunjukkan gejala kerasukan, Jaehyun pun memanggilnya, "Moomin?"
"Ada apa, pah?" jawab Renjun sambil menyedot-nyedot gemas bubble teanya.
Jaehyun mengusap kepala Renjun, "Harusnya papa yang nanya, kamu kenapa lihatin Jaemin seperti lihatin hantu?"
Renjun mendengus kasar, "Perasaan papa saja, adek diam kok lihatin pelanggan yang datang."
"Bilang saja kamu cemburu Jaemin memiliki banyak penggemar," ejek Jaehyun.
"Papa!" Renjun menyipitkan matanya dan memanyunkan bibir tipis itu.
"Kka... Kung!" Jaemin membuat suara seimut mungkin sambil mengetuk meja kasir.
Renjun mendengus kembali ketika mengetahui siapa yang mengetuk meja kasir, "Butuh apa?"
Mendengar jawaban Renjun yang ketus membuat Jaemin bingung, "Kenapa cemberut?"
"Sepertinya Renjun cemburu lihat kamu tebar pesona sama pelanggan dari tadi, pengen diusap-usap sambil disenyumin. Oh mungkin diajak kencan lagi?" Jaehyun mengejek anaknya yang sudah memerah menahan malu.
"Papa!!! Kapan coba adek kencan sama Jaemin?!" Renjun mencubiti lengan papanya.
Jaehyun pura-pura berfikir, "Waktu pulang terlambat pas hari senin?"
Jaemin menahan tawanya, "Pfftt."
"Diaaaam! Papa lupain!" Renjun berganti memukuli pelan lengan papanya.
Flash Back ; Renjun Cinta Senin
"Rennie?" Jaehyun mengetuk pintu kamar anaknya tetapi tidak ada sahutan sama sekali, mungkin sudah tidur?
Dirinya membuka pintu dan masuk ke dalam kamar dengan nuansa putih dan tema sapi putih kesukaannya, baru saja hendak memanggil tetapi melihat tingkah Renjun yang loncat-loncat diatas kasur pun dia urungkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
MASA SMA - JAEMREN
ФанфикTitik koordinat kami bertemu pada tahun 2017, hingga membentang menuju koordinat lain pada tahun 2020. Warn f u : stfu if y'r a homophobic