Kapten's
Jangan lupa vote dan ikuti akun ini untuk rekonstruksi kapal yang lebih baik. Intip jalur pelayaran lainnya.
"Renjun, aku bisa jelasin." Jeno mengejar Renjun dan mencoba untuk meraih tangannya.
Bukannya mendapat respon yang baik, Renjun justru mengibaskan tangan Jeno, "Jelasin apa? Insiden ciumanmu sama cewek itu? Gak perlu."
Mereka berada di koridor sekolah Renjun saat pulang sekolah, tentu saja banyak yang menyaksikan mereka berkelahi termasuk Jaemin dan gerombolannya. Haechan baru saja keluar dari kelas dan mendapatkan pemandangan berupa sepupunya yang sedang berkelahi di koridor, Jeno memang urat malunya sudah putus.
"Apa? Tidak perlu minta maaf, aku juga ciuman sama laki-laki lain." sentak Renjun.
Jeno masih tetap berusaha meraih tangan Renjun, "Ren, dengerin penjelasanku."
"Penjelasan apa? Soal kamu bejat? Aku juga bisa jadi bejat." Perkelahian sepasang kekasih ini semakin menjadi, ditambah dengan beberapa siswa lainnya menggerombol. Mereka tidak pernah melihat primadona sekolah marah seperti itu, terlebih pada hubungan asmaranya.
Jeno pusing karena Renjun terus mencercanya dan tidak memberikan kesempatan dirinya berbicara, sebelum akhirnya dia melayangkan tinju ke arah Renjun. Namun, dengan sigapnya Jaemin menangkis tangan Jeno.
"Kalau tidak bisa membahagiakan kekasihnya, lebih baik dia untukku saja." beberapa anak bersorak ketika melihat Jaemin merangkul Renjun yang hampir menangis.
"Kita putus." Final Renjun sebelum pergi dari tempat itu.
Haechan berjalan mendekat ke arah Jeno, "Tolol!" sebelum akhirnya meninggalkan Jeno.
Beberapa siswa memutuskan untuk bubar, takut menjadi sasaran amarah Jeno jika terus melihatnya. Kecuali satu orang yang justru semakin mendekat ke arah Jeno.
"Hai, aku Karina."
Hari ini Jaemin tidak membawa si tutut, berakhirlah mereka jalan kaki sampai di kafe Pak Jaehyun. Renjun yang menangis setelah melihat papanya pun berlari dan memeluknya sembari terisak, meninggalkan Jaemin yang berdiri dibelakang sendirian. Putra semata wayangnya itu bercerita sembari menangis, membuat Jaehyun tertawa.
"Papa kenapa ketawa, ih!" omel Renjun.
"Terus papa harus ikut sedih?" goda Jaehyun, "Jaemin tolong meja kasirnya sebentar."
Jaemin yang dimintai tolong pun langsung pergi ke kasir dan mengambil alih pekerjaan bosnya itu, sepertinya membiarkan anak dan ayah itu berbicara adalah ide yang bagus.
Tidak ada yang terjadi setelah itu, baik Renjun maupun Jeno. Kemarin Haechan pergi menemui Renjun dan menyampaikan permintamaafan Jeno serta dirinya, menjodohkan keduanya memang bukan hal yang benar untuk dinilai. Hubungan Jaemin dan Renjun pun membaik seperti biasanya, benar-benar seperti biasanya. Tom dan Jerry, tanpa sebuah deklarasi cinta dan mencintai mereka berdua sudah memahami perasaan satu sama lain.
"Lulus nanti, mau nerusin dimana, Ren?" tanya Jaemin setelah membukakan sebotol susu pisang untuk Renjun.
Renjun menerimanya dengan baik, "Universitas sebelah, kamu?"
Jaemin mengangguk-angguk, dirinya berdehem sembari menelusupkan lengannya pada belakang tengkuk Renjun, "Ekhem, kalau aku mau kerja. Hitung-hitung ngumpulin uang buat ngelamar kamu." Ujarnya sembari melirik Renjun.
Renjun tertawa lalu menelusupkan wajahnya pada dada Jaemin, dirinya malu sekali!
Ujian kelulusan sebentar lagi tiba, Jaemin maupun Renjun keduanya saling berpesan untuk menaikkan nilai dan menjaga reputasi untuk meraih nilai kelulusan yang bagus. Keduanya pun sudah sepakat untuk tidak berkomunikasi selama ujian dan berfokus pada materi, Renjun dengan impiannya dan Jaemin dengan impiannya. Sama-sama saling berbagi waktu untuk mewujudkan impian masing-masing sebelum impian mereka bersama.
Jaemin tidak berbohong saat ingin melamar Renjun, dirinya sudah berbicara dengan bundanya dan tentu saja ditolak. Bundanya bilang dirinya harus kuliah dan meraih gelar yang tinggi lalu mewarisi perusahaan kecil milik ayahnya, begitu pula dengan ayahnya. Jaemin mengerang dan memutar otaknya agar permintaannya disetujui.
"Kalau Jaemin langsung bekerja saja bagaimana, yah?"
Ayahnya tertawa mendengar pertanyaan putranya itu, "Kamu ini, kebelet sekali menikah. Ada apa?"
Jaemin merengut, "Takut kalau digondol orang lagi."
"Ya, sudah. Pacaran dulu juga tidak apa-apa." Usul sang ibunda.
Sepertinya itu memang ide terakhir yang mendapat kesepakatan, baiklah. Setelah ujian selesai dirinya akan segera menyatakan perasaannya pada Renjun, ia melirik tanggalan dan besok adalah hari ujian terakhir. Ayo semangat, Jaemin!
Topi toga tersemat pada kepadanya setelah berhasil menempuh pendidikannya disekolah menengah atas, Renjun berhasil menduduki peringkat kedua pararel untuk nilai ujian sekolahnya, Jaemin ikut senang atas pencapaian Renjun. Jangan tanya Jaemin, dirinya hanya duduk diperingkat 15 pararel dan cukup senang atas usahanya.
Kedua laki-laki ini duduk disamping ayunan taman sekolah setelah acara kelulusan usai dilaksanakan, hanya terdiam setelah saling pamer nilai dan mengejek. Seperti sedang memikirkan kata-kata yang tepat dan perasaannya.
"Kamu, universitas itu, jadi?" tanya Jaemin ragu.
Renjun mengangguk-angguk, "Kamu sendiri? Jadi kerja?"
Jaemin memasang wajah masamnya lalu duduk merosot sembari merengut, "Tidak. Ayah bilang harus kuliah dulu sampai dapat gelar baru boleh bekerja."
Renjun tertawa, ia merapikan poni Jaemin, "Kalau begitu ayo kita kuliah bersama."
Jaemin sumringah dan membenarkan letak duduknya, ia menyetujui usul Renjun, "Renjun."
"Hm?"
"Aku tidak mau kehilangan kamu lagi setelah ini, ayo pacaran sampai lulus kuliah. Kalau aku udah kerja, ayo nikah." Sangat singkat dan inti, namun sukses membuat Renjun menghangat. Ia memeluk Jaemin sembari menggumamkan kata iya.
Setelah masa SMA terbitlah masa kuliah, dimana Jaemin dan Renjun sudah memiliki kehidupan sementara dalam rumah tangga. Keduanya sepakat untuk masuk universitas yang sama dan tinggal dalam satu rumah setelah kedua orang tuanya saling bertemu, tidak akan mudah menjadi seorang mahasiswa. Pasti ada banyak lika-liku dalam kehidupan mereka berdua, hubungan mereka pun akan diuji oleh banyaknya pendatang pada hidup mereka.
Kapten's
Mendeklarasikan bahwa buku Masa SMA telah mencapai pelabuhan jaemren dengan selamat, diharap para penumpang turun dari kapal dengan hati-hati dan memperhatikan barang bawaan masing-masing. Mengingatkan kembali kepada seluruh penumpang untuk meninggalkan jejak guna mendukung perkembangan kapal yang dipimpin oleh Kapten Divo.
Salam manis dari tahun 2017 menuju 2021 sebagai waktu lamanya berlayar, Kapten Divo.
![](https://img.wattpad.com/cover/212706281-288-k343505.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MASA SMA - JAEMREN
FanfictionTitik koordinat kami bertemu pada tahun 2017, hingga membentang menuju koordinat lain pada tahun 2020. Warn f u : stfu if y'r a homophobic