Benih Kebucinan

5.6K 871 116
                                    

Masa pengenalan siswa didik baru dilingkungan sekolah telah usai satu bulan yang lalu, semua pembelajaran sudah dimulai dan kondusif. Jaemin menjadi semakin populer dikalangan para siswi, membuat para siswa lain merasa iri karena tidak setampan Jaemin.

Terutama anak laki-laki mungil dari kelas 10 IPS 4, Huang Renjun.

Biar kapten beritahu siapa sosok Huang Renjun ini, dia sekretaris galak yang mengaku tampan. Anak paduan suara, cerewet dan ketus. Tentunya sangat pedas ketika mengkritik seseorang, menyeramkan. Kalian jangan sampai mencari masalah dengannya, ok?

"Huang, sudah memutuskan ingin masuk ektrakulikuler mana?" laki-laki dengan nama Lee Haechan ini bertanya pada Renjun, "Paduan suara."

Haechan mengikuti arah pandangan Renjun, "Sedang apa?"

"Jaemin semakin populer saja, ya." Renjun memicingkan mata menatap benci kepada Jaemin.

"Oh, Jaemin? Siswa most wanted yang menang ajang penyaluran bakat saat mos, bukan?" terka Haechan.

"Tidak perlu diperjelas." Renjun memang sangat sensi kalau menyinggung soal Jaemin, entahlah tetapi Jaemin tidak pernah membuat kesalahan pada Renjun.

Renjun hanya kesal saja bagaimana Jaemin menebar pesona sejak menang dari penyaluran bakat, terlebih para perempuan konyol yang menyisipkan surat cinta pada loker Jaemin, menggelikan. Mengikuti Jaemin dan memotretnya layak artis sungguhan, huek!

"Sepertinya Jaemin semakin terkenal, ya." Cicit Haechan yang dibalas pelototan Renjun.

Renjun pun menyerukan omelannya, "Anak populer biasanya sombong dan memanfaatkan visualnya, hati-hati! Jangan termakan bujuk rayu Jaemin."

Haechan tertawa melihat raut wajah Renjun, "Bagaimana jika suatu hari kalimatmu itu menjadi boomerang?"

Renjun ingin sekali memukul Haechan tetapi sudah hilang terlebih dahulu. Renjun menuju ke ruang broadcasting, dirinya berniat menjadi penyiar radio sekolah selain menjadi anggota paduan suara. Saat sudah berada didalam ruangan dan bertemu dengan anggota lainnya, Renjun merasa ada yang aneh dengan para anggota lain.

Ruangan ini terasa lebih bersinar dari sebelumnya, seperti ada yang- Renjun tersenyum masam. Ada Jaemin diruangan itu, menyebalkan. Sepertinya Renjun salah mendaftar ekstrakulikuler.

"Halo, saya ketua ekstrakulikuler broadcasting. Mark Lee, tahun kedua kelas IPA 3. Salam kenal, ya." Laki-laki dengan kacamata itu membagikan lembaran kertas berisi pengertian tentang ekstra ini.

'Tampan, ya.' Batin Renjun saat mengamati kakak kelasnya itu.

Renjun menoleh kearah kanan karena dirasa ada seseorang yang memperhatikannya, Jaemin menunduk menghadap kertas dihadapannya saat ketahuan oleh Renjun. Sepertinya akan ada perang dingin.

Renjun memutarkan pandangannya malas, 'Apa-apaan Jaemin itu?'

Para anggota broadcasting mengikuti instruksi awal tentang radio school, disini mereka akan bertugas untuk siaran radio, pengumuman langsung dan masih banyak lagi. Setiap murid yang baru bergabung harus menyumbangkan minimal 1 ide untuk dimasukkan dalam segmen radio school.

"Jaemin, ada ide untuk segmen tambahan. Kudengar kamu menjadi juara pertama saat mos kemarin? Teman-temanku terus membicarakan soal ketampananmu, jadi aku penasaran" Mark membenarkan kacamatanya yang turun.

Jaemin tersenyum simpul, "Tidak, kak. Saya tidak setampan itu, kakak jauh lebih tampan."

Mark tertawa, "Merendah untuk meroket? Aku ingin mendengar apa si tampan ini bisa menyalurkan idenya."

"Suara anonim dan ruang halu." Jawabnya secara mantap.

"Baru 17 tahun sudah kenal cinta-cinta," Mark tertawa.

MASA SMA - JAEMRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang