1 - The Best Lover Ever

2.1K 187 77
                                    

Angin di awal bulan juli berhembus begitu kencang menerbangkan setiap helai daun di sepanjang jalan di halaman kampus. Beberapa saat yang lalu kelas baru saja selesai, tanpa lagi mengulur waktu, Saint langsung melesat meninggalkan kelas, setengah berlari menuju mobilnya yang terparkir di area parkir kampus. Beberapa kali tas yang tersampir di pundaknya hampir terjatuh, karena tangannya saat ini sibuk mengirim pesan kepada Mean, temannya yang masih ada di dalam kelas.

Langkah kakinya melambat saat memasuki area parkir. Jemari kurusnya menyisir rambut hitamnya sebisanya, mencoba merapikan helai demi helainya, setidaknya agar tidak terlihat berantakan. Pemuda tampan itu menghampiri mobil hitam yang terparkir tak jauh dari mobil miliknya. Seperti ada magnet yang menarik garis senyum di wajahnya, Saint tidak bisa berhenti tersenyum sejak tadi, dan dengan setengah membungkuk, ia mengetuk kaca mobil di depannya,

"Hey.."

Senyuman di bibirnya semakin lebar, tatkala seraut wajah tampan kini terlihat tepat di depan wajahnya. Jika ada yang mengatakan bahagia itu sederhana, ya, itu benar, karena hanya ketika melihat mata teduh sang kekasih menyipit ketika tersenyum membalas sapaannya, sudah bisa membuat Saint sangat bahagia.

"Kelasmu sudah selesai?", tanya Zee, kekasihnya, Saint menjawabnya dengan menganggukkan kepala antusias, lalu tangan sang kekasih terulur mengelus pelan rambut Saint, kembali ia tersenyum,

"Kita pergi sekarang?"

"Tunggu sebentar, aku harus menitipkan kunci mobilku pada Plan.."

"Plan?"

"Ya. Aku menitipkan kunci padanya karena Mean masih ada kelas.."

Pandangan Saint mengedar ke seluruh area parkir, mencari sosok Plan yang akan menemuinya sesuai permintaan Mean. Saint menegakkan tubuhnya, berharap Plan segera datang, karena sejujurnya ia tidak bisa menunggu terlalu lama. Saint ingin segera pergi bersama kekasihnya!

Hari ini tiba-tiba Zee mengajak Saint untuk berkencan.

Dan pemuda tampan itu hampir saja berteriak kegirangan di dalam kelas saat membaca pesan ajakan kencan yang dikirim sang kekasih. Dengan alasan sebagai permintaan maafnya di hari ulangtahunnya minggu lalu, maka di siang ini, Zee menyempatkan diri untuk menjemput Saint di kampusnya, sebenarnya Saint tidak peduli kemana Zee akan mengajaknya pergi, karena baginya moment saat dimana ia bisa berduaan dengan sang kekasih lah yang paling dinantikannya. Karena bertemu dengan Zee menjadi langka di tengah kesibukan pria itu akhir-akhir ini. Tetapi meskipun ia harus berjibaku dengan pekerjaannya, ternyata Saint masih menjadi hal penting dalam hidup Zee.

Menyadari hal itu, Saint serasa terbang ke awan.

"Saint!"

Merasa terpanggil, Saint membalikkan tubuhnya ketika suara yang terdengar familiar meneriaki namanya. Terlihat seorang pemuda bertubuh kurus berlari ke arah Saint, rambutnya tampak berantakan, tak ubahnya seperti kemeja yang ia kenakan, beberapa kancing teratasnya terbuka, memperlihatkan kulit putihnya. Plan, pemuda itu merangkul pundak Saint, dan dengan senyuman khasnya, ia menyapa Zee yang masih duduk di belakang kemudi,

"Hai Kak Zee!"

Zee hanya tersenyum sebagai balasannya. Tak mau membuang-buang waktu, maka Saint langsung menitipkan kunci mobilnya pada Plan, untuk dibawa pulang oleh Mean. Mobil ini adalah hadiah pemberian kakaknya, Kavin, ketika ia berhasil masuk universitas ini. Kavin adalah satu-satunya saudara kandung Saint, usia mereka terpaut 3 tahun. Menjadi adik lelaki satu-satunya membuat Kavin sangat protektif terhadap Saint. Bahkan saat pertama kali Saint mengatakan orientasi seksualnya, Kavin lah yang menjadi orang pertama yang menangis, tidak pernah menyangka jika ternyata adiknya itu berbeda. Ketika orangtuanya menentang, bahkan terlihat sangat terpukul, Kavin hadir sebagai pahlawan bagi Saint. Ia memberi pengertian kepada orangtuanya, meskipun sebenarnya dirinya sendiri sedang berdamai dengan pergolakan hatinya, karena nyatanya, ia juga masih berusaha mengerti tentang jati diri adiknya ini. Tapi apapun itu, Saint selalu merasa beruntung memiliki Kavin sebagai kakak yang menyayanginya melebihi segalanya.

ESCAPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang