28 - Psycho

624 59 48
                                    

Saint

"Kau memang adikku yang baik.."

"Saint.."

"..."

Muak.

Satu kata itu sudah bisa mewakili ribuan kata yang ingin aku katakan pada Kavin yang kini berdiri di belakangku.

Aku tidak yakin dia mendengar percakapanku dengan Mark karena aku berani memastikan pintu kamar tertutup sesaat setelah Mark mengekoriku. Namun tiba-tiba dia kini muncul seakan tahu apa yang aku dan Mark bicarakan.

Pria ini, bagaimana aku harus menjelaskannya? Seseorang yang pernah aku anggap dewa kini telah menjelma menjadi iblis yang keluar dari bara, dengan senyuman yang paling menjijikkan yang pernah aku lihat. Dengan kuasanya ia mengurungku seumpama tahanan, dan gilanya itu dilakukannya di apartemenku sendiri.

Dan di depan Mark, aku mengatakan semua pembelaan untuk Kavin, namun aku bersumpah itu semua bukan kehendakku. Seperti yang aku katakan, iblis ini tidak hanya mengurungku namun mengancamku untuk tidak membongkar kebusukannya. Ia tahu kelemahanku, tidak mungkin aku menghancurkan kembali hati ibuku dengan mengatakan semuanya. Aku memang ingin memberi keadilan untuk Perth, namun di sisi lain aku tidak ingin mengecewakan satu-satunya wanita yang paling aku cintai di dunia ini.

Lihatlah, sekarang semua orang membenciku. Bahkan ibu pasti akan ikut membenciku.

Harus bagaimana aku menghadapi dunia setelah ini?

"Kau yakin tidak ingin makan makanan yang lain?"

Kavin mengalihkan pembicaraan, sesuai tujuan awalnya ia menemuiku, mungkin atas permintaan ibu. Iblis ini kini memakai kembali topeng untuk menutupi seringainya.

Mulutku tertutup rapat, tak sudi menjawabnya.

"Baiklah..", mengerti tak kunjung mendapat jawaban dariku, Kavin berbalik dan melangkah menuju pintu.

"..."

Aku menatap pantulan tubuh tinggi Kavin di jendela. Ingin aku menghajar wajah orang yang sudah menghancurkan kehidupanku ini.

"Kau pikir aku tidak akan melakukan sesuatu?", desisku dengan tangan terkepal erat. Perkataanku ini membuat langkah Kavin langsung berhenti di tengah kamar.

"..."

"Kau mungkin kini bisa membungkam mulutku.."

"Namun aku bersumpah, cepat atau lambat kau akan mendapatkan balasan atas semua perbuatanmu.."

Benar.

Mungkin tidak saat ini, namun keadilan untuk Perth akan terus aku perjuangkan.

"Tunggu sebentar, Perth.."

"Tunggu aku.."

"..."

Kavin membalikkan tubuhnya, kembali menatapku melalui pantulan kaca dari tempatnya berdiri.

"Memangnya apa yang akan dilakukan oleh adik kecilku ini, huh?", ia terkekeh diakhir kalimatnya.

Adik?

Kavin seperti sedang mengolokku.

"Hubungan darah memang kuat, namun aku tidak mengira jika kekuatan itu bisa membutakan hati nuranimu sehingga kau tidak bisa membedakan yang benar dan yang salah.."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ESCAPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang